17. Asmara tersembunyi

26 6 0
                                    

~Kekuatan cinta bukan diambil dari romantisnya hubungan. Romantis hanyalah sebagai pemanis. Kepercayaanlah landasan penting untuk  merekatkan suatu hubungan. Maka hubungan kaya akan komunikasi dan rasa kasih sayang~
                             
                               ***
Di meja makan, Robet sekalian keluarga besar Romo Kiyai sarapan. Menu kali ini Robet agak cerewet. Betah memikirkan sang pujaan hati, ia menginginkan cumi bakar yang pernah Imaz masak saat ulang tahun Ning Fiyyah.

"Kapan ada menu cumi bakarnya?" Robet merengek.

"Memangnya kenapa Gus? Kok tiba-tiba?" Rasya curiga.

"Lagi pengen aja."

"Lagi pengen makanannya atau yang meracik makanannya?" Ning Fiyyah menggoda. Robet mencoba memberi kedipan mata untuk merahasiakan. Ning Fiyyah justru merespon dengan tertawa. Seisi ruangan pada menatap Robet.

Bukan Rasya kalau tidak mengeluarkan produksi mesin kaca mata hitamnya. Ia bermaksud memakai untuk mendeteksi apa yang terjadi dengannya. Dan kaca mata hitamnya menjawab, otaknya sedang bekerja memikirkan dia. Mengoperasikan kerinduannya terhadap seseorang. Simbol bukan lagi merah api tetapi merah hati. Rasya seketika itu meluncurkan gelak tawa. Robet memicingkan mata heran.

"Kenapa?" Ketus Robet.

"Seorang Robet sedang jatuh cinta? Dengan Irma ya? Kemarin honeymoon-nya gimana? Ngapain aja?" Rasya tak henti-hentinya meledek Robet.

"Terus dia dimana?" Sahut Saga mengedarkan pandangannya ke seluruh peserta meja makan.

"Kau sungguh tidak waras. Kekasih halalku selama ini bukan Irma tapi Imaz." Robet mengatakan itu tanpa berpikir panjang. Rasya dan Saga terkejut. Yang lain hanya menyimak karena sudah tau kebenarannya sebelum akad nikah.

"Berarti selama ini kau tau keberadaan Imaz? Kenapa kau tidak bilang?" Tanya Rasya.

"Ini urusan antara aku dengan dia."

"Iya iya aku tidak akan menjadi orang ketiga." Rasya berkata dengan bibir moncong.

"Robet, besok lusa ulang tahun Imaz. Rayakan hari istimewanya." Sahut Ning Fiyyah.

"Berarti ada pesta besar-besaran." Saga bertepuk tangan gembira.

"Tidak."

Saga terdiam murung.

"Pesta hanya aku yang merayakan. Ini bukan sekedar pesta tiup lilin lalu potong kue. Imaz harus memberiku kepercayaan dibalik persembunyiannya selama ini."

"Apa dia tidak mengatakan keberadaannya selama ini? Apa kau tidak mempedulikannya?"

"Kepedulian tidak harus dilakukan untuk memaksanya. Perlu waktu agar dia bisa berani mengatakannya."

"Aku masih heran, kalau bukan Pak Darwin yang menculik Imaz, berarti selama ini dia bersembunyi dan menampakkan dirinya hanya padamu? Mungkin dia butuh pertolonganmu." Rasya mengasumsi sesuai penjelasan Robet.

"Aku juga berpikir seperti itu. Tapi aku mencurigai Arman, pacarnya Irma. Apa tujuan dia datang dan menyerang Imaz?"

"Mungkinkah Arman yang menculik Imaz?" Asumsi Saga membuat Robet terpekur.

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan Imaz anakku." Ningrum bersuara yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka. Ning Fiyyah membelai bahunya menenangkan, "dari kecil ia tak pernah mengecewakanku. Andai kalian tau, sebenarnya Imaz tidak seperti kalian. Dia dibisukan oleh Tuan Darwin. Dia disuarakan lagi dengan syarat menjadi koleganya."

"Hanya satu-satunya Imaz yang ku miliki di dunia ini. Jangan sampai aku kehilangan dia." Ningrum tak kuasa menahan air matanya yang terus menerus mengucur. Ning Fiyyah mengambilkan tisu. Ningrum menerima dan mengelap air matanya sambil mengendalikan emosinya.

Meeting You Untill DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang