0.5

278 26 0
                                    

Plak

Lista terpaku, tak percaya bahwa dirinya mendapat tamparan tiba-tiba.

"DASAR JALANG! KAMU UDAH RAYU ANAK SAYA DENGAN TUBUH MURAHAN KAMU DAN SEKARANG, KAMU BIKIN MALU KELUARGA BESAR KAMI DENGAN VIDEO ZINA KALIAN. DASAR NGGAK TAHU MAU!" teriak Ibu Dian kesal.

Lista menoleh pada Dian, entah mengapa dirinya merasa kesal melihat pria itu hanya menunduk diam dengan rambut acak acakan, tanpa berniat membela dirinya sama sekali.

"Aku nggak tau." tunduk Lista dengan bingung.

"GAMPANG BANGET KAMU BILANG NGGAK TAU YA. KAMU PIKIR ITU FOTO DAN VIDEO BAKALAN ADA DENGAN SENDIRINYA ?"

"mah, tenang, tolong dijaga emosi nya, nanti jantung mamah kambuh lagi kalau mamah nggak bisa kontrol emosi." ujar Ayah Dian mencoba menenangkan.

"Mana bisa mamah tenang, pah. Gara-gara Dian milih sundal ini, keluarga kita harus nangung malu karena ulahnya."

"Loh bu, saya nggak terima ya, ibu hina anak saya terus menerus. Harusnya Ibu salahin Dian juga, udah tau dia mau nikah, dia malah deketin anak saya sampai merusak kehormatan anak saya.!" Timpal Ibu Lista yang merasa terpojokkan.

Ibu Dian memutar matanya, "Kalau emang iya anak saya yang deketin duluan, kenapa si jalang ini mau mau aja di deketin anak saya sampai mereka berani melakukan zina? Dalam melakukan zina, keduanya melakukan rela tanpa paksaan, jadi nggak benar kalau ibu bilang Dian sudah merusak keperawanan jalang ini. Dan Se tau saya, jalang ini teman dekat calon mantu saya, ada teman dekat yang seperti itu? Yang mau aja di deketin calon suami temannya sampai melakukan zina.''

Ibu Lista terdiam, bingung harus menjawab apa. Karena apa yang dibeberkan oleh Ibu Dian adalah benar adanya. Memang anaknya lebih salah, tapi ibu mana yang rela melihat anak yang dia besarkan dengan penuh kasih sayang dihina hina oleh orang yang tidak ambil peran dalam membesarkan putrinya.

" nak, coba ingat. Kenapa video itu bisa ada? Apa kamu sebar video nya ?" Ayah Lista yang sedari tadi terdiam, mulai bertanya.

Lista merenung, mencoba mengingat bagaimana video itu bisa muncul dalam flashdisk yang terhubung ke laptop itu.

"Ini pasti ulah nya ke empat sahabat Ajeng. Ya, Lista yakin."

"Sahabat Ajeng ?'' kini giliran ayah Dian yang kebingungan.

" nak, bagaimana bisa mereka punya video privasi kamu ? Apa kamu kirim video itu ke mereka?'' ayah Lista kembali bertanya.

"Aku cuma kirim video itu ke Ajeng buat manas manasin dia. Pasti Ajeng suruh ke empat sahabatnya buat balas dendam ke aku, ayah." tuduh Lista dengan emosi.

"PEREMPUAN GOBLOK!" teriak Ibu Dian geram, berniat kembali menyerang Lista. Beruntungnya ayah Dian sangat sigap, pria paruh baya itu langsung memeluk istrinya yang emosi nya kembali memuncak.

Melihat dirinya kembali dalam bahaya, Lista segera berlari menuju ayahnya, berlindung dibalik punggung pria itu.

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU, DIAN. COWOK GATAL, UDAH MAU NIKAH MALAH DEKETIN TEMEN CALON ISTRINYA!" Ibu Lista menyalahkan.

"IBU SAMA ANAK SAMA AJA, SAMA SAMA NGGAK TAU DIRI. JELAS JELAS SI JALANG INI YANG MERAYU ANAKKU DULUAN." ibu Dian balas berteriak.

Keduanya ibu itu terus cekcok, saling menyalahkan dan membela anak masing masing. Tak sadar bahwa anak mereka sama sama mengambil peran dalam masalah ini.

"DIAM! AKHIRI SAJA PERNIKAHAN INI.'' teriak ayah Lista kesal.

Mendengar itu, sontak semua orang tanpa sadar mengangguk setuju terkecuali Lista.

"aku nggak setuju." bantahnya kekeh.

"Nak, buat apa kamu terusin pernikahan rusak ini ? Ibu sakit hati lihat kamu di hina seperti ini. Udah ya nak, lebih baik kita pulang. Se besar apapun masalah kamu, cuma Ibu sama Ayah yang bakal terima dan maaf in kamu." mohon Ibu Lista.

Hati Lista berdenyut, sakit sekali mendengar perkataan ibunya. Memang benar hanya orangtua nya yang akan selalu memaafkan dan menerimanya terlepas dari seberapa besar masalahnya. Tapi ini bukan hanya tentang dia, ada kebahagiaan lain yang harus dirinya perjuangkan.

"Maaf bu, Lista nggak bisa."

Ibu Dian menggeram, kesal sekali melihat wanita tak tau diri ini.

Sama halnya dengan ibu Dian, ayah Lista pun ikut geram dengan tingkah putrinya.

Mata Lista terbelalak kaget begitu ayahnya menyeret nya pergi, membuatnya mau tak mau meronta supaya lepas dari cengkraman ayahnya.

"Ayah, Lista mohon, biarin Lista nerusin pernikahan ini. Aku hamil, yah. Aku nggak bisa biarin anak aku tumbuh tanpa ayahnya." mohon Lista sembari menangis lirih, membuat semua orang tercengang.

Dian, pria yang sedari tadi membisu, berjalan menghampiri Lista dan memeluk wanita itu dengan erat.

"Kamu beneran hamil.?" tanya Dian kembali memastikan yang dibalas anggukkan senang dari Lista.

Karena kehadiran anak tak terduga ini, kedua keluarga itu pun dengan enggan memilih untuk berdamai.

tidak sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang