chapter 24

96 42 99
                                    

Tidak terasa kini Galvin sudah sampai di pemberhentian terakhir yaitu stasiun Semarang Tawang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa kini Galvin sudah sampai di pemberhentian terakhir yaitu stasiun Semarang Tawang.

Dia turun bersama penumpang yang lain, lalu Galvin berjalan menuju parkiran sambil menunggu dan menelpon seseorang.

"Guh aku udah sampai, dan sekarang lagi di parkiran" ucap Galvin.

"Oh sudah sampai? Sekarang aku ke sana ndak jauh kok, karena aku sudah ke stasiun duluan sebelum kamu sampai tadi" ucap Teguh sepupu Galvin.

"Oh Yowes, hati-hati. Aku tunggu di dekat bus warna biru aku pakai sweater putih dan celana abu-abu" ujar Galvin.

"Iyo Vin sek" balasnya lalu mematikan sambungannya.

Ya, Teguh sepupunya mendengar bahwa Galvin ingin berlibur ke kampung halaman orang tuanya. Teguh kekeuh ingin menjemput, padahal Galvin sudah menolaknya dengan alasan takut merepotkan.

Galvin melihat sekitarnya sudah banyak perubahan ada beberapa yang sudah jadi atau masih dalam proses pembangunan.

Mengingat kejadian dulu kadang dia pulang sekolah bersama teman-temannya mampir ke sekitar stasiun hanya untuk jajan dan melihat kereta lewat.

"Galvin!" panggilan seseorang membuat dia mengedarkan pandangannya.

Lalu laki-laki turun dari mobil putihnya menuju ke arah Galvin.

"Teguh! Gimana kabarmu?" tanya Galvin ketika Teguh sudah di depannya.

"Alhamdulillah baik Vin, kamu sendiri bagaimana? Paman dan bibi sehat?" tanya Teguh balik.

"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat, Mama Papa baik. Cuma mereka tidak bisa ikut ke sini karena tidak ambil cuti" jawab Galvin.

"Oh syukur kalo gitu, gak papa mereka sibuk wajar jadi kamu saja yang nengok Mbah Putri!" sahut Teguh.

"Oh iya, apa Mbah Putri tau kalau aku mau ke sini?" tanya Galvin.

"Yo ndak, kan kamu sendiri yang bilang jangan kasih tau Mbah gimana toh?"

Benar juga Galvin hanya memberi kabar pada bapaknya Teguh saja.

"Yo wes yo, pulang nanti ke buru ke sorean" ajak Teguh, lalu dia memasukkan koper Galvin di bagasi mobilnya.

"Kamu kenapa nggak pernah chat aku lagi toh Vin? Apa kamu lupa punya sepupu seganteng aku?" tanya Teguh sambil menyetir.

"Heh pede sekali kamu! Hapeku keriset jadi beberapa nomor ada yang hilang termasuk punyamu" jelas Galvin

"Oh tapi kenapa kamu nggak minta sama Bagas? Justru dia yang rajin chat aku pagi, siang, sore, malem"

"Wajarlah orang dia jomblo!" Sahut Galvin.

"Tapi katanya dia lagi dekat sama cewek satu sekolahnya? Dan sekarang dia lagi di Singapura kan?"

"Mungkin iya, aku kurang tau!" Balas Galvin.

GALVIN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang