05

1.4K 200 35
                                    

Ayo kasih vote dulu sebelum baca 😁✌️

Yoongi stagnan ditempatnya bahkan setelah beberapa menit berlalu, dan lampu lalu lintas berubah menjadi hijau kembali. Suara klakson mobil bersahutan, pun tidak membuat Yoongi segera mendapatkan kesadarannya kembali.

"Daddy, ada apa?"

Sentuhan tangan Nara di bahunya lah yang membuat Yoongi tersadar dari lamunan.

"Lampunya sudah hijau, kenapa tidak jalan?"

"Ah, maafkan aku, Nara."

"Daddy baik-baik saja? Apa yang telah kau lihat?"

"Tidak." Yoongi menggeleng cepat dan segera menginjak pedal gas mobilnya.

Barangkali Yoongi masih menyimpan cintanya untuk sang mantan istri, namun rasa kecewa yang teramat dalam juga masih menguasai dirinya. Saat Yoongi melihat wanita itu berjalan dengan mendorong sebuah kereta bayi, dadanya terasa sesak bukan main.

Berbagai spekulasi muncul begitu saja di kepalanya. Anak siapa yang bersama mantan istrinya itu? Mungkinkah itu anaknya? Atau malah justru anak dari pria yang pernah berselingkuh dengannya? Tangan Yoongi menggenggam erat setirnya, ia tak lagi banyak bicara setelah kejadian di lampu merah tadi. Tak pelak hal itu juga menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Nara.

Setahun berlalu setelah keputusan Yoongi dan Sora untuk tidak saling bertemu lagi, namun pada kenyataannya takdir berkata lain. Yoongi benci fakta bahwa dirinya masih menangis seorang diri saat memikirkan Sora. Ini benar-benar tidak adil, seharusnya Sora si pengkhianat itu yang mendapatkan penderitaan, bukan Yoongi yang harus menderita setiap harinya. Yoongi bahkan tidak percaya melihat wajah Sora begitu berseri saat ia melihatnya siang tadi.

"Sebenarnya apa lebihnya pria itu ketimbang aku, Kang Sora?" Yoongi menenggak Soju ditangannya, ini sudah botol kedua yang dihabiskan oleh Yoongi, "kenapa kau nampak bahagia sekali tadi?"

"Kesalahan apa yang telah aku lakukan sehingga kau sanggup berkhianat dari pria yang sangat mencintai mu ini?"

"Aku bahkan sanggup memberikan seluruh dunia untukmu, tapi kenapa kau—" Yoongi tidak dapat lagi menyelesaikan kalimatnya.

Ia melemparkan gelas Soju ditangannya, mengusap kasar air mata yang turun tanpa permisi. Angin malam di rooftop rumahnya terasa lebih dingin dari biasanya, menerpa tubuh Yoongi yang sedang rapuh.

Yoongi seharusnya tidak lagi berlarut dalam kesedihan hanya karena mendapati masa lalunya muncul kembali didepan mata. Bagaimanapun kejadian menyakitkan itu telah lama berlalu, seharusnya dia lebih bisa mengontrol diri dan membiarkan takdir menjalankan tugasnya. Yoongi hanya harus menerimanya dengan lapang dada. Ia berjanji ini harus jadi yang terakhir, setelah semua tangisannya mereda, ia juga harus mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

"Daddy, kau tidak apa-apa?"

Nara sedikit khawatir saat melihat Yoongi menuruni tangga dirumahnya dengan lesu, wajah pria itu juga terlihat merah.

"Hmm, Daddy baik-baik saja. Kau kenapa belum tidur? Ini sudah tengah malam, kembali lah ke kamar mu dan tidur dengan nyenyak."

"Wajah Daddy sangat merah, Kau tidak sedang sakit kan, Dad?"

"Daddy tidak sakit, sudahlah kau besok harus sekolah."

Nara hanya terdiam ditempatnya, tak melepaskan pandangan dari Yoongi yang berjalan gontai menuju kamarnya. Nara tahu ada yang tidak beres dengan Yoongi, namun jika pria itu tidak mau membagikan keresahan hatinya, lantas apalagi yang bisa Nara lakukan?

DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang