NamGi : GeTWellSooN

139 20 18
                                    

"Hyung, masih sakit ya?"

Dia, Min Yoongi. Hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan adik pertamanya. Dia tidak bohong, sekujur tubuhnya terasa remuk dan lemas.

"Sakit sekali Namjoon-ah," ujarnya lirih. Bahkan untuk sekedar berbicara pun dia harus menggunakan tenaga ekstra.

"Hyung kuat. Aku tau itu," Namjoon meraih tangan kakaknya yang terbebas dari infus untuk digenggam. Sekedar menyalurkan kehangatan. Tangan kakaknya terasa sangat dingin.

***

Aku Kim Namjoon, anak no.2 dari tuan Kim Sungji dan nyonya Kim Suran. Ah, ralat. Sekarang aku adalah anak sulung. Menggantikan posisi kakak ku yang baru saja dikebumikan.

Kakak ku Min Yoongi baru saja menyerah. Memberikan tugas untuk menjaga ayah, ibu, dan Taehyung. Adik kamyi yang baru saja berusia 15 tahun.

Aku menyesal, sungguh! Seharusnya, aku berbalik. Walau hanya sekedar untuk mengulurkan tangan. Ada banyak kata seandainya dan seharusnya yang terucap. Walau aku tau, sosok itu tak akan kembali. Meski hanya sekedar memberi pelukan selamat tinggal.

Aku ada disana. Saat ayah dan ibu membuatnya berbeda, saat ayah dan ibu memaki dan memukulinya. Aku ada disitu. Hanya berdiri sebagai penonton, kemudian pergi tanpa ada niat untuk sekedar berbalik.

***

Aku baru berusia 5 tahun kala itu. Saat aku menyadari, ada yang berbeda dari kakak ku. Kala netra ku memandang fokus suatu objek, netranya justru terlihat kosong. Dia yang selalu membawa tongkat, dan selalu berjalan sembari meraba sekitar.

"Ayah. Kenapa Yoongi hyung selalu membawa tongkat? Dan kenapa dia selalu memecahkan barang?" Saat itu, dengan polosnya aku bertanya pada ayah. Mengutarakan semua hal yang memenuhi otak kecil ku.

"Tidak usah dipikirkan yaa. Joon-ie hanya perlu menjauhi dia ya? Mengerti?" Aku mengangguk semangat. Otak kecil ku tidak mampu menangkap maksud yang sebenarnya kala itu. Yang aku tau, apa yang ayah minta atau perintahkan adalah hal yang benar. Dan tanpa aku sadari, itu semua merupakan awal dari kebencian yang entah bagaimana.

***
Aku berumur 6 tahun saat kelahiran Tehyung. Malam saat ibu mengalami kontraksi, kita semua pergi ke RS. Tentu saja meninggalkan Yoongi hyung. Malam itu juga, sebenarnya tidak ada orang dewasa di rumah. Hari itu para pekerja memang diliburkan oleh ayah.

Dan selama tiga hari ibu di RS, aku dan ayah selalu ada disana. Kami bahkan melupakan Yoongi hyung dirumah sendirian.

Siang itu, hari keempat ibu dirumah sakit. Kami pulang bersama dengan bayi Taehyung. Dia sangat lucu. Kulitnya sedikit gelap. Seperti aku.

Pintu utama baru saja dibuka. Dan kami disambut dengan bunyi piring terjatuh dari arah dapur.

"Anak cacat itu!!" Ayah marah dan berjalan dengan langkah besar menuju dapur. Terlihat Yoongi hyung sedang meraba lantai. Mencoba untuk membersihkannya.

"Sialan!!"

"Akhh, a-ayah sakit. Hiks sakit ayahh," ayah langsung menjambak rambut Yoongi hyung lalu membawanya ke gudang belakang. Aku baru saja akan mengikutinya. Tetapi ibu sudah lebih dulu memanggil ku.

***
Aku benci Kim Yoongi!! Yang sayangnya adalah saudaraku. Aku benci dia karena dia aib keluarga. Setiap ada pertemuan keluarga, paman dan bibi akan selalu mencemooh keluarga kami.

Di sekolah, anak-anak kelas akan mengejek ku. Hanya karema dia buta!! Bukan hanya aku. Taehyung bahkan pernah menolak sekolah karena dia juga dipermalukan oleh teman-temannya. Hingga akhirnya, ayah memindahkan sekolah kami.

Min Yoongi itu, selalu di dipukuli oleh ayah dan ibu. Entah karena dia yang memecahkan barang, menabrak kami saat berjalan, dan lainnya.

Dia bahkan tidak sekolah. Setiap hari, dia hanya duduk di taman belakang rumah. Atau bermain bersama Holly. Anjing putih lucu, yang diberikan oleh Nam ahjuma sebagai kenang-kenangan sebelum dia berhenti bekerja.

***
Hari itu, adalah hari dimana sepupu ku Kim Seokjin akan melangsungkan pernikahan. Aku sudah berumur 21 tahun. Semuanya pergi. Aku, ibu, ayah, dan Taehyung. Terkecuali Kim Yoongi. Memang siapa yang sudi dia ikut!

Acaranya lancar, ramai, dan penuh suka cita. Seluruh sanak keluarga hadir malam itu. Tapi, entah mengapa aku merasa janggal. Seperti ada yang terjadi dan aku melupakannya.

Lewat tengah malam, kami baru saja menginjakkan kaki dirumah. Pintu utama tidak terkunci, seperti dibuka secara paksa. Ruang utama juga gelap. Tepat setelah ayah menekan sakelar, pemandangan yang tidak pernah kami bayangkan terlihat.

Disana, di dekat anak tangga terakhir. Terlihat Min Yoongi yang terbaring lemah dengan darah yang mengalir deras dari perut nya. Masih ada pisau yang tertancap.

Ibu memekik kaget, begitu juga Taehyung yang langsung mendekap ibu. Aku segera menghampirinya. Menepuk pelan pipi pucat tanpa rona itu, untuk berharap ada setitik kesadaran. Ayah segera menelpon ambulance.

"Tidak. T-tidak. Bangun hyung!! Hyung bangun!! Hiks hikss kumohon," bukan. Bukan ini yang aku inginkan. Aku memang memintanya untuk menghilang. Tapi bukan seperti ini!

Aku belum sempat mengutarakan maaf. Baru kali ini aku memanggilnya dengan sopan. Tapi tidak dalam keadaan seperti ini!!

***

Insiden malam itu, insiden yang membuat kakak ku terluka dan berakhir di ICU. Pelakunya sudah tertangkap. Tenyata dia rekan bisnis ayah. Dia berniat untuk mencuri berkas penting milik ayah.

Dia bilang, awalnya semua berjalan lancar. Hingga dia melihat Min Yoongi keluar dari kamarnya di lantai bawah. Yoongi tau akan keberadaannya, oleh sebab itu dia keluar.

Tanpa pikir panjang, rekan kerja ayah menusuk perutnya menggunakan pisau. Dia juga mengaku menyesal. Dia bahkan masih merasa bersalah hingga saat ini. Itu sebabnya, dia menyerahkan diri ke kantor polisi.

Tidak ada yang baik-baik saja setelah ini. Terlebih, ibu dan ayah. Merek tidak menyangka anak yang mereka bilang sial dan cacat itu telah tiada. Karena rekan bisnis ayah.

END

Semoga kalian ngerti sama alurnya ya!! Trus majas nya nyambung amiin. Dah sekian dari isteri Yoongi yang dianya selalu tersiksa

ONE MORE, JANGAN JADI SIDERS YAAA

[1]LIMBO✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang