Bab 11 : Berunding

8 2 2
                                    

Sejak perdebatan kemarin, hubungan Salsa dan Yuda terlihat menegang. Untuk sementara mereka menghindari topik pembicaraan tentang Tommy. Salsa bergeming setiap kali Yuda memancing dengan rencananya untuk kembali menemui Johan. Reaksinya hanya tersenyum tipis ke arah Yuda lalu meninggalkannya menyelesaikan pekerjaannya. Salsa kali ini tak peduli tentang semua rencana Yuda. Karena tanpa sepengetahuan Yuda, Salsa pun mempunyai cara sendiri untuk membuat perhitungan dengan Tommy. 

Langkah Salsa untuk saat ini adalah mengajak Maya untuk berkonsultasi dengan seorang psikiater. Namun sebelumnya, Salsa mengajukan cuti satu semester untuk Maya ke sekolahnya dengan alasan  kondisi Maya yang harus istirahat di rumah karena sakit. Salsa terpaksa membuat alasan yang tak jujur demi memenuhi permintaan Maya yang tak ingin bertemu dengan Tommy di sekolah. Naluri Salsa sebagai seorang ibu yang akan melakukan apa saja demi keselamatan buah hatinya membuatnya melakukan kebohongan yang selama ini tak pernah ia ajarkan kepada Maya. 

Kilasan kisah lama kembali tergambar dalam pikirannya ketika dirinya pernah mengalami hal yang sama seperti Maya. Tapi saat itu karena kondisi keuangan orang tuanya yang kurang mampu, Salsa hanya bisa menyimpan perasaan malu, marah dan sakit hati itu dalam hati.  Hingga akhirnya sekarang hal itu menjadi sebuah sebuah trauma yang kini juga dialami oleh Maya, anak gadisnya. Sengaja Salsa tak menceritakan kejadian yang pernah dialaminya itu pada Yuda. Menurutnya belum datang saat yang tepat untuk menceritakan hal itu sekarang. Mungkin suatu hari, Salsa akan mengungkapkan semuanya. 

Salsa sengaja pagi-pagi setelah sarapan mengajak Maya untuk berangkat ke rumah Dokter Ida, seorang psikiater. 

"Pagi banget. Kalian mau kemana?" Yuda yang masih duduk menikmati sarapan rotinya memandang ke arah Salsa dan Maya. 

"Oya, aku mau ajak Maya ketemu Ida. Teman sekolahku yang seorang psikiater," jawab Salsa. 

"Aku hari ini mau ketemu Mas Johan," ucap Yuda. 

"Terserah. Aku pergi dulu. Ayo, Maya." Salsa menyipitkan mata lalu mengajak Maya untuk segera masuk mobil. 

Yuda menarik napas panjang berusaha menenangkan diri. Tak lama terdengar suara mobil Salsa meninggalkan rumah. Yuda segera menyelesaikan sarapannya dan berkemas untuk segera berangkat kerja. Setelah mengunci pintu rumah dengan kunci cadangan yang di bawanya. Yuda masuk mobil, menyalakan mesin dan langsung berangkat ke kantor. 

Dalam perjalanan ke kantor, Yuda mulai menyusun strategi kata-kata yang akan dia sampaikan kepada Johan saat pertemuan makan siang hari ini. Tiba-tiba ponsel Yuda berdering dan tampak nama Johan muncul di layar ponsel. 

"Ya, Mas Johan." jawab Yuda sambil tangannya menekan speaker phone agar lebih nyaman bicara saat menyetir. 

"Yuda, nanti siang jadi makan siang bareng? Aku udah minta sekretaris buat cancel lunch meeting sama klien. Gimana?" Suara Johan terdengar lantang. 

"Iya jadi, Mas. Aku masih perjalanan ke kantor. Sampai ketemu nanti ya, Mas."

"Oke, Yud. Nanti sampai kantor aku tunggu di ruangan ya. Ada beberapa hal tentang pekerjaan di Surabaya yang aku mau bahas." 

"Siap, Mas Johan." Yuda mematikan ponselnya setelah Johan memutuskan teleponnya. YUda menghembuskan napas lega. Meski perasaan campur aduk masih mengganggu hatinya perihal pertemuannya dengan Johan nanti.  

*************

Setelah Yuda tiba di kantor, ia langsung menuju ke ruangannya sebelum melakukan meeting dengan Johan. Dibukanya laptop yang ada di meja kerjanya untuk mencetak laporan tentang proyek di Surabaya sebagai bahan meeting nanti. Setelah selesai, Yuda membawa satu map bahan meeting lalu keluar ruangan untuk langsung menuju ke ruangan Johan. 

BEAUTIFUL HONESTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang