DELUSION

01. Hospital - JAEMREN

RENJUN HAREM // BOYSLOVE // MATURE CONTENT // KISS SCANE // SEX SCANE // BDSM // HARSWORDS // 18+

ONESHOOT

-••-

"Maaf dokter, ada pasien yang ingin di periksa oleh anda."

"Siapa?"

"Atas nama pasien renjun."

"Baik, terimakasih."

"Sama-sama dokter."

Jaemin. Dokter tampan yang bekerja di hospital Neo'c sebagai dokter spesialis tulang berjalan santai menuju kamar pasiennya.

Bunyi pintu terbuka mengalihkan atensi seseorang yang didalam. "Ohh, dokter jaemin."

"Selamat sore renjun. Ada keluhan apa yang menganggumu saat ini?"

"Pinggangku terasa nyeri."

Jaemin tersenyum manis. "Apa masih sakit sampai sekarang renjun?"

"Tentu. Seseorang kemarin menggagahi ku tanpa ampun, padahal aku hanya ingin di periksa tulang ekor saja."

Jaemin terkekeh. "Maafkan aku. Jadi sekarang kau berbalik badan dulu akan ku periksa dirimu."

Renjun membalikkan badannya memperlihatkan bentuk pipi bokong berisinya terlihat.

Jaemin memeriksa keadaan renjun. "Apa analmu juga sakit?"

Rona merah muda muncul di pipi renjun. "Jangan mengatakannya secara frontal."

"Memangnya kenapa? Aku hanya bertanya."

Renjun mendengus. Percuma baginya berbicara dengan dokter mesum ini.

"Iya, analku sakit. Apa kau ingin mengobatinya?"

"Baik." Jaemin menjauhkan alat medisnya. Kakinya yang jenjang itu berjalan menuju pintu kamar.

"Kenapa kau malah menjauh? Bukannya tadi mau ingin memeriksaku dokter jaemin?"

Jaemin menyeringai. "Tunggu sebentar baby,"

Renjun memerhatikan gerak gerik jaemin, dari mengunci kamar rawatnya lalu menutup gorden berwarana Aqua khas rumah sakit dan terakhir laki-laki itu mematikan satu saklar lampu yang ada di ruangan.

Melihat gelagat jaemin renjun paham maksud semuanya. Jadilah ia sedikit menunggingkan bokongnya itu lalu menggoyangkannya sedikit.

Dimata jaemin itu terlihat seksi. Dirinya bersiul menontonnya. "Kau ingin aku mengobatinya kan?"

"Heumm, obati aku jaemin." jawabnya mendayu.

Dan lihat hanya dengan suara seperti itu renjun dapat melihat perubahan bentuk di sekitaran selangkang jaemin.

"Dengan apa aku mengobatinya?"