11

1.2K 155 74
                                    

Belum kering air mata di pelupuk mata Nara setelah menceritakan semua perlakuan buruk yang dia terima selama berada di panti asuhan, kini keduanya dikejutkan dengan kedatangan dua orang polisi bersama seorang wanita paruh baya dirumahnya.

Nara beringsut ke belakang tubuh Yoongi melihat ibu panti kini berada di kediaman Yoongi.

"Lihatlah pak, dia ini yang sudah menculik putriku selama beberapa hari ini."

Yoongi terkejut bukan main dengan tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Omong kosong macam apa yang sedang dibicarakan oleh wanita itu.

"Tunggu sebentar. Siapa yang menculik putrimu? Kau bahkan tidak memperlakukannya dengan baik."

Ucapan Yoongi nampaknya tidak cukup untuk membela diri. Kedua polisi itu dengan cepat meraih lengan Yoongi. "Kau bisa menjelaskan semuanya di kantor polisi nanti, Tuan."

"Tidak Pak, Daddy tidak bersalah. Kalian tidak punya hak untuk menangkapnya." Nara mencoba menahan lengan Yoongi.

"Dia pasti sudah mencuci otak putriku Pak polisi, anak itu masih lugu tapi dia bisa meninggalkan ibunya seperti ini." Nyonya Lee berpura-pura menangis untuk mengambil simpati dari para polisi yang datang bersamanya. "Anakku, ayo kita pulang ya? Aku tidak bisa membiarkan kau bersama orang jahat ini."

"Berhenti membual ibu! Daddy bukan orang jahat."

Kendati sudah berusaha sebisanya, pada akhirnya para polisi itu tetap membawa Yoongi dari kediamannya. Yoongi meminta agar Nara tidak terlalu panik, karena dia yakin bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya.

"Daddy jangan pergi, aku mohon." Nara menangis sejadinya saat Yoongi memasuki mobil polisi.

"Kau tenang saja, Daddy tidak bersalah. Kita lihat siapa yang akhirnya akan mendekam di penjara." Yoongi menatap tajam pada nyonya Lee sebelum pintu mobil ditutup oleh seorang polisi.

"Daddy biar aku ikut denganmu saja. Aku bisa memberikan penjelasan pada mereka. Ijinkan aku ikut Daddy." Nara memukul-mukul kaca mobil, berharap dia bisa ikut denan Yoongi.

Namun Yoongi bergeming. Sampai mobil itu akhirnya pergi meninggalkan kediaman Yoongi, Nara masih menangis dan berteriak.

"Daddy, maafkan aku. Hiksss."

Kini hanya tinggal Nara dan nyonya Lee yang tersisa. Sebelum kehilangan kesempatan, nyonya Lee buru-buru menyeret Nara ke mobilnya.

"Kau pikir karena sudah bersama pria itu lantas aku tidak bisa membawamu kembali? Dasar pembuat masalah! Kau akan membayar semua ini." Ucap nyonya Lee sembari mendorong Nara masuk kedalam mobilnya.

"Ibu kalau kau ingin aku kembali, aku akan kembali. Tapi tolong jangan menyulitkan Daddy." Nara menyatukan kedua telapak tangannya, "aku mohon, jangan membuat Daddy dalam masalah."

"Itu urusan dia dengan kepolisian. Aku tidak perduli."

Segera nyonya Lee mengendarai mobilnya, membawa kembali Nara ke panti asuhan. Sepanjang jalan Nara terus menangis dan memohon, tapi tidak ada satupun jawaban keluar dari mulut nyonya Lee.

Sesampainya di panti asuhan, nyonya Lee disambut suaminya yang telah menunggu. Tangan Nara langsung bergetar saat ia kembali melihat senyum jahat terukir di bibir Lee Jihoo. Senyum itu masih sama seperti saat dia berhasil mengambil keperawanan Nara.

"Bajingan ini, aku benci sekali melihatnya." Gumam Nara.

Jihoo membuka pintu mobil dan tersenyum miring menyambut kedatangan Nara. "Kau kembali, anak manis? Bagaimana harimu belakangan ini?" Masih berdiri di ambang pintu, Jihoo meremas paha Nara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang