chapter 11

212 153 166
                                    

Galvin kini berada di cafe tempat biasa mereka bertiga kumpul Galvin sedang ingin pulang lambat karna pasti Bagas tidak ada di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galvin kini berada di cafe tempat biasa mereka bertiga kumpul Galvin sedang ingin pulang lambat karna pasti Bagas tidak ada di rumah. jika Bagas sudah pergi dengan Ardan tidak usah di tanya lagi katanya tujuannya satu tapi kelayapan dulu.

Galvin sedang asik menyeruput secangkir capuccino hangatnya melihat keramaian jalan yang terlihat jelas dari atas sini, ya Galvin sengaja memilih lantai dua itung-itung cuci mata.

"Mbak minta bilnya" ucap Galvin memanggil salah satu pelayan.

"Ini Mas" kata pelayan perempuan itu malu-malu, hei ternyata pelayan itu masih seumuran Galvin.

"Kembaliannya di ambil aja" perintah Galvin.

"Terimakasih selamat berkunjung kembali Mas!" ucap pelayan itu sopan sepertinya baru karna setiap Galvin kumpul dengan teman-temannya yang melayani pasti di atas umur mereka.

Motor Galvin kini bergabung dengan kendaraan yang lain, Galvin mengendarai motornya santai menikmati pemandangan kota di sore hari dan mata tajam Galvin melihat perempuan berseragam sama sepertinya.

"Lah anjir dia beneran jalan kaki?" ucap Galvin dalam hati.

Galvin tau itu Zeana pikir Galvin dia hanya bercanda tadi lalu Galvin memperlambat laju motornya dan berhenti tepat disamping Zeana yang berjalan menunduk.

TINNNNN!

"Naik!" perintah Galvin.

"AAAAAAKKK! Hah eh astagfirulloh!!" Teriak Zeana kaget.

"Galvin? Lo ngagetin gue tau gak? untung gue gak punya riwayat sakit jantung! "perotes Zeana.

"Kalo gue jantungan terus masuk rumah sakit lo mau tanggung jawab huh?" tanya Zeana.

"Naik!" ucap Galvin kedua kalinya sambil memutar bola matanya malas.

"Naik? tadi katanya ada urusan gak bisa di tebengin sekarang nyuruh naik!" ujar Zeana menatap Galvin.

"Naik sebelum gue berubah fikiran!" Ancam Galvin jengah, Galvin hanya kasihan lagi pula Galvin gabut jadi tidak ada salahnya kan jika mengantar perempuan bawel satu ini.

"Eh ntar dulu dong, okey gitu aja marah huh!" ujar Zeana sambil naik ke motor besar Galvin.

"Lo tau jalan rumah gue nah anterin gue ke situ?" ucap Zea dianguki oleh Galvin.

"Oh iya jangan kaya kata temen lo!" kata Zeana lagi.

"Apa?" tanya Galvin samar-samar.

"Yang gini ANTERIN ANAK ORANGNYA LANGSUNG KERUMAH NYA JANGAN SAMPE KERUMAH LO APA LAGI KE KAMAR LO HAHAHA gitu eh iya gak sih?!" ucap Zea meniru suara Ardan ternyata mirip agak serem memang.

"Kepedean lo!" balas Galvin.

"Yah kan siapa tau aja" kata Zeana dan tidak ada yang berbicara lagi, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

GALVIN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang