25. Cimol dan Lolipop

13 4 0
                                    

~Telah lama rindu itu merajalela. Namun Allah memberikannya tanpa ia pinta. Inikah pertemuan terbaik yang tak pernah ia bayangkan selama ini~

                                ♤♤♤
Selamat sampai tujuan, Ibu Lily tersadar anaknya tidak ada semalaman. Ia panik. Mencoba menanyakan keberadaan Lily pada seisi penumpang jawabannya nihil. Ayahnya menenangkan kepanikannya.

"Tenang Ma. Pasti Lily bisa ditemukan." Kata Ayah membelai punggungnya berusaha menenangkan.

"Padahal kemarin aku sangat senang bisa ngobrol sama Lily. Berharap ia tidak diam saja dan mau bercanda." Nenek yang pernah mengajak Lily mengobrol ikut sedih dan menyesal tidak bisa menjaganya.

"Nenek tidak tahu, apa yang terjadi dengan Lily."

"Memangnya kenapa?" Nenek penasaran.

"Dia bisu Nek. Percuma saja Nenek mengajaknya mengobrol."

Nenek itu kaget. Pantas saja dia banyak diam ketika ditanya. Malang nasib Lily. Hilang dalam posisi tidak sanggup mengatakan keberadaannya.

Turun dari kereta, Ibu meminta izin ke petugas kereta untuk mengembalikannya ke perjalanan awal dikarenakan anaknya hilang.

"Tidak bisa bu, kalau ibu mau kembali ke perjalanan awal, ibu harus menunggu jadwal selanjutnya." Kata petugas itu menurunkan semangat Ibu untuk mencari Lily.

"Kalau Anak Ibu hilang, Ibu bisa lapor saja ke kantor polisi. Biar pihak polisi menyebarkan berita hilangnya Anak ibu." Petugas itu memberinya usulan.

"Baik, Pak."

Orang tua Lily bergegas menuju ke kantor polisi untuk melaporkan kasus hilangnya Lily. Tiba di kantor, Ibu langsung masuk. Tanpa menyadari, kantor polisi yang ibu datangi adalah kantor dimana Imaz di penjara. Dan sayangnya, mereka sama sekali tidak saling mengenal.

"Ada yang bisa Saya bantu, bu?" Pak polisi menanyakan dengan sopan.

Dengan duduk tenang dan tegap, Ibu berusaha memberi keterangan dengan jelas. Ayah mendampingi doa dan duduk di sampingnya menyemangati.

"Saya ingin melapor Pak."

"Baik, ada kejadian apa, bu?"

"Kemarin Saya naik kereta bersama anak Saya. Waktu itu, dia masih ada di kereta, tiba-tiba, keesokan harinya, anak saya menghilang."

"Sudah di tanyakan keseluruh penumpang dan petugas kereta?"

"Sudah Pak. Mereka sama sekali tidak tahu."

"Kapan terakhir Anda melihat Anak Anda?"

"Waktu malam, melihat Anak saya mengobrol sama Nenek-nenek."

"Sudah ditanya ke Nenek-nenek itu?"

"Sudah Pak. Nenek itu juga tidak tahu."

"Siapa nama Anak anda? Dan berapa usianya?"

"Lily. Dia berusia lima tahun."

"Apa dia pernah berpesan sesuatu?"

"Masalahnya, dia bisu pak."

"Baiklah, keterangan Anda akan Saya akumulasi. Kami pihak polisi akan melakukan tindakan pencarian."

Pihak polisi meminta tanda tangan sebagai bukti penerima pelapor. Setelah sah ditanda tangani, mereka keluar dari kantor polisi. Meski demikian sudah melapor, entah kenapa Ibu masih cemas dengan keadaan Lily.

"Sudah, berdoa saja."

Ibu menangis dalam pelukan Ayah. Menuntun pelan kembali ke rumah. Padahal, tujuan mereka pulang kampung membawa Lily karena ingin menunjukkan rumah barunya. Musnah sudah harapan karena ditelan kehilangan Anak yang disayang.

Meeting You Untill DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang