CHAPTER 44 "You'r mine"

651 89 31
                                    

Sisa dua hari masa berlibur para geng somplak dan besok mereka harus kembali pada rutinitas. Jadi, malam ini mereka putuskan untuk menikmati udara malam dengan secangkir teh hangat, sehangat senyum yang diam-diam disematkan seorang pria untuk gadis pujaannya, gadis yang tampak begitu bercahaya di antara temaramnya suasana malam itu.

Sanur tak henti-hentinya memandangi Rara-gadis punjaan yang tak akan pernah ia miliki. Baginya menikmati senyum Rara dari jauh sudah lebih dari cukup. Karena bagi Sanur, cinta bukan perihal memiliki apa yang kita cintai, namun memberikan segala yang terbaik untuk hal tersebut. Sanur tahu, Rara begitu mencintai Kevan dan ia berharap gadisnya bahagia bersama orang yang ia cintai.

"Ra, kue nya enak. Beruntung banget Bangke dapat istri kaya Rara mah." Imam menimbrung memecah keheningan.

"Yee mana ada, yang bener itu Rara beruntung punya suami kaya gue. Ganteng, setia, bertanggung jawab dan paling penting, gue idaman para kaum hawa," koreksi Kevan dengan wajah pongah.

Rara merasa tidak terima, ia menatap sinis lalu mengerling ke Kevan "Bohong, Rara ga merasa beruntung kok, bang Kevan ini sering jahat ke Rara, suka aniaya Rara sesuka hati," balas Rara tak mau kalah.

Sabrina yang duduk bersandar di bahu suaminya pun jadi terduduk. "Serius Ra? Kamu diapain?" tanyanya dengan wajah cemas.

Kevan pun menjadi ikut panik, dia menggelengkan kepala cepat, karena takut dituduh melakukan KDRT "Ga, bohong. Woi bocil! Kapan gue nganiaya elu? Jangan menggiring opini publik ya!" tegasnya dengan mata melotot.

Samuel, Imam dan Sanur yang sudah tau seperti apa endingnya hanya bisa tertawa

"Iya kak, kepala Rara sering ditoyor seenaknya,  disuruh nyuci baju bersih, terus bang Kevan pernah beli ciki sekarung terus sampahnya ditebari di seluruh kamar, remahannya dicecerin kemana-mana. Kejam banget kan? Padahal mami sama papi nya baik, tapi anaknya durjana begini, kaya ibu tiri," jelas Rara dengan wajah nelangsa, menceritakan segala ke-dzoliman Kevan selama ini.

Terlalu sering berinteraksi dengan Imam membuat Rara ketularan lebay pria itu, begitu pikir Kevan.

"Aelah, kejadian lama masih aja diungkit," bisik Kevan lega.

Sabrina menggeleng sekaligus lega mengedarkannya. Dia tau Kevan tidak akan melakukan kekerasan, walaupun tidak dipungkiri pria itu memang memiliki kesamaan seperti suaminya, jahil dan kadang tidak memikirkan resiko yang ditimbulkan akibat ulahnya itu.

"Eh San, kenapa sekarang lu jadi banyak diam sih? Lu ada masalah?" tanya Imam tiba-tiba.

Sanur yang ditanya pun hanya terkekeh "Ga papa, lagian ga ada yang ngajak gue ngomong soalnya."

"Eh iya juga ya." Imam cengengesan sambil menggaruk kepalanya.

Rara mengangguk setuju seraya tertawa kecil "Ya udah sini ngomong sama Rara aja," celetuk gadis itu "Gimana kabar Kimmi anak Rara yang gemoy itu?" tanya Rara membuka percakapan.

Pertanyaan yang dilontarkan Rara sukses membuat sepasang suami istri terkejut hingga mulut keduanya ternganga. Bahkan Samuel dan Sabrina tidak sanggup menanyakan maksud dari percakapan yang baru saja mereka dengar.

"Makin gemuk, Ra. Hobinya makan. Udah gitu sekarang pinter banget acting." Cerita Sanur dengan penuh semangat.

Mata Rara tampak berbinar dengan pembicaraan ini, melupakan kehadiran empat makhluk lainnya dengan eskpresi beragam, tapi yang paling mendominasi adalah, kerinyitan dahi sepasang suami istri yang tengah dilanda kebingungan dan juga ekspresi jengah seorang Kevan Englakaci,  seolah-olah hanya ada mereka berdua disana.

"Acting gimana? Duh Rara jadi kangen nih." Gadis itu berseru girang.

Sanur mengangguk antusias, sebelumnya dia hanya diam seperti tidak tertarik dengan kegiatan mereka di sana. "Iya, Ra. Masa ya, pagi sebelum subuh aku kasi makan, eh dua jam kemudian dia pasang muka melas ke adik gue, terus melas lagi kek Mama, sampe mama ngira gue ga bertanggung jawab sebagai bapak asuh." Cerita Sanur diakhiri dengan kekehan keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Babunya Mr PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang