02

1.5K 235 19
                                    

Vote dulu dong sebelum baca( ͡° ͜ʖ ͡°)

Nara sedang menyantap bubur yang diberikan oleh Yoongi sebelumnya. Pria itu masih terduduk ditepi ranjang sembari sibuk memainkan ponselnya. Entah apa yang membuatnya berdiam diri disana tanpa ada banyak kata yang keluar dari mulutnya.

"Paman?" Ujar Nara memecah keheningan.

"Hmm?" Yoongi mengalihkan pandangannya pada gadis itu.

"Aku tidak melihat orang lain sedari tadi, dimana istri paman?" Nara melihat Yoongi mematikan ponsel ditangannya, pria itu nampak menghela nafasnya dalam-dalam.

Yoongi terdiam untuk beberapa saat, membuat Nara harus menunggu lama untuk sebuah jawaban yang sangat simpel.

"Dimana sopan santun mu? Bukankah seharusnya kau bertanya dulu, aku ini punya istri atau tidak?"

Nara hampir saja tersedak makanan yang sedang dikunyahnya, buru-buru dia meraih gelas diatas nakas dan meminum air itu banyak-banyak.

"Ah- maafkan aku paman. Jadi kau belum menikah? Aku kira pria mapan seusia mu ini sudah pasti memiliki istri."

Air muka Yoongi berubah datar, seperti tidak nyaman dengan pembicaraan mengenai pernikahan ini. Sejujurnya dia memang sangat sensitif ketika membahas tentang pernikahan dan kehidupan berumah tangga.

"Paman, maafkan aku." Tutur Nara sekali lagi. Ia tahu betul kalau pertanyaannya menimbulkan ketidaknyamanan untuk Yoongi.

"Sudah tidak usah dipikirkan, pernikahan bukan sesuatu yang penting untukku. Habiskan makanan mu, dan jangan lupa minum obatnya. Setelah ini aku akan mengantarmu pulang."

Nara tidak mau pulang, batinnya menginginkan untuk tetap tinggal dirumah Yoongi, walaupun hanya satu malam saja dia ingin lepas dari kehidupan kelamnya.

"Paman, bolehkah aku tidur disini malam ini saja? Kau bisa mengantarkan aku ke sekolah besok pagi." Tutur Nara.

"Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Mereka akan mengkhawatirkan mu nanti."

"Ah- mereka tidak terlalu memperhatikan ku. Anak mereka terlalu banyak, jadi kalau aku tidak pulang satu malam saja mereka tidak akan menyadarinya."

Tidak mau ambil pusing, Yoongi hanya menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan dari Nara. Ya semoga saja dia tidak terlibat masalah yang lain.

"Oh ya paman, aku boleh meminta sesuatu lagi?" Tanya Nara, Yoongi menaikkan kedua alisnya.

"Apa lagi?"

"Bolehkah aku meminjam pakaian mu? Aku tidak mungkin tidur memakai seragam seperti ini."

Yoongi beranjak dari tempat duduknya, "kau benar juga, tunggu sebentar aku akan mengambil pakaian ganti untuk mu."

Nara mendongak lalu menyengir senang, "terimakasih banyak paman, maaf aku terlalu banyak merepotkan mu."

Pria dengan balutan kaos hitam kebesaran itu hanya mengangguk pelan sembari berdehem.

Walapun Yoongi terlihat sangat misterius, tapi Nara benar-benar menyukai pria itu. Sekilas dia teringat pada kata-kata seorang sahabatnya, yang menyebutnya tidak normal karena sampai usianya menginjak 17 tahun, Nara benar-benar tidak pernah dibuat berdebar oleh laki-laki.

"Yaa!! Jeon Jungkook, kau bilang aku tidak normal karena aku tidak pernah menyukai pria, kan? Kau salah, pria seperti paman Yoongi nyatanya bisa membuat jantungku berdebar."

Yoongi kembali dengan membawa satu sweater berwarna putih dan celana training hitam, yang sudah tidak dia pakai lagi.

"Aku sengaja memilihkan baju yang hangat untuk mu." Ujar Yoongi memberikan pakaian tersebut.

DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang