O8 | Head over heels

3.7K 433 104
                                    

many typos in this part, but I hope you guys keep enjoying and like^^ dan jangan lupa voment nya yaw!🐾

250 votes update asp.

happy reading~

Setelah semua hasil dari barbeque-an sudah diletakan diatas nampan. Mereka pun bergegas membentuk lingkaran diatas karpet yang lumayan tebal dengan beberapa piring yang terisi diletakkan di tengah-tengah mereka. Tanpa menunggu lama, mereka mulai menikmati sosis dan daging yang tadi sudah diolah.

"Kenapa gak di makan sosis nya?" tanya Ezra menatap penuh tanya gadis berambut sebahu yang duduk di sebelah nya.

Namun nihil, tidak ada jawaban dari sang lawan bicara. Ezra merubah posisinya agar benar-benar menghadap kearah gadis itu,
"Lun?"

Luna menoleh dengan tatapan wajah yang mendadak terkejut, dia pikir Ezra ngomong sama Caca yang kebetulan duduk di samping nya. Ini beneran Ezra ngomong sama dia?

Luna sampe speechless.

"Lo ngomong sama gue?" Luna menatap bingung dan tercengang.

"Iya, emang sama siapa lagi?" Ezra tersenyum tipis, guratan halus di kening nya terlihat cukup jelas.

Sementara Luna masih diam, dia shock. Sejak kapan Ezra memperhatikan dan tertarik dengan kehidupan nya? Buru-buru Luna mengalihkan pandangannya ke lain arah, ia menormalkan detak jantung nya yang tiba-tiba bergerak sangat cepat.

"Ini kenapa jantung gue dangdutan sih anjrit." Gumam Luna dengan suara yang kecil.

Ezra melirik Luna, ia masih menunggu jawaban dari pertanyaan nya tadi.

"Oh. Mmm, gue emang gak terlalu suka sama sosis Zra." Luna tersenyum tipis sembari bergerak salah tingkah, ia menganggukkan kepala untuk meyakinkan jawaban nya pada Ezra.

"Si Luna emang enek kalo makan sosis Zra, katanya enek kayak liat muka Juna." Celetuk Junita yang juga mendengar percakapan dua orang itu.

Mendengar celetukan dari Junita semua yang berada di sana serempak menoleh ke arah Luna, Ezra dan Juna. "Oh jadi selama ini Luna jijik sama lu Jun." Sahut Miko tanpa rasa bersalah.

"Eh bukan gitu maksudnya!" Luna menggelengkan kepalanya keras, dia emang pernah ngomong kayak gitu tapi bukan bermaksud dia emang jijik sama Juna.

Sedangkan Juna yang menjadi bahan lelucon pun tidak terima, pemuda dengan beberapa tindik di telinga itu mengumpat kasar, walaupun mulutnya sibuk mengunyah sosis.

"Anjing lu. Lu juga Lun, lu belum aja liat gua shirtless." Kata Juna menatap kesal Miko dan beralih pada Luna yang menunjukkan raut merasa bersalah.

"Emang ada apaan kalo lu shirtless?" Sambar Risa dengan ekspresi wajah yang songong dan seperti menantang Juna.

"Ada apa hayo?" Bimo yang sedari tadi asyik menikmati daging barbeque pun akhirnya ikut menimbrung.

"Ada dua gunung dan beberapa batuan." Sahut Yoga.

"Anjing batuan, batuan tajam?" Bimo membalas dengan air muka yang berubah dan terlihat menggoda Juna dengan tatapan tengil nya.

Ting!

Tiba-tiba ponsel bercase navy milik Windu mengeluarkan suara notifikasi pesan yang langsung mendapat perhatian dari semua orang yang disana. Buru-buru pemuda dengan wajah tampan itu meraih ponselnya.

𝐅𝐞𝐦𝐚 𝐌𝐖'𝟗𝟕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang