Peringatan Typo dan tulisan berantakan 🎃🎃
# Day30
# menjura
Nb; membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan. ( Dengan maksud menghormati )
Sumber ; Google 🎃🎃
Tentangan diberikan oleh ... Moon_seed666
Sebelumnya ...
“Kau tahu, Petrichor?” War malah mempertanyakan sesuatu yang sangat asing untuk diriku. “Petrichor?” ulang ku sambil mengerutkan kening untuk mencari ingatan tentang kalimat itu, tapi karena memang kapasitas otakku sangat kecil ... Akhirnya aku mengalah. “Aku tidak tahu,” jawabku sambil mengaruk kepalaku yang tidak gatal.
“Petrichor adalah aroma alami yang di hasilkan saat hujan jatuh di tanah kering, kau harus mengingat hal ini!” kesal War.
“Kenapa?” tanyaku.
“Karena ... aku ingin mencium aroma itu, sebelum kematian ku!” lirih War.
.
.
H-2
Aku langsung menatap kearah War, setelah mendengar perkataan tidak masuk akal dari mulutnya. "Kau benar-benar menderita penyakit berbahaya?" tanyaku sambil meraih tangannya untuk menatap kearahku.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut pria mungil ini, karena War memang berniat menyembunyikan tentang penyakitnya. Ia tidak ingin di kasihani ataupun menjadi beban bagi orang lainnya, apalagi Yin ... pria yang telah menggoreskan luka di hatinya. "Aku hanya mengatakan hal bodoh," jawabku, lalu melepaskan genggamannya untuk kembali menikmati suasana di balkon apartemen kami. Setidaknya hal ini cukup menarik sedikit permasalahan di hidupku. Walaupun ibu sudah memaafkan aku dan Yin, tapi ... aku tidak! Bukan karena tidak bisa melupakan semua kejahatannya. Tetapi aku benar-benar membutuhkan alasan untuk membenci, dan Yin berhak mendapatkan kemarahan dariku. "Aku akan istirahat," ucapku setelah merasa bosan dengan pemikiranku.
Yin tidak menjawab perkataanku, tetapi ia malah menarik tanganku ke meja makan dan memerintahkan kepadaku untuk duduk, sambil menunggunya membuatkan aku makanan. Aku pun langsung menuruti keinginannya, karena sebenarnya aku memang memerlukan energi untuk bertahan hidup. "Aku tidak menyukai sesuatu yang pedas," ucapku sambil memainkan sendok dan piring yang memang selalu di siapkan di meja makan.
"Baiklah, apa kau suka susu?" tanya Yin, lalu mulai membuat nasi goreng spesial buatannya.
"Suka ... tapi aku ingin jus jeruk," jawabku dengan tangan menopang wajahku.
Yin sempat menatap ke arahku sekilas, lalu mulai mengecek kulkas. "Tidak ada jus jeruk," kata Yin kepadaku.
"Tapi aku ingin!" keluhku
"Baiklah, selesai memasak. Aku akan membelinya di toko sebelah apartemen kita!”
War langsung tersenyum setelah mendengar perkataanku, dan aku sangat bahagia. Karena ... aku memang sudah kehilangan akal sekarang, jadi wajar jika apapun perbuatan War. Semuanya mampu membuat aku bahagia, bukankah? Ini sungguh berbahaya ... Aku selalu memikirkan tentang ini setiap harinya, karena luka tidak akan sembuh ... hanya dengan waktu, bukan? Sebab War pasti memiliki luka yang disebabkan oleh diriku. "Makanlah," ucapku kepada War, lalu mulai mencari jaket dan dompet untuk membeli jus jeruk di swalayan. "Setelah makan, jangan lupa untuk meminum obatmu!" perintah Yin sebelum menutup pintu apartemennya.
.
.
Setelah Yin pergi, War langsung menghabiskan makanannya yang layak mendapatkan pujian, karena rasanya benar-benar lezat. "Dia bisa memasak?" gumanku, lalu tersenyum tanpa sadar. Tetapi ... acara makan-makanku harus terganggu dengan suara bel yang tiba-tiba berbunyi. "Kenapa, dia tidak langsung masuk," ucapku sambil membuka pintu, dan seorang wanita seumuran ibuku terlihat berdiri di depan pintu dengan beberapa kantong makanan di tangannya. "Siapa?" tanyaku dengan wajah heran, sebab ini pertama kalinya seseorang berkunjung ke tempat Yin.
"War, bukan?" ucapnya dengan sangat ramah.
Aku langsung menjawab perkataannya, lalu setelah dia memperkenalkan diri. Aku mengizinkan dia untuk masuk. "Yin sedang membeli sesuatu sekarang, bibi bisa duduk dulu. Aku akan membuatkan minuman," ujar War sambil berjalan menuju dapur.
Tapi ibu Yin malah mengikuti langkahku, dan bertanya, "Sejak kapan, kalian pindah ke apartemen?" katanya, lalu membuka kulkas untuk memasukkan makanan yang sengaja dia bawa.
"Baru beberapa hari," jawabku
"Kenapa?" Dia kembali bertanya kepadaku, dan aku mulai merasa sangat canggung dengan situasi kami. "Ayah dan ibu, akan keluar negeri. Jadi kami memutuskan untuk tinggal di apartemen," bohongku, entah sejak kapan. Tetapi aku mulai terbiasa mengatakan kebohongan.
"Keluar, negeri?" ujar ibu Yin sambil menatap wajah War, putra dari wanita yang sudah merusak rencananya untuk kembali ke mantan suaminya.
"Iya," jawab War, lalu ia meletakkan minuman ke meja dan meminta ibu Yin untuk duduk. Tapi wanita paruh baya itu malah mendatangiku, sambil berkata, “Kamu pasti sudah mendengar, bahwa saya adalah salah satu dosen di universitas kalian," jelasnya kepadaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku, sambil menunggu kalimat yang akan dia katakan selanjutnya. "Apa kamu berminat, menjadi asistenku?" tanyanya.
Aku benar-benar kaget, saat mendengar permintaan ibu Yin. Karena War sadar, jika semua ini tidaklah wajar. "Kenapa harus aku?" aku pun bertanya, dengan wajah penasaran.
"Karena saya sudah mengetahui tentang prestasi dan kemampuan kamu, jadi pasti akan sangat menyenangkan bagi saya untuk berkerja dengan orang berbakat, seperti kamu," bohong ibu Yin, ia benar-benar harus melakukan ini. Agar bisa membalas perbuatan ibu War.
War tidak langsung menolak, tetapi tidak juga menerima tawaran itu. Karena saat ia ingin berkata, tiba-tiba pintu terbuka. "Ibu?" ucap Yin saat melihat ibunya sedang berbincang dengan War.
"Kami sudah pulang," jawab ibu Yin sambil berdiri dan memeluk tubuh anaknya. "Ibu datang, karena saat ibu menelepon ke rumah ayah, kamu. Tapi mereka mengatakan jika, anak ibu sedang berada di apartemen." Kata Ibu Yin setelah melepaskan pelukannya.
"Ahhh ... aku lupa mengabari ibu," bohong Yin, sebenarnya dia memang tidak berniat untuk mengatakan hal ini kepada ibunya. Karena setelah mendengar pembicaraan ibunya waktu itu, ia sadar jika wanita yang telah melahirkannya pasti sedang merencanakan sesuatu yang jahat.
"Tidak masalah, tapi ... kamu tidak lupakan? Besok adalah hari peringatan kematian kakek. Jadi, kamu harus memberikan penghormatan kepadanya," ucap ibu Yin.
"Aku tahu, aku bahkan sudah melatih cara memberikan penghormatan dengan benar," jawab Yin sambil berjalan kearah kulkas untuk memasukkan bahan belanjaannya.
"Menjura?"
Yin menatap ibunya. "Ha, Menjura?"
Ibu dan War langsung tertawa melihat reaksi Yin. "Kamu pasti tidak terbiasa dengan kalimat ini?" ujar Ibu Yin kepada putranya.
"Aku seperti pernah mendengarnya, tapi lupa," jawab Yin, lalu kembali ke ruang tamu.
" Menjura 'artinya' menangkupkan kedua tangan, sayang." kata ibu Yin.
"Ahhh ... aku mengerti, ibu tidak perlu khawatir, setelah mengantar ayah ke bandara. Aku akan langsung ke tempat kakek," jawab Yin sambil menatap wajah War yang terlihat sangat canggung dengan situasi ini.
Ibu Yin yang menyadari hal itu, langsung berkata kepada putranya." bisakah ... kamu mengantar ibu pulang?" tanya Ibu Yin.
Yin langsung menyetujui keinginan ibunya, karena War pasti butuh istirahat. "Baiklah," jawab Yin sambil mengambil kunci mobil dan pamit kepada War.
Selama perjalanan menuju mobil mereka hanya membicarakan tentang hal biasa, tapi tiba-tiba langkah Yin terhenti saat mendengar pertanyaan menuntut yang ibunya berikan. "Jika kau harus memilih di antara ibu dan War, siapa yang akan kau pilih?" tanya ibu Yin sambil menatap mata putranya yang sudah sangat berubah.
TBC ...
Jangan lupa VOTE dan komentar!
Tag DI_ANH Lemopai Li_LianChris Moon_seed666
Edisi curhat (TT)
All pasti udah pada nonton The best story eps ter akhirkan? ... Pasti juga ikutan kesal and mewek kayak Ica 😭😭😭 karena rookie benar ‘ahli membuat kesal sejuta umat. Termasuk Ica, jadi karena ibu Dew disana tidak merestui dan membuat Yin akhirnya menuruti keinginannya, jadi dengan berat hati Ica menyampaikan. Jika disini Yin tidak akan mundur untuk mempertahankan War, ingat! Ya ... Karena cinta tidak akan pernah terusik oleh ribuan ataupun jutaan permasalahan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hurt ( End )
FanficWar Wanarat menyimpan perasaan kepada Yin, playboy yang terkenal jahat di fakultasnya. Sedangkan Yin membenci kehadiran War di kehidupannya, karena pernikahan yang terjadi di antara ayahnya dan ibunya War. Tapi, seolah terikat oleh takdir. Mereka b...