04

1.4K 237 37
                                    

Satu-satunya orang yang selalu menjadi tempat untuk Nara bercerita adalah Jeon Jungkook. Hari ini juga, anak itu tengah bertanya-tanya kenapa Nara tak terlihat di sekolah. Sekali lagi ia memastikan kehadiran Nara dikelasnya, mengintip dari jendela kelas, tetapi Jungkook tidak bisa menemukan Nara dimana pun. Ia khawatir kalau Nara sakit, sebab terkahir kali Nara mengeluh kalau dirinya lemas saat pulang sekolah kemarin.

"Jungkook, kau sedang apa?"

Jungkook berbalik badan, melihat seorang gadis dengan baju seragam ketat yang membentuk lekukan tubuh langsingnya.

"Ah- kebetulan kau datang." Kata Jungkook antusias.

Gadis didepannya tersipu, ia tak pernah menyangka Jungkook akan repot-repot datang ke kelas hingga mengintip dari jendela hanya untuk melihatnya. Setidaknya itu yang dia pikirkan sekarang.

"Memangnya kenapa? Kalau kau ingin bertemu kenapa tidak mengirim pesan saja? Aku dengan senang hati akan menemui mu dimana pun."

Alis Jungkook mengernyit, "Aku tidak ada urusan dengan mu, Park Jihan. Aku kesini hanya ingin menanyakan, apa Nara berangkat sekolah hari ini?"

Wajah cantik Jihan seketika merengut saat mengetahui lagi-lagi Jungkook hanya mengarahkan pandangannya pada Kim Nara, bahkan saat gadis itu tak ada.

"Tidak." Balas Jihan singkat.

"Uhm.. apa dia juga tidak memberikan surat izin?"

"Tidak tahu."

"Kau tidak tahu dia kemana?"

"Kau pikir aku ibunya Nara atau bagaimana? Ups- aku lupa kalau Nara tidak punya ibu. Dia kan yatim piatu."

Jungkook menghembuskan nafasnya, ia hanya mengangguk pelan kemudian beranjak dari hadapan Jihan.

Sesungguhnya Jihan sudah lama menyimpan perasaan untuk Jungkook, atau mungkin tidak hanya dia simpan sendiri karena ia pun sempat mengutarakannya pada Jungkook. Sikap Jungkook yang acuh padanya sama sekali tidak menyurutkan perasaan yang Jihan punya untuk Jungkook.

"Jungkook-ah! Tunggu dulu!" Jihan mencoba menahan tangan Jungkook, mencegah laki-laki itu pergi lebih jauh.

Jungkook melirik tangan kecil Jihan yang bertengger di pergelangan tangannya, "ada apa?"

"Kau belum menjawab pertanyaan ku tempo hari." Jihan menatap Jungkook penuh harap, sekali saja ia ingin melihat Jungkook membalas tatapannya dengan hangat, bukan tatapan dingin seperti yang saat ini dia lihat.

"Pertanyaan apa? Aku lupa."

"Jeon, please. Tidak mungkin kau lupa."

"Kau memberikan ku waktu satu Minggu, ini baru dua hari. Jadi aku masih punya waktu 5 hari."

"Baiklah, kalau begitu berikan jawaban mu saat pesta ulang ku hari Minggu nanti."

"Aku tidak bisa datang."

"Aku mengundang Nara."

Hening diantara mereka tak terbantahkan saat Jungkook terdiam, entah apa yang dia pikirkan. Strategi Jihan mengundang Nara memang nampaknya cukup tepat untuk memancing Jungkook agar mau hadir di pesta ulang tahunnya.

Jihan tidak akan sudi pesta ulang tahunnya dihadiri oleh Nara, kalau tidak karena Jungkook yang selalu luluh jika dia mendengar nama Kim Nara.

"Untuk apa kau mengundangnya?" Tukas Jungkook.

"Dia kan teman sekelas ku."

"Jangan berani macam-macam dengan Nara!"

Sudut bibir Jihan terangkat saat melihat Jungkook sedikit panik karena keputusannya mengundang Nara ke pesta ulang tahunnya. Jihan senang, karena setidaknya Jungkook akan memikirkan kembali tawarannya.

DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang