Renjana

473 65 6
                                    

Peringatan Typo dan tulisan berantakan 🎃🎃

# day17
# renjana

Nb; ‘Renjana’ adalah rasa hati yang kuat ( rindu, cinta kasih dan sebagainya ). Renjana juga sering disebut sebagai ‘passion’ atau keinginan kuat untuk melakukan sesuatu.


Sumber; Google 🎃🎃


Tantangan diberikan oleh Moon_seed666


Sebelumnya ...

War sangat bingung mendengar perkataan Yin, tapi dia memilih untuk tidak mempedulikannya. Karena hari ini sudah cukup menyiksanya.

“War, aku tidak bisa mundur,” ujar Yin setelah mengobati bibir War.

“Apa yang sedan---,” sebelum War menyelesaikan kalimatnya, Yin langsung membukam bibir War dengan bibinya.

“Apa yang sedang kalian lakukan!” teriak wanita itu.

Ini disebut kehancuran yang sudah aku rencanakan_Yin


.
.

Seluruh waktu seolah berhenti berputar, karena hari ini aku kembali menabur rasa sakit! Kepada diriku sendiri. Entah sudah ke berapa kalinya hatiku hancur hanya karena seseorang yang menguasai seluruh dunia dan pikiranku. Ciuman yang Yin berikan harus ku bayar dengan tatapan kekecewaan dari ibuku. ”Mama,” ucap War sambil mendorong tubuh Yin menjauh darinya.

Wanita itu menangis, ia menatap kearah putranya dengan kemarahan yang tidak mampu dia jelaskan. Bagaimana bisa? Putranya satu-satunya menancapkan pisau tepat di jantungnya. “War, apa yang baru saja kalian lakukan?” lirihnya dengan air mata yang mulai turun dari pipinya.

Tidak ada jawaban yang bisa aku lontarkan, hanya tatapan penyesalan dan keheningan yang menguasai seluruh ruangan ini. Hingga sebuah suara memecahkan rasa sunyi malam ini. “Aku dan War sedang berkencan,” ucap Yin tanpa memperdulikan wajah hancur wanita yang berada di depannya.

“Yin,” seru War dengan suara parau, ia sangat terkejut mendengar perkataan Yin kepada mamanya.

“Apa yang baru saja kau katakan!” seorang pria paruh baya terlihat begitu kaget mendengar perkataan Yin.

Senyum kecil terukir indah di wajah Yin, karena dia sangat bangga rencananya berhasil berjalan sesuai keinginannya. Ia tahu jika kedua orang tua sudah kembali. Jadi setelah War sadar, Yin menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal ini. “Aku sudah mengatakannya, apa ayah tidak mendengar? Kami sedang berkencan,” ulang Yin sambil menggenggam tangan War.

War langsung melepaskan tangan Yin, lalu berjalan ke arah mamanya. Tetapi, wanita yang selalu menyambut kedatangannya. Hari ini tertuduk sambil melangkah mundur. “Kita harus istirahat sekarang, tolong ... bawa aku ke kamar,” pinta mama War dengan wajah menahan kesedihan yang sangat mendalam.

Ayah Yin langsung membawa istrinya untuk beristirahat, karena ia melihat wanitanya terlihat sangat hancur saat ini. “Kita akan membicarakan ini besok!” ucap papa Yin lalu meninggalkan ruangan ini dengan seluruh kekecewaan yang terukir jelas di wajah mereka.

“Kenapa?” ucap War kepada Yin.

Sambil mengambil beberapa langkah,  Yin berdiri tepat di samping War. “Karena kau menyukaiku!” jawabnya dengan tatapan menghina.

Aku kembali hancur, ekspektasi yang ku bangun untuk Yin. Ternyata salah, pria ini masih seorang Anan yang membenci kehadiranku dan ibuku. “Kau bersandiwara untuk melakukan hal ini?” lirih War, rasa sakit yang muncul di kepalanya tidak cukup kuat untuk menahan luka dihatinya.

Yin terdiam sesaat, jantungnya berdegup kencang hanya karena tatapan yang War berikan. “Kau baik-baik saja?” tanya Yin karena melihat darah mulai mengalir dari hidung War.

Aku langsung menghapus jejak kemerahan yang keluar dari hidungku, dan berlari meninggalkan tempat ini. Tanpa tujuan, aku terus berlari. Air hujan tidak mampu menghentikan langkahku, bahkan rasa sakit yang mulai menguasai kepalaku tetap aku abaikan. Karena aku benar-benar lelah, sangat lelah. “Kau mau ke mana!” bentak Yin yang memang sengaja mengejar War setelah dia pergi.

War kembali menghempas tangan Yin. “Lepaskan!” seru War sambil menatap kearah jembatan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Yin yang menyadari hal itu langsung menarik War untuk kembali ke rumah, karena cuaca di luar sedang hujan. Dia tidak ingin War kembali sakit, tetapi War malah mendorong tubuh Yin dengan kuat. Hingga kepala saudara tirinya tanpa sengaja menghantam batu yang ada di jalan. Yin tidak memperdulikan darah yang mengalir di keningnya, ia langsung berlari ke arah War yang bersiap untuk mengakhiri hidupnya. “Apa yang kau lakukan!” bentak Yin sambil memeluk tubuh War, walaupun ia harus menerima pukulan di punggungnya.

“Lepaskan, aku harus pergi. Bukankah ini yang kau inginkan!” bentak War dengan air mata yang tertutup rapat oleh derasnya hujan.


Dammmmmm ... perkataan War berhasil menyentuh hatinya yang terdalam. Apakah benar ini yang dia inginkan. Tidak! Yin hanya menginginkan keluarganya bersatu. Dia tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup War. “Kau salah,” Yin berusaha mencari pembenaran tentang kejahatannya.

War tertawa, sebuah tawa yang terlihat sangat menyakitkan. “Apa karena kau tahu, aku menyukaimu! Karena itu kau menggunakan cara kotor ini!” teriak War lalu menggigit bahu Yin agar terlepas dari pelukannya. Tetapi tidak peduli sekeras apa dia menyakiti tubuh Yin. Pria itu tetap tidak melonggarkan dekapannya.

Jangan pernah membuatku membangun mimpi, hanya untuk kebahagiaan sesaat ku ...

Karena renjana ini sangat menyiksaku.

Benar-benar menyiksaku.

Dan renjana ku terhadapmu adalah kutukan yang ingin aku akhiri_ War Wanarat.

Tubuh yang awalnya memberontak kembali tenang, dan dengan hati-hati Yin mengangkat War lalu membawanya ke apartemen miliknya menggunakan taksi.

Setelah tiba di dalam apartemen ia mengganti pakaian War, lalu mengompres kepalanya. “Apa aku sudah berlebihan,” guman Yin sambil menyentuh kening War yang terasa sangat hangat, dan dia mulai membersihkan dirinya sesudah memastikan bahwa War baik-baik saja. Saat menatap kaca dia bisa melihat luka yang War sebabkan. “Ini tidak sebanding, bukan?” guman Yin kepada dirinya sendiri.


.
.

Besok pagi Yin sengaja bangun lebih awal untuk membelikan makanan untuk War, tetapi saat di lobi dia tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang. “Maaf,” ucap Yin lalu kembali melanjutkan perjalanannya.


“Dia bisa melihatku?” ucap dewa kematian kepada sosok wanita yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

“Bukankah, ini akan sangat menarik?” ujar wanita itu sambil terus memperhatikan Yin yang mulai menghilang dari pandangannya.

“Apa yang sedang kau rencanakan?” tuduh inhyuk kepada Jane.

“Bukan aku, tapi langit,” jawab Jane lalu meninggalkan tempat itu begitu saja.

Inhyuk menatap kearah langit sambil berkata, “Ini pasti, akan menyakitkan?” gumamnya, dan kembali menjemput kematian seseorang di apartemen ini.

Yin membuka pintu kamarnya, dan melihat War sedang menatap kearah jendela kamarnya. “Kau sudah bangun?” tanya Yin tanpa memperdulikan tatapan kebencian yang War berikan kepadanya.

“Aku ingin pulang,” pinta War dengan nada dingin.

Yin tidak merespon perkataan War, ia malah berjalan ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk War. “Makanlah,” tawar Yin sambil menyerahkan bubur hangat kepada War.

War langsung melemparkan mangkuk itu, ia bahkan tidak peduli jika bubur hangatnya mengenai tangan Yin. “Aku ingin pulang,” War kembali mengulang kalimat yang sama.

Selalu sama ...


Ini sangat menakutkan, melihatnya seperti sekarang ...

Membuatku sangat khawatir ..

Apakah nama dari renjana ini?

TBC ...

Vote dan komentar 🥰 ditunggu 😍

Tag DI_ANH Lemopai Li_LianChris Moon_seed666

Love and Hurt ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang