0.4

298 24 3
                                    

4 sahabat Ajeng menatap tak percaya pada video berdurasi 5 menit yang Ajeng kirim, belum lagi beberapa foto yang baru saja Ajeng kirim, mereka benar benar dibuat tidak menyangka.

Pasalnya, mereka amat sangat kenal dengan Dian dan Lista, teman dekat Ajeng di tempat kerja.

Dian di mata mereka adalah pria yang sopan, dan Lista adalah perempuan yang humble namun juga punya batasan diri terhadap lawan jenis. Benar saja, tidak cukup hanya dengan melihat cover nya saja.

"Oke guys, ini saatnya kita jadi berguna buat Ajeng. Karena dia nggak bisa balas dendam langsung, ayo kita bantu se maksimal mungkin."  Saran Uci dengan wajah sumringah dengan susunan rencana pembalasan nya.

"Elis, lo bertugas buat mengalihkan perhatian orang yang bertugas mengoperasikan layar momen.

Gustin, tolong perhatiin keadaan sekitar, jangan sampai ada yang ngerusak rencana kita.

Gue sama Maya bertugas buat tambah in video dan foto zina mereka ke laptop yang udah terhubung ke proyektor. Gimana, ada tambahan ?" tanya Uci menatap ke tiga sahabatnya.

"Setelah semuanya selesai, kita nunggu disini apa langsung pergi ?'' tanya Gustin.

"Menurut gue sih mending kita ikut senang senang bentar kali ya, sekalian video buat Ajeng, ngasih tau kalau kita berhasil bikin acara nikahan pezina itu semakin meriah." usul Maya, yang langsung di setujui oleh yang lainnya.

Karena telah mendapat tugas masing-masing, ke empat nya segera berpencar untuk menyelesaikan tugas.

Untungnya, tidak ada yang memperhatikan mereka. Semua orang sedang fokus menonton layar proyektor yang menampilkan foto foto dan Video kebersamaan Dian juga Lista.

Jika Ajeng melihat foto dan Video sebanyak ini, pasti lah dia marah bukan main. Karena orang dibalik kamera yang me motret kedekatan pezina itu adalah Ajeng sendiri.

Awalnya Ajeng hanya iseng mendekatkan keduanya, dirinya kira, tidak salah jika teman dan pacarnya akrab. Tidak disangka semuanya malah berakhir seperti ini.

"Mas, udah lama kerja sebagai tim WO.?'' tanya Elis mencoba mengulur waktu.

" lumayan sih mbak, ada kali ya, 6 tahun." Ucap pria itu sembari tersenyum canggung.

"Pelan pelan mas, aduh aduh." Elis merengek kesakitan.

Pria itu segera meminta maaf sembari meringankan tenaga pijatannya pada pergelangan kaki Elis.

Elis tersenyum miring sembari mengibaskan rabut panjangnya, tidak ada yang bisa lepas dari pesona nya.

Tadi dirinya sempat kebingungan mencari rencana untuk mengalihkan perhatian petugas WO itu, Karena tidak fokus, kakinya malah tersandung kabel.

Terlanjur jatuh dan perhatian petugas itu langsung teralihkan padanya, Elis segera meringis kesakitan dan meminta tolong.

Di sisi lain, Maya dan Uci masih menunggu file mereka tersimpan di laptop.

"Kok lama? Buruan sih, keburu petugas nya kesini." tanya Gustin mulai panik sembari menatap keadaan sekitar.

"Sebentar lagi." jawab Maya yang juga ikut gugup.

"Alhamdulillah selesai." pekik Maya dan Uci dengan girang, begitu tersadar, mereka segera menutup mulut mereka yang ingin tertawa saking senangnya.

"Ayo ke tempat semula." Ajak Gustin tak kalah senang.

Tak lama setelah mereka tiba di tempat semula, Elis datang menghampiri sembari membawa nampan berisi makanan ringan.

"Makan guys, nggak enak kalau nonton tanpa makan camilan." tawar Elis sembari menaik turunkan alisnya.

"3"

"2"

"1"

"Silahkan menikmati." Ujar ke empat nya berbarengan.

Berbarengan dengan itu, para tamu undangan dibuat terpana dengan tayangan tak terduga.

Banyak orangtua segera menutupi mata dan telinga anak mereka yang masih dibawah umur, begitu juga dengan para Istri yang menutupi mata suami mereka yang sudah melotot tak berkedip sama sekali.

Tidak jauh berbeda dengan tamu undangan, mempelai pria dan wanita juga sama sama dibuat tak percaya dengan apa yang terjadi.

"MATI IN LAPTOP NYA, MATI IN.!" teriak Lista panik, apalagi setelah dirinya menangkap tatapan tidak puas dari orangtua Dian.

Mertuanya sudah tidak puas karena Dian mengganti calon nya pada hari pernikahan, sekarang mereka semakin tidak puas karena ternyata menantu penggantinya menggunakan cara licik untuk mengikat anak kesayangan mereka.

Pernikahan Dian dan Lista berakhir berantakan, tentu saja. Para tamu memilih untuk pulang sebelum acara selesai. Siapa juga yang masih ingin bertahan di acara yang berantakan seperti ini.

Kepergian para tamu di iringi oleh suara suara yang tidak senonoh dari layar, para petugas WO masih belum berhasil mematikan layar karena ikut panik dengan situasi yang ada.

Uci, Maya, Gustin dan juga Elis ikut meninggalkan acara pernikahan. Mereka sama sama tersenyum lebar, senang rasanya menampar wajah musuh tanpa menyentuh.

tidak sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang