Fuji Q Highland

8 2 0
                                    

"AAAAAAAAA" teriakan empat orang pemuda menggema di seluruh ruangan bekas rumah sakit yang dijadikan sebagai wahana rumah hantu.

"Lari cepat lari. Yang di depan gue, Renjun, larinya cepet dong," perintah salah satu pemuda bernama Haechan.

"Brisik lo Chan, ini juga gue udah lari. Lo kira gue lagi terbang," ucap Renjun dengan nada sewot.

"Heh, kalian brisik tau. Lo lagi Chan, ngapain ngajak ke rumah hantu. Jauh-jauh dari Indonesia ke Jepang buat liburan, malah liburan ke rumah hantu. Kalau gini mah, di Indonesia juga ada," ungkap Jaemin yang dari awal tidak setuju untuk masuk ke rumah hantu.

Oh, ayolah siapa yang mau masuk ke rumah hantu bekas rumah sakit. Yang katanya, dulu, para pasien yang sakit hanya dimanfaatkan untuk diambil organnya dan sisa mayatnya dibuang secara tidak manusiawi. Sangat mungkinkan jika, mayat-mayat itu bergentayangan untuk balas dendam?.

"Heh, kalian ngapain lari. Mereka padahal cuman hantu buatan manusia yang di make-up doang," ucap Jeno yang nyatanya ikut berlari untuk menghindari hantu buatan katanya.

"iya, kalau hantu buatan, kalau hantu beneran? Masalahnya, kaki dia nggak napak tanah lur" sangkal Haechan karena, dirinya melihat kaki si dia yang tidak menempel pada permukaan tanah.

"Ngibul paling Haechan mah," cibir Renjun.

"Iya, kali Haechan ngibul, kan biasanya juga gitu," ucap Jaemin yang ikut menyutujui perkataan Renjun.

"Nggak percaya banget kalian, yaudah cepat liat ke belakang. Kita buktiin omongan gue. Kalau omongan gue bener, kalian harus traktir gue di warung makan pak Samsul selama satu minggu."

"Enak di lo, rugi di kita," ucap Renjun.

Mereka berempat berhenti berlari dan membalikkan badan menghadap dia yang katanya bukan hantu buatan.

1

2

3

"なぜやめたの?"
"Naze yameta no?"
"Kenapa kalian berhenti?" tanya dia dengan seringaian lebar.

"T-tuh kan, kaki dia nggak napak tanah. lo pada sih nggak percaya banget," kesal Haechan karena teman-temannya tidak mempercayai ucapannya itu.

"Mon maap Chan, percaya sama lo musyrik. Gue nggak mau jadi kafir," jelas Jaemin.

"Eh, tapi gapapa. Yang penting kalian traktir gue di warung makan Pak Samsul selama satu minggu."

"Traktiran mulu yang ada dipikiran lo, pikir tuh gimana cara kita keluar dari sini. Mana belakang kita jalan buntu lagi," ungkap Jeno.

Tiba-tiba, hantu yang masih berjarak lumayan jauh dari mereka, melesat cepat hingga benar-benar berada di depan mereka dengan rupa yang sangat menyeramkan.

"AAAAAAAA"

__________________________
✎Instagram: @meallbb_21
✎ Karya: Fanierezza

Cerita Horor [Karya Member WD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang