Ajeng menatap pantulan dirinya dari cermin, kondisinya benar-benar berantakan. Matanya bengkak dan memerah, ditambah ada lingkaran hitam pada matanya karena menangis dan tidak tidur semalaman. Tubuhnya juga penuh lebam hasil dari mahakaryanya.
Dirinya tidak peduli pada kepalanya yang juga sudah terasa nyut-nyutan karena menunggu kabar dari Dian. Namun hingga menjelang siang ini, pria itu belum juga mengabarinya.
Ajeng tau keputusan pria itu setelah semalam melihat responnya soal masa lalunya. Padahal, pria itu sendiri yang berucap bahwa betapa pria itu mencintainya, dan tidak peduli pada masa lalunya. Sekarang lihat, Dian sendiri yang mengingkari ucapannya.
Apa masa lalunya begitu sulit di terima ? Apa dirinya juga mau punya masa lalu kelam seperti itu ? Kenapa Tuhan harus memberinya masa lalu yang sulit di terima ? Apakah dirinya memang tidak pantas untuk di terima dan mendapat cinta yang tulus ?
Dirinya sudah kehilangan cinta pertama, yaitu ayahnya. Kehilangan kasih sayangnya, juga kehilangan kedekatan yang harusnya dirasakan oleh setiap anak perempuan dengan ayah mereka.
Sekarang Dian, pria yang Ajeng harapkan menjadi segalanya dalam hidupnya, juga meninggalkannya.
Lantas untuk apa dirinya hidup di dunia ini, jika dunia saja tidak memperdulikannya.
Suara notifikasi lumba-lumba dalam kartun spongebob memecahkan kesunyian di kamar Ajeng. Gadis itu menatap nanar pada isi rekaman video yang sahabatnya -Lista- kirimkan.
Dirinya sudah menduga sejak lama, namun tidak ada jejak yang ditinggalkan sehingga dirinya kasulitan menemukan bukti. Sekarang, bukti itu malah datang dengan sendirinya.
Sakit di hatinya kian bertambah, benar benar menjadi pukulan berat hingga membuat air matanya kembali berlinang. Isak tangis nya semakin menjadi saat dirinya mencoba membungkam mulutnya agar orang lain tidak mendengar tangisan nya.
Ajeng tidak berniat untuk membalas pesan itu. Setelah menyimpan video tersebut pada perangkat handphone nya, Ajeng melemparkan handphone itu ke kasur.
Kepalanya semakin terasa sakit, bingung harus menyelesaikan semua masalah yang berdatangan di hari yang sama.
"Kak Ajeng, di suruh turun sama mamah buat makan." panggil Nata -adik pertama Ajeng- dengan suara nyaringnya,
"Nanti." sahut Ajeng dengan suara serak dan lirih seraya berjalan menuju kamar mandi.
Tentu saja tidak berniat untuk mengagetkan Mama nya dengan penampilannya yang benar benar berantakan selaligus bau.
...
"Kamu itu 2 hari lagi mau menikah, jangan keseringan telat makan. Malam tadi nggak makan, pagi tadi juga nggak sarapan. Coba kalau mamah nggak minta Nata buat manggil kamu, apa kamu bakalan nggak makan lagi ?" tidak berniat berhenti menguliahi Ajeng, Utari kembali melanjutkan ocehan nya.
"Itu juga mata kamu bengkak banget, pasti karena baca novel sad ending kan.? Aduh Ajeng, perasa banget sih kamu tuh. Dalam dua hari ini dimulai dari sekarang, jangan baca baca novel begitu lagi. Bagus nya, kamu nggak usah terlalu sering pegang handphone. Sebentar lagi kamu nikah, jadi kamu harus perhatiin penampilan kamu dari sekarang. Apa kata orang, kalau mata pengantin nya bengkak kayak habis nangis karena dipaksa nikah, padahal kan aslinya nggak gitu.!"
Ajeng mengangguk-angguk saja, tidak berniat membantah.
"Juga, jangan dulu keluar rumah buat main atau ketemu Dian. Kamu itu lagi dalam masa pingit, jangan ngelanggar aturan orang-orang jaman dulu kalau kamu nggak mau kena akibatnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
tidak sempurna
RomanceTidak ada manusia yang sempurna di dunia ini dan Ajeng tahu itu. Tapi mengapa ketidak sempurnaannya harus yang sulit di terima kebenarannya.? Apa dirinya tidak berhak untuk bahagia dan memikul ketidak sempurnaannya bahkan ketika dirinya masih berada...