"Mau gimana konsepnya?" Jeffrey mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke meja rapat di Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa).
Gedung Pusgiwa ini terdiri dari sembilan lantai yang dipergunakan sebagai tempat kegiatan mahasiswa dan tempat kerja staff-staff Universitas. Mengambil konsep green building dan modern century gedung ini hemat energi dan ramah terhadap mahasiswa difabel. Selain itu, nuansa gedung Universitas yang identik dengan bata merah, masih dipertahankan di Gedung tersebut.
Jeffrey melirik sekitarnya, matanya menyapu ke seluruh anggota rapat yang duduk mengelilingi meja panjang itu. Bimo yang duduk di sebelahnya langsung melebarkan senyumnya, sudah menjadi karakternya nyengir lebar seperti itu. "Pak ketu, slow aja dong. Belum ada yang nyampe juga nih yang lain. Buru-buru amat elah bang, kebelet ya lu."
"Ya kan bisa dimulai dulu sambil nunggu yang lain," Jeffrey menatap serius Bimo lalu mengacak rambutnya frustasi. "Deadlinenya udah deket Bim."
"Jangan terlalu dipikirin Jef," Miko nimbrung sambil menepuk bahu Jeffrey. "Santai aja, kan ada kita-kita. Aman dah.."
"Gue gamau tau, parade FTI tahun ini harus lebih keren dari tahun lalu," Jeffrey berusaha serius meski kedua sahabatnya masih aja bercanda.
"Siap pak ketua!" Bimo memberi hormat ala tentara dengan gaya dibuat-buat. "Kita bikin konsep superhero aja kali ya? Gue jadi Thor, Lu Mik jadi Hulk soalnya lu item kan Mik, nah Hulk ijo jadi nyambung..."
"Ga nyambung anjing! Berani ya lo ama gue." Miko menatap tajam Bimo yang masih tertawa karena jokes nya sendiri.
"Terus gue apaan?" Jeffrey akhirnya tertawa juga.
"Lo jadi Captain America aja," Miko nyeletuk. "Soalnya sama-sama sok serius."
"Bangsat!" Jeffrey melempar pulpen ke arah Miko yang langsung menghindar sambil ketawa.
Suasana rapat jadi riuh dengan candaan mereka bertiga. Beberapa anggota yang baru datang langsung bisa menebak kalau trio rusuh itu pasti udah mulai aksinya. "Udah, serius dikit dong," Jeffrey berusaha mengembalikan suasana rapat meski masih tersenyum. "Kita butuh tema yang bisa gambarin fakultas kita."
"Teknologi masa depan?" seorang anggota mengusulkan.
"Hmm bisa tuh," Jeffrey mencatat di kertas rapatnya.
"Atau robotika gitu?" Bimo ikut serius. "Kita bisa bikin kostum robot-robotan."
"Yang pasti jangan bikin yang ribet-ribet deh," Miko menambahkan. "Kasian anak-anak ntar ngerjainnya."
"Iya bener," Jeffrey mengangguk. "Tapi tetep harus keliatan keren. FTI nya itu."
"Cieeee yang bangga banget sama fakultasnya," Bimo dan Miko kompak menggoda.
"Emang lo berdua nggak bangga?" Jeffrey menatap kedua sahabatnya.
"Bangga lah jir!" jawab keduanya bersamaan, membuat seisi ruangan tertawa.
Jeffrey tersenyum melihat kedua sahabatnya. Meski kadang bikin kesel dengan candaan mereka, tapi dia bersyukur punya teman-teman yang selalu bisa mencairkan suasana dan membuat tugasnya sebagai ketua jadi lebih ringan.
"Oke, jadi kita fix mau pake tema apa nih?" Jeffrey kembali ke mode serius.
"Bentar bro," Bimo mengangkat tangan. "Gue laper ini, break dulu dong. Ada yang mau nitip seblak ga?"
"Bim!" Jeffrey mengerang frustasi sementara yang lain tertawa. Beginilah rasanya rapat bareng sahabat yang hobi bercanda.
"Oke, balik lagi nih guys," Jeffrey mengetuk meja setelah mereka semua kembali dari break. "Sekarang kita bahas maskot."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐞𝐦𝐚 𝐌𝐖'𝟗𝟕
Jugendliteratur[rosie ft. 97] What happens if colleger hits are put together in one squad? genre : young adult [AU] | since may mature . harsh word . non baku 97line「」© 2021 fluttersyy_ [SLOW UPDATE]