Yoongi benar-benar menjelma menjadi seorang ayah bagi Nara. Pasalnya kini ia lebih sering menghabiskan waktu dirumahnya bersama dengan Nara. Terkadang pria itu menemani Nara mengerjakan tugas sekolahnya, dan juga memasak makan malam untuk mereka berdua.
Awalnya Nara sempat berburuk sangka pada Yoongi, akibat apa yang dikatakan Jungkook sebelumya. Namun kini tak ada lagi alasan baginya untuk menaruh prasangka buruk untuk pria yang sudah sangat baik hati mau menerima kehadiran Nara di istananya yang begitu megah.
"Min Nara, kau dimana?" Yoongi membuka pintu kamar Nara, berniat untuk mengajak gadis itu makan malam.
Namun Yoongi tidak bisa menemukan gadis itu dimana pun. Kakinya bergerak masuk kedalam ruangan tersebut, barangkali gadis itu sedang di kamar mandi.
Perhatian Yoongi tertuju pada sebuah kertas hitam tergeletak diatas nakas, ia memungutnya dan membaca isi kertas tersebut.
"Undangan pesta ulang tahun dari Park Jihan?" Alis Yoongi mengerut, "kenapa dia tidak memberitahukan hal ini?" Gumam Yoongi penasaran.
"Kau sedang apa, Dad?"
Yoongi sontak berbalik badan, melihat Nara berdiri dengan hanya menggunakan bathrobe, dan kepala yang dililit handuk kecil berwarna putih.
"Di kamar mu kan sudah ada kamar mandinya, kenapa harus mandi di kamar mandi utama?" Tanya Yoongi.
Gadis itu duduk ditepi ranjangnya, "disitu heater-nya tidak berfungsi, Dad." Ia menatap Yoongi yang masih memegangi kertas undangan, "Daddy kenapa membaca itu?"
"Ah ini? Kau dapat undangan pesta ulang tahun? Kenapa tidak bilang pada Daddy?"
"Aku tidak tertarik untuk datang, dad." Nara melepaskan handuk kecil yang melilit di kepalanya, dan mulai menyisir rambut panjangnya perlahan, "lagipula aku tidak terlalu akrab dengannya."
"Sepertinya kau memang tidak punya teman dekat selain Jungkook, ya?"
"Bagaimana Daddy tahu?"
"Kontak di ponsel mu itu hanya ada nama Daddy dan Jungkook saja."
"Hehehe, aku memang tidak punya banyak teman." Nara berdehem sebentar, "sepertinya karena aku bukan murid yang cantik, jadi tidak ada yang mau berteman dengan ku, selain si idiot Jungkook." Gadis itu terkekeh.
"Omong kosong macam apa itu?" Yoongi menarik lengan Nara, membawa gadis itu berdiri tepat didepan cermin, "lihatlah, bagian mananya yang menunjukkan kalau kau ini tidak cantik?"
Jantung Nara kembali berdebar, bukan karena menyadari dirinya cantik seperti apa yang dikatakan Yoongi. Tapi Yoongi yang saat ini memakai kacamata dan kaus hitam, berdiri tepat dibelakangnya dengan kedua tangan ditempatkan diatas kedua pundaknya, membuat dirinya jadi tidak karuan.
"Kau cantik." Ucap Yoongi sedikit berbisik.
"Dad, aku tidak lebih cantik dari mereka yang ada disekolah. Kau tidak tahu situasinya." Nara menghela nafasnya, menurunkan kedua tangan Yoongi yang bertengger di pundaknya, "lagipula aku tidak perlu punya banyak teman, kan?"
"Lagipula aku tidak perlu punya banyak teman, kan?"
Kata-kata itu sama persis dengan apa yang diucapkan Yoongi pada saat ia masih berkuliah. Ia tahu bagaimana dirinya tidak punya banyak teman, dan berakhir kesulitan saat dia akan meminta bantuan pada seseorang.
"Aku tahu kau tidak perlu punya banyak teman, hanya saja suatu saat kau juga pasti membutuhkan bantuan dari orang lain, jangan merasa kau selalu mampu berdiri diatas kakimu sendiri." Tutur Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY!
FanfictionTentang Yoongi yang mengadopsi seorang anak dari panti asuhan. "Daddy, aku mencintaimu!" -Min Nara