Vito kini telah berada di Kantornya cabang Austria. Matanya menangkap seorang wanita yang tengah berlari dengan terburu-buru dengan penuh seksama. Ia seperti tak asing dengan bentuk tubuh itu.
Namun perhatiannya kini teralihkan dengan karangan bunga yang dipegang oleh pegawainya itu. Dengan senang hati ia menerimanya dan membawa menuju ruangannya.
Ia membaca nama Toko Bunga tersebut. Pasalnya karangan itu terlihat begitu sangat indah. Ia berniat untuk membeli bunga di sana untuk menghiasi bunga di ruangannya ini. Jeka, adiknya datang menemuinya.
"Ada apa?" tanya Vito.
"Rapat akan dimulai beberapa jam lagi. Ingin berjalan-jalan sebentar di Austria?" tanya Jeka.
"Boleh. Kita sekalian mencari Yerina."
Setelah mengantar Vina pulang, ibu satu anak itu hanya terduduk di Rumah. Bima telah pergi beberapa menit yang lalu karena ada pasien yang mendesak. Kini Yerina terdiam di Teras Rumah.
Ia mendadak gelisah mengenai dirinya dan Vina. Ia memikirkan bagaimana jika Vina semakin tumbuh dewasa dan menanyakan keberadaan ayahnya. Tak terasa bulir matanya kini mengalir dengan begitu deras.
Ia kira hidup menjadi ibu tunggal itu mudah tapi ternyata ia salah. Tapi juga tak sepenuhnya salah. Ini bukan tentang menjadi ibu tungggal mudah atau tidak tetapi waktunya yang kurang tepat.
"Kenapa aku harus hidup dengan takdir seperti ini? Apakah aku tidak bisa bahagia?"
"Mama."
Dengan cepat wanita itu menghapus air matanya yang tersisa dan berusaha tersenyum kepada gadis kecilnya itu. Yerina tidak mengerti kenapa ia tidak seberuntung wanita lain.
Ingatannya kembali mengingat ucapan Bima tentang penyakit Vina. Mengapa Tuhan memberi penyakit seperti ini kepada gadis kecil seperti Vina? Ibunya sendiri masih bingung.
Yerina berusaha tersenyum walaupun itu sangat rapuh karena lagi-lagi air matanya mengalir. Vina jadi bingung melihat mengapa ibunya menangis seperti itu.
"Mama kenapa? Kok nangis? Vina buat calah ya?" tanya Vina.
Yerina menggeleng dengan cepat, "Vina g-gak salah. Mama gapapa kok."
Yerina memeluk gadis kecilnya itu agar tidak melihat air matanya lagi. Pikiran Yerina kini dipenuhi dengan masa depan yang sangat ia takuti. Bagaimana jika Vina bertanya tentang ayahnya dan banyak lagi.
Untuk mengalihkan perhatian Vina, ia berdiri untuk mengajak putrinya itu menuju Toko terdekat untuk membeli camilan. Kini Yerina mengambil tasnya dan segera berjalan dengan putri kecilnya itu.
Bisakah aku bahagia seperti ini selamanya?
****
Kini Vito dan Jeka tengah membelah Vienna serta mencari hal-hal unik di sana. Selain itu, tujuan mereka adalah mencari keberadaan Yerina. Vito selalu melihat ke arah gadis untuk menemukan istrinya itu.
Tiba-tiba matanya menangkap seorang wanita yang masuk ke dalam Toko. Vito menerka-nerka bahwa itu adalah Yerina karena proporsi badannya sama. Segera ia meminta Jeka untuk parkir.
Jeka segera memarkir mobilnya dan turum bersama Vito. Namun ketika masuk ke Toko, ia tidak melihat keberadaan Yerina karena Toko ini lumayan besar. Segera mereka berpencar.
Toko ini lumayan besar membuat Vito dan Jeka dibuat sulit untuk mencari. Setelah mencari selama beberapa menit, mereka tidak menemukannya. Tetapi Jeka dan Vito ditabrak oleh seorang anak kecil yang membuat keduanya mengernyitkan alis.
Mengapa aku merasa anak ini tidak asing? - batin Vito.
"Maaf Paman, Vina tidak cengaja."
Jeka yang terkejut mendengar bahasa Vina pun menunduk, "Kau bisa berbahasa Indonesia hm?"
Vina mengangguk lucu membuat Vito gemas dan ikut menunduk, "Namamu siapa anak cantik?"
"Vina. Vina Al---"
"Astaga Vina!"
Seorang wanita berlari dengan terburu-buru dan segera memeluk Vina erat. Vina pun membalas pelukan ibunya yang sangat khawatir padanya. Sedangkan Vito dan Jeka cukup terkejut melihat siapa wanita yang datang itu.
Wanita itu belum juga sadar dengan dua pria dihadapannya. Ia masih sibuk mengecek keadaan anaknya serta memeriksakan keadaan jantung gadis kecil itu. Vina pun tersenyum melihat ibunya yang khawatir berlebihan.
"Vina tidak cakit, Mama."
"Mama?"
Kini wanita itu tersadar dan mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa dua pria yang berada di depannya. Matanya membulat dan cukup terkejut. Siletan 3 tahun lalu kini kembali datang menghantuinya.
"Yerina?"
"Maaf anda salah orang."
Yerina pergi begitu saja namun perjuangan Vito tidak sampai situ saja. Ia berlari mengejar Yerina dan menarik tangan Yerina dan berbalik menghadapnya. Jeka tahu jika pasangan itu butuh waktu untuk berbicara.
Akhirnya memanggil Vina untuk bersamanya namun Yerina tetap menggenggam tangan anaknya itu dan melarangnya untuk pergi. Vina pun menurut tetapi Jeka memberi penjelasan.
"Tidak baik jika Vina mendengar pertengkaran kalian."
Yerina sedikit memberi ruang akhirnya membiarkan Vina untuk bersama Jeka sebentar. Kini tersisa mereka berdua dengan Vito memancarkan kerinduan pada Yerina namun tidak dengan wanita itu.
Bahkan wanita itu menahan dirinya agar pertahanannya tidak runtuh di saat itu juga. Ia berusaha melawan semua yang ada di pikirannya saat ini. Yerina pun memulai pembicaraan.
"Ada apa? Aku tidak punya banyak waktu."
Ada banyak pertanyaan pada benak Vito saat ini. Ia ingin menanyakan banyak hal saat ini, "Kau punya waktu untuk berbincang denganku?"
"Tidak ada waktu untukmu. Katakan saja dengan cepat sekarang," balas Yerina.
Taehyung menghela napasnya berat, "Siapa Vina?"
Yerina menghela napasnya dan berusaha menahan air matanya, "Kau tidak perlu tahu."
"Kau menikah lagi?" tanya Vito.
"Kalau iya kenapa? Ada masalah?" tanya Yerina balik.
Vito menghela napasnya, "Kita belum resmi bercerai Yerina! Mengapa kau meni---"
"Apa kau tidak bercermin pada dirimu sendiri? Kau ternyata lupa akan kesalahanmu!" bentak Yerina.
"Aku pamit."
Yerina kini memanggil putri kecilnya itu untuk pulang meninggalkan Vito dan Jeka. Lagi-lagi Vito dirundung oleh rasa bersalah. Jeka memberi saran untuk mengikuti dan mencari tahu letak Rumah Yerina.
Mereka berjalan mengikuti Yerina dan melihat wanita itu masuk ke salah satu Rumah. Jeka melihat ekspresi wajah kakaknya itu sangat berbeda saat pertama menemukan Yerina.
"Tujuan kita sudah tercapai Kak. Kau sudah menemukan Yerina," ucap Jeka.
Vito menggelengkan kepalanya pelan yang membuat Jeka heran. Lagi-lagi Jeka bertanya, "Apa yang terjadi? Lalu siapa Vina?"
Vito tidak menjawab. Mereka masih memperhatikan gerak-gerik Yerina. Terlihat Yerina yang terduduk di Teras dan bermain dengan Vina. Pikiran Vito kini bercamuk dan memikirkan banyak hal.
Apakah Yerina sudah menikah lagi? Apakah Vina anak Yerina dengan suami barunya? Jika tidak, lalu siapa Vina? Anak angkatnya?
Vito sangat bingung saat ini. Jeka menepuk pundak kakanya yang masih dirundung kebingungan itu. Lagi-lagi ia bertanya, "Ada apa kak? Tujuanmu telah tercapai dengan menemukan Kak Yerina bukan?"
"Siapa Vina?" lanjutnya.
Taehyung mengusap wajahnya kasar, "Entahlah. Tapi sepertinya Yerina telah menikah lagi."
TBC
Wah udah ketemu tuh gais. Gimana ya kelanjutannya?
See you ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu
Short Story*𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓* 𝑫𝒊𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒃𝒐𝒐𝒌 "𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂" 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖. 𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊 "𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂" **** Sudah jauh aku berlari, namun apakah aku harus kembali ke titik awal? - Yerina. Sejauh...