Chapter 3

7.3K 679 32
                                    

Plakkk!!

Satu tamparan keras mendarat di wajah Kim Dokja. Amarah Yoo Junghyuk sudah sampai ke puncak. Apa apaan dia? Batin Yoo Junghyuk. Dia bersumpah dengan dirinya kalau dia akan menghabisi pria sialan itu.

Kim Dokja tergeletak di atas kasur, nampaknya dia pingsan. Yoo Junghyuk mengacak rambutnya, dia kesal sekaligus capek melayan kelakuan Kim Dokja. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh cumi-cumi sialan ini? Dia nggak punya jawaban untuk itu.

Dia membetulkan posisi tidur Kim Dokja yang terlihat agak miring. Semoga Kim Dokja tidak melakukan hal-hal aneh seperti tadi di masa depan kalau tidak dia benar-benar akan marah atau membunuhnya langsung. Yoo Junghyuk menatap Kim Dokja yang tidur di kasur kesayangannya. Dia tidur seperti bayi yang kelelahan dan sempat berdengkur. Yoo Junghyuk pasrah, dia juga sudah capek karna menyerang monster seharian hari ini.

Dia menuju ke sofa dan memilih tidur di sana daripada tidur bersama Kim Dokja. Dia merasa tidak nyaman karna saiz sofanya terlalu kecil untuk badan kekar seperti Yoo Junghyuk. Pantesan aja Kim Dokja sering merungut tentang ketidakadilan Yoo Junghyuk yang tidak memperbolehkan dia untuk tidur bersamanya di kasur.

Haihh, dia memang aneh. Mengingat kejadian tadi membuat tubuh Yoo Junghyuk sedikit merinding. Apa dia homo? Yoo Junghyuk masih bingung dengan kenyataan itu.

****
Kicauan burung dapat didengar dari luar tingkap yang separuh terbuka. Cahaya matahari menyinari seluruh ruangan itu.

"Emmm..." wajah imut Kim Dokja terkena pancaran sinar matahari dan itu membuatnya tidak nyaman. Dia bangun dari tidurnya sambil mengucek matanya yang terasa gatal.

Dia melihat ke luar dan cuaca masih agak gelap. Nampaknya dia bangun lebih awal dari biasanya. Kim Dokja masih mengantuk tapi dia tidak ingin tidur lagi kalau tidak dia pasti kesiangan.

Entah kenapa, dia sangat segar di pagi hari. Leher dan pinggangnya tidak sakit lagi dan sofanya kok...... makin gede ya? Dia mulai membuka matanya sedikit dan dia dapat melihat kasur yang sekarang dia duduki dan Yoo Junghyuk yang tidur...... di sofa?!

Kim Dokja lansung sadar sepenuhnya. Apa ini? Nggak ada angin, nggak ada ribut, ngapain dia tidur di sana dan kenapa aku tidur di sini? Aneh.

Kim Dokja segera beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Bukan saatnya untuk memikirkan ini. Bodo amat kalau aku tidur di kasur dan dia tidur di sofa. Aku nggak peduli. Batin Kim Dokja. Dia menatap Yoo Junghyuk yang masih tidur di sofa yang jelas sangat kecil untuk badan besar sepertinya. Kim Dokja nggak ada niat untuk menganggu tidurnya Yoo Junghyuk. Yah, bukan sekarang sih.

****
Yoo Junghyuk membuka matanya ketika dia mendengar suara air dari kamar mandi. Dia nggak bisa tidur sama sekali karna sofa itu sangat tidak nyaman. Yoo Junghyuk mengakui kehebatan Kim Dokja yang bisa tidur di tempat sempit seperti ini.

Dia ingin bangun dari tempat tidurnya tapi dia agak malas. Dia masih ingin berbaring dan menikmati udara yang keluar dari tingkap kamar mereka. Hah, sunguh menenangkan.

Brakk!!

Suara pintu dari kamar mandi didobrak dengan keras. Dia tahu siapa itu. Sial, apa dia nggak bisa membuatku tenang sedikitpun? Yoo Junghyuk menjadi agak kesal apalagi mengingat kejadian kemarin.

Suara langkah kaki dapat didengar oleh Yoo Junghyuk walaupun pemilik badan sudah memelankan gerakannya. Hah, apa dia ingin mengagetiku?

Kim Dokja berjalan perlahan-lahan, dia takut kalau Yoo Junghyuk bakal bangun nanti. Waktu di kamar mandi, dia terpikir akan satu ide. Dia bakal mencoret-coret muka Yoo Junghyuk mengunakan spidol. Ketika dia bangun dan menyadarinya, Yoo Junghyuk tidak dapat menangkapnya karna dia sudah pergi duluan. Ah, dia juga akan menangkap beberapa gambar. Mungkin itu akan berguna di masa hadapan untuk mengancamnya.

Hehe, beruntung aku bangun awal. Batin Kim Dokja, senang.

Dia berjalan dengan penuh hati-hati dan akhirnya dia sudah sampai di hadapannya. Ah, sial. Bahkan dalam keadaan tidur sekali pun, dia masih ganteng.

Kim Dokja agak iri dengan wajah Yoo Junghyuk yang memang ganteng sejak lahir. Dia benar-benar ingin mencoret wajahnya sekarang supaya wajahnya seperti nenek lampir.

Kim Dokja mengambil spidol yang dia sembunyikan di bawah sofa dan memulai rencananya. Dengan semangat yang berkobar-kobar, dia sudah lupa kalau Yoo Junghyuk merupakan regressor sebelumnya yang melewati banyak rintangan bahaya untuk tetap hidup.

Rencana jahat seperti ini, bukan apa-apa untuknya.

"Eh?"

Kim Dokja kaku di tempat. Yang dia lihat di depannya adalah Yoo Junghyuk yang sudah membuka mata hitamnya itu dan menatapnya, dingin. Ah, dasar regressor sialan.

Tangan kekar milik Yoo Junghyuk menarik tangannya dan dengan segera badan Kim Dokja berada di atas badan Yoo Junghyuk. Mereka menatap satu sama lain dengan niat yang berbeda.

Jarak diantara wajah mereka sangat dekat. Kim Dokja berasa agak malu sedangkan Yoo Junghyuk hanya memasang wajah datar sahaja.

Kalau orang lain yang melihatnya, mungkin mereka bakal pikir kalau mereka mempunyai hubungan yang agak..... special. Tapi menurut Kim Dokja, tidak. Bukan sama sekali.

Sekarang Kim Dokja sangat ingin mengeluarkan bendera putih dan mengalah tapi cengkraman Yoo Junghyuk semakin kuat. Nggak ada cara lain, dia harus mengalah sekarang kalau tidak dia bakal mati di sini.

"Apa?" tanya Yoo Junghyuk, singkat. Tapi itu bisa membuat Kim Dokja merinding sebentar. Hah, ngeselin banget sih ni orang.

"Emm, Junghyuk ssi. Kamu mau..." Kim Dokja tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia nggak bisa!!!!!

Yoo Junghyuk mengangkat alisnya seolah menunggu jawaban dari Kim Dokja.

"Ap.." Yoo Junghyuk ingin mengatakan sesuatu tapi segera diberhentikan oleh suara Kim Dokja yang nyaring.

"MAKAN!! Ayo kita makan!!!!" Kim Dokja segera berdiri dan separuh berjalan separuh berlari menuju ke kamar mandi dan dengan kecepatan kilat dia memakai baju karna sebelumnya dia hanya memakai handuk dan seluar dalam.

Dia terus keluar dari situ dan meninggalkan Yoo Junghyuk sendirian.

"Apa sih?" Yoo Junghyuk memang tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Kim Dokja sekarang. Semuanya aneh.

Yoo Junghyuk bangkit dari sofa, dia merasa agak sedih karna dia nggak bisa mempermainkan Kim Dokja walaupun sebentar.

"Hah, sial. Dia memang aneh." kata Yoo Junghyuk sambil masuk ke kamar mandi.




Gimana ceritanya? Seru atau masih kurang? Mohon maaf kalau aku lambat update karna aku itu sibuk makanya aku itu nggak ada waktu untuk membuka aplikasi wattpad.😢😢😢 tapi aku akan berusaha. Semangat😄😄

UNEXPECTED LOVE (FANFICTION) OMNISCIENT READER'S VIEWPOINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang