RENJUN HAREM // BOYSLOVE // MATURE CONTENT // KISS SCANE // SEX SCANE // BDSM // HARSHWORDS // 18+
ONESHOOT
-••-
Obesesi mengubah segalanya. Membuat orang yang mengalaminya menjadi gila jika tidak mendapatkan apa yang di inginkan.
Perasaan resah dan gelisah jika target obsesi tidak dapat di kendalikan. Memantau sampai batas tidak wajar. Dan yang paling utama target obsesi tersebut akan mengalami teror di hidupnya.
Sama seperti pemuda manis ini. Huang renjun- namanya. Tubuhnya sedang bergetar ketakutan ketika menerima telepon dengan nomor tidak dikenal berbicara mengenai dirinya. Kata-kata tak senonoh yang keluar dari peneror tentang tubuhnya membuat ia ketakutan sekaligus merinding.
"TOLONG JANGAN MENGANGGU KU! AKU TIDAK MENGENALMU!" teriak renjun menatap handphone-nya yang tergelak di lantai.
"Jangan berteriak sayang, aku tidak tuli. jika kau penasaran denganku kau bisa menemui ku. Bagaimana?" suara berat dan serak itu terdengar memasuki telinganya.
"Aku tidak mau," cicit renjun pelan namun bisa di dengar orang dalam telepon.
"Kau tidak perlu takut. Aku orang baik, hehehe..."
"Gila!" renjun lekas mengambil handphonenya lalu mematikannya langsung.
Tubuhnya melemas, jantungnya berdetak kencang. Sudah tiga hari ini ia mendapat teror dengan cara berbeda-beda.
Pertama mendapatkan kotak paket yang tergelatak di depan rumahnya yang isinya sangat mengejutkan. Bagaimana tidak isi kotak tersebut adalah foto-foto telanjang dirinya! bagaimana tidak, orang di dalam foto tersebut memang benar dirinya apalagi background tersebut benar di dalam kamar mandinya.
Kedua mendapat suasana tidak menyenangkan ketika malam sehari sesudah mendapatkan kotak paket. Dimana ia melihat orang yang mencurigakan bertopeng tengah menatapnya dari bawah jendela rumahnya. Saat itu renjun benar-benar ingin menangis, dia hanya tinggal seorang diri di rumah, hingga terpaksa merepotkan temannya untuk menginap menemaninya.
Dan yang terakhir hari ini di saat-saat jam menunjukkan hampir tengah malam dering telepon membangunkannya dari alam mimpi.
"Secepatnya aku harus pindah dari sini." putusnya memikirkan bagaimana keluar dari teror yang mulai menganggu psikis-nya.
Sedangkan di tempat lain seseorang mendengus ketika mendengar perkataan renjun yang ingin pindah.
"Kau tidak akan kemana-mana, jika kau ingin pindah. Pindah saja kerumahku." senyum tipis dengan mata yang juga ikut tersenyum sipit menatap layar komputernya.
-••-
"Kau serius ingin pindah dari sini renjun? kau tega meninggalkanku?"
Renjun menghela nafas. "Chenle, kau di komplek besar ini bukan hanya kita bedua saja, masih banyak orang-orang disini jika kau khawatir tidak memiliki teman nantinya. kau bisa berteman dengan jisung nanti atau jaemin?"
Chenle merengut. "Hanya kau yang satu frekuensi dengan ku. Mereka menyebalkan terus mengatakan jika aku terlalu banyak bicara sama seperti perempuan."
Renjun tertawa menanggapi. "Kau ini begitu saja merajuk sama seperti para wanita."
"Aku sudah siap, kau baik-baik disini ya. Sampaikan salam ku pada jaemin dan jisung. Mereka terlalu obsesi dengan pekerjaannya."
"Baik, kau juga baik-baik di tempat baru. Jika ingin meminta bantuan jangan sungkan untuk menghubungiku."
Renjun memeluk chenle sebentar yang juga di balas pelukannya oleh chenle. "Terimakasih sebelumnya. Kalau begitu aku pergi dulu." Renjun masuk kedalam mobil pribadinya.
Chenle melambaikan tangannya ketika renjun sudah melaju menjauh dengan mobilnya.
Tidak lama datanglah seseorang yang menghampiri chenle. "Dia pindah rumah?'
Chenle menoleh lalu mengangguk. "Iya, kau siapa? aku belum pernah menemui mu berada di kompleks sini?"
Orang tersebut tersenyum. "Oh, aku baru saja pindah satu minggu yang lalu." bohongnya.
Chenle mengangguk lalu pamit untuk pulang ke rumahnya.
Sepeninggal chenle laki-laki tersebut menatap tajam aspal yang baru saja di lewati mobil renjun
"Kau benar-benar ingin tinggal bersamaku ya?!"
-••-
"Ahh sakit tolong berhenti!"
Mata bengkak dengan air liur yang berserakan di sekitaran dagunya. Air matanya mengering setelah tiga jam menangis.
"Hmmm...ahhh,"
Hanya desahan yang keluar dari mulutnya ketika benda tumpul itu terus menumbuk titik manisnya.
Benda tumpul itu terus saja mengobrak-abrik lubang anal nya. Rasa lelah menyelimuti sosok tersebut yang tak lain adalah renjun. Orang yang dua hari tinggal di tempat barunya yang nyatanya adalah jebakan seseorang.
"Tolongghh berhenti ahh aku lelah." ringisnya, rasanya lubangnya saat ini lecet.
"Kau sendiri yang ingin pindah ketempat ku bukan? jadi sekarang kau milikku."
Jeno- orang itu Jeno. Penipu yang mengaku tukang OB di apartemen, menggagahinya tanpa henti.
"Shh..mphhhhhh." Jeno mencium bibir bengkak itu lagi mengulumnya bagai permen atas dan bawah lalu lidahnya masuk mengabsen rongga mulut renjun.
Renjun pasrah melayani nafsu orang di atasnya. Jeno mengancam akan menyebarkan foto dan video mandinya ke dunia maya jangan lupakan video ketika renjun masturbasi mengocok penisnya sendiri di atas tempat tidurnya.
Orang yang telah menerornya akhir-akhir ini. Orang yang terobsesi dengan dirinya. Dan yang paling parah ia adalah seorang laki-laki sama seperti dirinya.
Hancur harga dirinya sebagai laki-laki ketika dengan semena-menanya dengan gender sama tengah menggerayangi tubuhnya. Memasukkan kemaluan yang renjun sendiri punya kedalam lubang analnya.
Mau bagaimana lagi, ketika merasa sudah hancur kenapa tidak sekalian di hancurkan?
Renjun pasrah bagaimana keadaannya, apa suatu hari nanti ia akan bebas dari lingkup bagaikan neraka ini? Atau ia harus tetap melayani nafsu Jeno setiap hari.
"Jeno...hnggghhhh pelanhhh." desah renjun sebelum mencapai pelepasan.
-••-
22-01-2023

KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSION
FanficDidedikasikan untuk shipper renjun(sub) harem, jika bukan seleranya harap menjauh dari lapak saya !¡~⚠️ story by ©alle