BAGIAN 21

10.7K 2.7K 1.6K
                                    

Thanks visualisasinya, SM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks visualisasinya, SM.

**




Sejak awal, Julian sudah menduga bahwa menargetkan seseorang setinggi wakil presiden negara tidak akan mudah.

Para penjaga asli berjumlah cukup banyak dengan pakaian lengkap dengan senjata masih berkeliling di sekitar gedung halaman utama.

Julian sudah memasuki halaman utama sementara Bima sudah dari 20 menit yang lalu menyusup ke bagian belakang gedung. Tapi bahkan saat acara sudah ingin dimulai, tidak ada pergerakan sama sekali dari pria itu.

Brian terus-terusan mencoba menghubungi Bima dengan alat komunikasi yang mereka punya. Tapi tetap tidak ada jawaban.

Julian sedari tadi hanya duduk berdiam diri di dekat meja pesta yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis makanan sajian khas Italia. Bocah itu tugasnya hanya makan dan makan. Sepertinya setelah ini Julian akan kesusahan berlari karena kekenyangan.

Setengah jam berlalu, Santino sang Wakil Presiden sekaligus target mereka itu akhirnya keluar dari pintu utama gedung untuk menaiki mimbar. Para pengunjung dan masyarakat berdiri dan bertepuk tangan sebagai bentuk penyambutan.

Julian mau tidak mau berdiri. Pikirnya tadi Bima akan membunuh Santino secara diam-diam selagi belum keluar dari gedung. Tetapi saat melihat target mereka masih selamat, membuat Julian jadi berpikir macam-macam.

Julian menekan salah satu tombol di alat bagian telinga nya agar terhubung dengan Bima, "Bang, lo kalo mati kabarin gue ya."

Jika hanya menekan satu tombol maka suara Julian tidak akan terdengar sampai ke kantor utama.

Tidak ada jawaban, Julian berkata lagi dengan nada sedikit gelisah, "Bang lo jangan mati dulu dong. Kita belum nikah."

Tepat beberapa detik setelah itu, suara ledakan cukup besar terdengar menggelegar dari atas mimbar. Disana, Santino seketika terkapar di tanah akibat bom yang terpasang di tubuhnya meledak dan membunuhnya saat itu juga.

Julian yang masih mengunyah makanan itu terlonjak bersamaan dengan pengunjung lain. Remaja itu langsung berlari dan bergabung dengan kerumuman yang tiba-tiba berlarian. Ingat, Julian harus berpura-pura menjadi pengunjung.

Secara samar Julian mendengar salah satu penjaga dari arah samping memberi kode melalui alat komunikasi, "Ada pengunjung yang melihat Athaya hadir hari ini. Tutup semua akses gerbang dari halaman utama." Ucapnya sambil berlari.

Julian menggigit bibir bawahnya sedikit gelisah. Rencana Bima sudah cukup baik dengan meletakkan bom di tubuh Santino sehingga tidak akan ada yang mencurigainya selama tidak menampakkan diri.

Tetapi kesalahan yang sudah mereka perbuat adalah saat di halaman luar tadi mereka sempat mengobrol cukup lama dengan seseorang. Ada kemungkinan Bima dikenali. Bahkan Julian juga menyebut-nyebut Athaya saat bicara.

THE ATHAYA - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang