'Malam ini, ulangtahun ku. Tapi, tidak ada seorangpun dari mereka yang datang dan mengucapkan selamat. Tidak apa-apa Yoongi-ah. Masih ada ulangtahun mu yang keseribu tahun mendatang.'
Junwoo memasuki kamar itu. Menemukannya dalam keadaan dingin. Dengan kasur rapi tanpa pemilik. Aroma mint yang begitu identik dengan pemiliknya masih tercium jelas. Walau sudah ditinggalkan cukup lama. Perlahan Junwoo kembali membuka buku usang itu.
'Kau bodoh Yoon. Seharusnya jangan mendekati meja makan saat makan malam kalau tidak ingin tubuh mu remuk seperti pagi ini.'
Junwoo ingat sekali dengan malam itu. Itu bukan pertama kalinya Song Yoongi dipukuli ayah karna ikut makan malam. Tapi, kenapa sekarang rasanya sakit sekali? Ketika mengingat dirinya merupakan salah satu penyebab kesakitan adiknya. Seharusnya, dia menjaganya kan? Layaknya seorang kakak pada umumnya?
'Seharusnya aku tidak perlu bertahan sejauh ini. Seharusnya ibu membawaku bersamanya saat itu. Kenapa membuat ku harus menunggu?'
Junwoo juga mengingat kejadian ini dengan sangat jelas. Saat dimana Song Yoongi tidak pernah kembali kerumah selama hampir dua minggu. Kemudian kepulangannya yang membuat ayah murka. Junwoo juga masih mengingat dengan sangat jelas, bagaimana teriakan penuh kesakitan Song Yoongi malam itu. Bagaimana ayah mencambuknya, hingga netra itu terpejam menahan sakit. Bukankah seharusnya Junwoo ada disana?
'Sadar diri Yoon!! Ayo pergi!! Kepergian mu tak akan mempengaruhi apapun.'
Junwoo masih mengingat dengan sangat jelas bagaimana detail kejadian malam itu. Bagaimana dia yang berniat untuk menghukum Song Yoongi karna kecerobohannya, mengaku sebagai adik Song Junwoo dihadapan banyak orang. Yang walaupun sebenarnya itu adalah kenyataan. Tapi Junwoo tidak ingin mengakuinya. Song Junwoo tidak ingin mengakui bahwa si bisu Song Yoongi adalah adiknya.
Hingga apa yang ditemukannya malam itu masih membekas dalam ingatannya. Bagaimana air bethup yang meluber dengan warnanya yang tak lagi jernih. Bagaimana dia menemukan Song Yoongi dengan keadaan tak bernyawa di kamar mandinya.
END
Yes i know. Kalimat 'mengingat dengan sangat jelas' disini terhitung sangat banyak. But!! Aku ga tau lagi harus diganti pake kata apa? Kalian bisa drop saran dan kritik dimanapun itu perlu. Soo good bye for the next chapter.
Big Hug
Mirae
.
.
.
.
..
.
.
.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]LIMBO✅
Fanficooh, but this is all that I am I only show you the best of me, the best of me Ooh, tryin', but I'm just a man Hopin' it won't get the best of me, the best of me - song by keshi DRABBLES OF BANGTAN