"Sekolah telah tiba, sekolah telah tiba, hore, horeee!" Bagas bersenandung sembari berjalan menuju kelasnya.
Bagas tiba-tiba teringat buku sejarah yang di masukkan ke tasnya atau tidak tadi pagi, lalu mengeck isi tasnya sambil terus berjalan.
Karena terlalu serius Bagas tidak melihat ada orang sedang menyapu di depannya, alhasil ketika Bagas mengangkat kepala, telat dia menabrak orang itu.
Bruakkkk
"Aaaaaaa! Ehhh, ehhh!" jerit perempuan itu karna hendak jatuh, refleks dia mengalungkan tangannya di leher Bagas.
Membuat mereka jatuh berdua, Bagas menimpah atas tubuh perempuan itu dan tangan kirinya menahan belakang kepala si perempuan supaya tidak membentur lantai, tangan kanan untuk menahan tubuhnya sendiri.
Lama mereka bertatapan sampai ada siswa-siswi yang bicara, membuat keduanya sadar posisi mereka saat ini.
"Lama bener? Gak pegel lo berdua?"
Ledek siswa itu yang ingin masuk kelas."Estetik syakalii jatohnya epribadehh"
"Anteng sih gue kalo jatoh posisinya gitu haha"
"Mau dong ditabrak Kak Bagas"
"Gue iri gue bilang Boo!"
"Ehh bangun bodoh! Lo berat banget!" Perintah Ava, Bagas yang masih terdiam menatap wajah Ava dari dekat, kapan lagi.
"Woy! Bangun gak atau mau gue tendang nih masa depan lo hah?!" Ancam Ava sambil menampar pelan wajah Bagas.
"Aww sakit!" Keluh Bagas lalu bangun merapikan pakaian dan rambutnya, melihat Ava yang masih terduduk Bagas pun mengulurkan tangannya, refleks langsung disambut oleh Ava
"Ava sorry, gue minta maaf banget, sama kejadian barusan gue gak ngeliat lo, gue gak tau kalo ada lo, gu...." Ucapan Bagas terhenti karna Ava membekap mulutnya.
"Udah yah Gas lo terlalu banyak mukadimah! Intinya mata lo yang bermasalah, gue segede gini masa gak keliatan hah?" Ucap Ava kesal.
"B-bukan gitu gue bener-bener gak ngeliat lo, karna gue tadi lagi cari buku paket ditas!" jelas Bagas.
"Alesan! Dan tadi apa jatohnya kaya gitu lo pasti modus kan?" Tuduh Ava.
"Astaga Va itu refleks! Yok kita liat CCTV aja biar jelas" tawar Bagas.
"Gak perlu!" Tolak Ava.
"Yakin? serius? gak mau liat CCTV? Oh atau karna lo yang ngalungin tangan di leher gue jadinya kita jatoh berdua hmmm?" tanya Bagas sambil meledek.
"Gak, itu gue refleks yah bukan sengaja! Lagian juga udah terjadi kan, tapi intinya salah lo titik!" Ucap Ava menunduk menyembunyikan pipi meronanya.
Bagas heran sedari tadi berbicara begitu Ava selalu menunduk, karna Bagas lebih tinggi pastinya dari Ava Bagas pun menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Ava.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALVIN [On Going]
RandomFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA tentang Galvin sicowo dingin pada orang-orang tertentu karna seseorang dimasa lalunya yang membuat Galvin tidak membuka hati untuk perempuan lain berharap seseorang dimasa lalunya kembali membawa warna baru lembaran baru...