Chapter 4

7K 693 47
                                    

8.00 pagi, Seoul

Cuaca hari ini tidak sejuk dan tidak panas. Nampaknya sore nanti bakal hujan deras. Mungkin, atau.... Kim Dokja aja yang kepo?

Kim Dokja duduk di bongkahan batu bata yang besar di tepi apartement. Dia lagi menunggu kepulangan teman-temannya yang sudah pergi selama 3 hari. Dalam waktu 3 hari tersebut, dia hanya menghabiskan masanya di rumah bersama Yoo Junghyuk. Dia berencana ingin beristirahat karna jumlah monster yang berkeliaran sudah semakin sedikit dari biasanya.

Tapi ada sesuatu yang aneh di sini. Kim Dokja menatap Yoo Junghyuk yang sedang mengasah pedang kesayangannya di depannya. Kenapa dia ikutan sekali?

Biasanya, Yoo Junghyuk akan meninggalkannya di rumah dan pergi entah kemana dan akan pulang telat membiarkan Kim Dokja keseorangan. Dia juga nggak tau dan nggak pernah tanya juga. Walaupun dia terlihat nggak peduli tapi ada sedikit rasa penasaran di hatinya.

Dan sekarang, Yoo Junghyuk tidak pergi kemana-mana seperti pergi ke tempat misteriusnya atau menyerang monster. Dia hanya berada di kamar bersama Kim Dokja dan melakukan halnya sendiri.

Yoo Junghyuk fokus dengan pedangnya, sampai-sampai dia nggak tau kalau Kim Dokja berada di belakang dan menatapnya.

Kim Dokja sebenarnya tidak peduli akan itu tapi mana mungkin dia nggak peduli kalau Yoo Junghyuk menanyakan hal-hal aneh padanya!!
Seperti kemarin, dia menanyakan apakah dia selama ini nggak terlalu berminat dengan perempuan, apakah dia pernah pacaran, apakah dia pernah deg-degan apabila bersama dengan seorang lelaki dan banyak lagi soalan-soalan aneh yang keluar dari mulut lancangnya.

Mengingat akan itu membuat Kim Dokja auto marah. Dia berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Yoo Junghyuk. Ingin sekali dia memukul kepala Yoo Junghyuk dengan keras supaya dia hilang ingatan. Kalau dia hilang ingatan, Kim Dokja bisa mempergunakan situasi itu untuk keuntungannya sendiri.

Kim Dokja senyum sendiri apabila dia berpikir tentang rencana jahatnya. Haha, alangkah baiknya kalau begitu. Batin Kim Dokja. Walaupun dia bilang begitu, di sisi lainnya dia nggak mau itu terjadi. Mungkin itu akan merepotkan.

Kim Dokja memandang leher Yoo Junghyuk yang terlihat panjang dan putih. Sial, nampaknya bukan wajahnya aja yang ganteng, bahkan lehernya pun juga terkesan cantik.

Kim Dokja selalu iri dengan Yoo Junghyuk. Dia mempunyai badan dan wajah yang bagus sejak lahir bahkan dia juga kuat untuk bertahan hidup di dunia yang hancur seorang diri.

Tapi disebabkan oleh itu, dia jadi kesepian dan harus menjalani dunia baru yang penuh dengan monster, sendirian. Bisa menjadi pedamping di sisi orang ini, entah kenapa Kim Dokja merasa lega dan puas dengan posisinya sekarang.

Dia tanpa sadar mengelus rambut lembut milik Yoo Junghyuk dan itu membuat pergerakan Yoo Junghyuk terhenti. Kim Dokja kaget sekaligus panik. Dia nggak tau apa yang dipikirkannya barusan sehingga dia berani mengelus kepala Yoo Junghyuk.

Ah, sial! Bodo amat! Teriak Kim Dokja di hati.

Dia meneruskan perbuatannya. Kim Dokja mengelus dan mengelus, dia pikir Yoo Junghyuk bakal marah karna dia menyentuh kepala Yoo Junghyuk sembarangan. Tapi.... dia tidak bersuara tuh?

Kim Dokja merasa aneh tapi dia tidak berhenti membelai rambutnya. Rambut Yoo Junghyuk benar-benar lembut dan juga wangi walaupun mereka menggunakan shampoo yang sama. Tapi bukan berarti rambut Kim Dokja tidak seperti itu. Walaupun Kim Dokja tidak seganteng Yoo Junghyuk, dia memiliki rambut yang bagus sejak  lahir.

Kim Dokja merasa sedikit bangga. Nampaknya dia juga memiliki keunggulan yang bisa menandingi si Sunfish sialan ini. Yoo Junghyuk masih tidak bersuara dan itu membuat Kim Dokja ingin melakukannya lagi.

UNEXPECTED LOVE (FANFICTION) OMNISCIENT READER'S VIEWPOINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang