"Harum mawar di taman, menusuk hingga ke dalam Sukma, yang menjadi tumpuan rindu dan cinta. Bersama di sore itu, menuju senja bersama hati yang terluka,"
~ Payung Teduh : Menuju Senja ~
•
•
•Happy Reading
Gadis berperawakan lembut, namun tegas saat matanya menatap seseorang itu. Tengah menumpuk buku-buku referensi menjadi satu, menandai setiap halaman yang baru selesai, ia baca. Namun perhatiannya teralihkan saat teleponnya, berbunyi dari saku celana.
"Assalamualaikum, halo?"
"Waalaikumussalam, jadi ke rumah? Kamu udah pulang belum? Kalau udah, aku siap-siap buat jemput," cerocos anak laki-laki di sebrang telepon sana, yang membuat Nadiya bingung harus menjawab apa.
"Jadi kok, ini baru siap tandain tugas. Kamu nggak usah jemput. Aku naik angkot aja," jawab Nadiya cepat, agar pria yang berada di panggilan telepon itu tidak perlu menjemputnya.
Setelah insiden semalam sore, Nathan jadi ambil cuti kuliah, selama 3 hari. Nathan nya tidak apa-apa. Tapi, Rakha nya, yang koar-koar bilangin ke Dosen. Agar Nathan di beri cuti, bukan cuti melahirkan, tapi cuti sakit.
"Nggak! Aku jemput pokoknya," bantah Nathan, yang sungguh-sungguh tidak mau Nadiya naik angkot sendiri ke rumahnya. memangnya, laki-laki macam apa dirinya?Sampai membiarkan gadisnya, naik angkot sendiri untuk ke rumahnya.
"Kamu harus istirahat Nathan," Nadiya kekeuh, dengan pendiriannya. Gadis itu khawatir. Apalagi, saat melihat darah kental yang biasanya tidak akan mungkin, mengalir dari hidung anak tengil
modelan Nathan."Laki-laki macam apa aku ini, yang membiarkan pacarnya pergi sendiri?" Kali ini Nathan, lebih mendramatisir nada bicaranya.
"Kamu jemput, aku nggak jadi mampir,"
"Kok gitu?! Nggak bisa!" Suara Nathan jadi terdengar sedikit berteriak bercampur takut, yang membuat Nadiya terkekeh mendengarnya, apalagi saat mendengar Papanya Nathan, berteriak pada Nathan. 'Berisik Nathan, tong ngagorowok!!' begitulah kira-kira kedengarannya.
"Nathan, di rumah ada Papa kamu? Nggak kerja?" Tanya Nadiya penasaran.
"Nggak, lagi males-malesan dia," ledek Nathan yang terdengar tertawa terbahak-bahak, di sebrang sana.
"Nggak sopan kamu," tawa Nadiya, yang membuat Nathan mesem-mesem tidak jelas. Saat mendengarnya.
"Ya udah, aku suruh Rakha antar ke rumah, ya?" Usul Nathan, yang akhirnya memilih opsi lain. Dari pada Nadiya tidak jadi ke rumah.
"Nggak mau, Rakha lagi sibuk di ruang musik. Aku ngeri, liat dia teriak-teriak nggak jelas," bisik gadis itu dengan dengan raut wajah ngeri, saat mengingat apa yang ia lihat, di studio musik tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi | Na Jaemin ✓
Fanfiction"𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂," -𝑫𝒂𝒓𝒊𝒂𝒌𝒖 "𝑩𝒖𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝑵𝒂𝒅... 𝑯𝒂𝒓𝒔𝒂 𝒌𝒖 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖. 𝑻𝒊𝒂𝒅𝒂 𝑴𝒂𝒉𝒍𝒊𝒈𝒂𝒊 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒖..." "𝑵𝒂𝒕𝒉�...