" Allah mempertemukan dua insan ditempat yang tak terduga"
- zaujati haddiyatul'umri
Khalisa baru saja selesai mengikuti kajian di kampusnya. Tak luput ia pun menghubungi kakaknya bahwa ia pulang terlambat dan tidak perlu menjemputnya.
Kini Khalisa berjalan jalan kecil sembari menunggu pesanan ojek online. Ia melihat empat orang anak siap untuk menyebrang, namun mereka kesulitan dengan berbagai kendaraan yang berlalu lalang. Khalisa pun berinisiatif membantu anak anak kecil itu untuk menyembrang.
" Dek, kakak bantu nyebrang ya" Tawar Khalisa.
" Iya kak" Ucap mereka serentak.
Khalisa menggenggam tangan kedua anak itu sementara yang lainnya menggenggam tangan satu sama lain.
Dengan hati hati, melihat kanan dan kiri Khalisa hampir berhasil menyembrangkan keempat anak itu, namun naas terlihat mobil yang melaju cepat kearahnya.
Khalisa hanya berdiam diri, ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, ia tidak bisa egois, bagaimana nasib anak anak ini jikalau ia lari untuk menyelamatkan diri.
Khalisa pun hanya bisa memeluk keempat anak itu, dan menjadikan badannya sebagai tameng, ia membelakangi mobil yang melaju cepat kearahnya.
Ia menghela napas, ia hanya bisa pasrah kepada sang Khalik.
" Ya rabb, tolong selamatkan anak anak ini, mereka masih kecil, mereka tidak berdosa" Batinnya.
Brak
Banyak orang yang menyaksikan kejadian tersebut berteriak histeris, mobil itu menabrak pembatas jalan, sementara Khalisa termenung ditempatnya.
Khalisa menghela napas panjang, ia benar-benar syok, hampir saja ia terpental beberapa meter dari tempatnya ia berada, untung saja keberuntungan sedang memihaknya, tersisa 30 cm sebelum mobil itu menyentuhnya. Tapi untung saja sang sopir berhasil menguasai kemudinya.
Ia pun segera mengajak anak anak untuk menepi. Jantungnya berdetak tak karuan, ia masih syok, tak henti hentinya Khalisa mengucapkan kalimat istighfar.
Kemudian Khalisa bergegas menghampiri sang pengemudi mobil itu, kerana sedari tadi sang pengemudi tidak keluar. Berbagai pikiran negatif bermunculan di otak cantiknya. Bagaimana bila si sopir itu terluka atau pingsan. Khalisa dibuat panik karenanya.
Khalisa pun mengetuk kaca mobil, harap harap si pengemudi membukanya. Lalu Khalisa melihat kearah badan depan mobil yang tidak terbentuk. Banyak sekali goresan goresan di body mobil tersebut.
Tak lama pintu mobil pun terbuka, menampakkan seseorang yang terluka di bagian pelipisnya. Orang itu masih memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.
Khalisa nampak khawatir melihat darah yang mengalir di pelipis orang yang ada di hadapannya itu. Khalisa takut takut menanyakan keadaan orang itu, namun tak sempat. Orang itu malah menanyakan keadaannya.
" Mbaknya nggak apa apa kan? " Tanya orang itu dengan nada khawatir.
" Maap sekali mbak, sepertinya mobil saya remnya blong. Tapi syukurlah kecelakaan dapat terelakkan " Ucapnya penuh sesal.
Khalisa tidak bergeming dengan orang yang ada dihadapannya, sungguh harusnya ia yang khawatir dengan keadaan orang itu bukan malah sebaliknya.
" Mbaknya nggak apa apa kan? Apa ada yang sakit? , kalau ada biar saya bawa kerumah sakit? " Tanyanya lagi penuh kekekhawatiran.
" Eh nggak kok, saya nggak apa apa, yang harus ke rumah sakit itu masnya bukan saya, itu lukanya harus segera diobati pasti sakit kan" Ucap Khalisa penuh rasa khawatir.
" Oh syukurlah kalau begitu, sakit sedikit itu biasa mbak, sekali lagi saya minta maap ya mbak"
" Iya nggak apa apa, lukanya segera di obati ya mas takutnya infeksi " Ucap Khalisa takut takut.
" Iya, mbak bisa tolong carikan saya taxi?, kok ini jalannya jadi remang-remang gini ya mbak" Keluh orang itu.
Khalisa hanya tersenyum kecil mendengar keluhan orang itu, iapun segera menyetop taxi yang lewat.
" Silahkan mbak masuk, biar saya yang bayarin" Ucap orang itu sembari memberikan lembaran uang ke sopir taxi.
" Lhoo.. Kok saya bukannya ini buat masnya pulang? " Bingung Khalisa.
" Bukan, Anggap saja ini sebagai permintaan maap dari saya ya mbak, mohon di Terima" Orang itu tersenyum manis ke arah Khalisa, Khalisa hanya bisa menundukan pandangannya. Khalisa tak habis pikir. Kenapa ada orang sebaik orang yang ada di hadapannya. Ia mengira orang itu akan marah dan meminta pertanggungjawabannya ternyata perkiraannya salah.
" Eh tapi saya sudah pesan ojol "
" Batalin saja mbak, ntar saya bayar " Entengnya.
" Nggak bisa gitu dong mas, kasian ojolnya" Semprot Khalisa.
" Ya kan saya yang bayar mbak, jadi mbak nggak usah khawatir " Kekeh orang itu.
" Oalah gitu ya mas, Makasih ya mas" Putus Khalisa tanpa mau berdebat dengan orang asing yang ada di hadapannya itu. Khalisa pun langsung memasuki taxi tanpa mau berlama lama dengan orang yang hampir menabraknya, walaupun ia juga khawatir dengan keadaan orang itu.
" Oh ya nama mbaknya siapa? , saya ghibran" Tanya ghibran sembari memperkenalkan diri.
" Khalisa"
Tak lama taxi pun melaju meninggalkan ghibran. Ghibran menatap kepergian Khalisa dalam. Baru kali ini ia bertemu dengan gadis yang mampu membuat jantungnya berdetak tak seperti biasanya.
Ia menatap kearah langit. Hampir saja ia menambrak orang yang tidak bersalah karena kecerobohannya karena tak sempat memeriksa rem mobil.
Tanpa sadar ghibran tersenyum mengingat interaksinya tadi bersama Khalisa. Gadis itu tak henti hentinya mengkhawatirkannya, namun yang unik disini, gadis itu tak berani kontak mata dengannya. Ada keinginan dihatinya untuk memiliki Khalisa. Namun ia sadar, ia tidak bisa mendahului takdir. Bagaimana jika yang menghampirinya terlebih dahulu itu kematian ataupun sebaliknya, oleh karenanya Biarlah takdir yang menentukan kehidupannya. Mengalir sesederhana air.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Assalamu'alaikum readers.. .
Jangan lupa kasih semangat penulis dengan cara klik bintang dan komen. Jazakillah khoir🤗...Note:
In syaa Allah up satu kali sehari/selang hari.
Mohon maap bila ada typo karena belum sempat revisi.Have a nice day 🤗
Wassalam
Bandung, 11 july 2021
Purple_butterfly29.
KAMU SEDANG MEMBACA
zaujati hadiyyatul 'umri (Hiatus)
Novela JuvenilSepasang luka yang saling menyembuhkan.... Sepasang luka berakhir saling mencintai... . . . . Pernikahan adalah moment bahagia bagi setiap orang terkecuali Khalisa naadhira. Dihari pernikahannya ia harus merasakan sakit teramat dalam. Pernikahan...