EMPAT

196 40 9
                                    

"Apa? Kalian sudah bertemu Kak Yerina? Katakan dimana dia."

Vito dan Jeka memutuskan untuk langsung pulang. Ia membatalkan semua rapat karena pikiran Vito saat ini sedang tidak fokus. Bertemu dengan Yerina mengalihkan dunianya.

Yerina yang kini hadir dengan penampilan barunya setelah 3 tahun berpisah darinya. Tak hanya Yerina, kini ada gadis kecil yang menemaninya.

Kini Vito dibuat cemas dan bingung tentang kehadiran gadis kecil itu. Apakah gadis kecil itu anak Yerina? Tapi siapa ayahnya? Kini Jeka sedang mencari tahunya.

Tak butuh waktu lama bagi Jeka untuk mencari informasi. Kini ia masuk ke dalam rumah dengan membawa kertas mengenai informasi tentang Yerina dan gadis kecil itu.

"Dimana Yerina, Kak? Kalian menemukannya?" tanya Luna lagi.

Sinb, Viren, Jena, dan juga Luna ikut duduk bersama mereka. Vito memberi kode pada Sinb untuk membawa anak-anak ke dalam kamar agar tidak tahu menahu.

Hal itu ditambah lagi dengan Viren yang tahu tentang Yerina. Setiap hari gadis kecil itu mencari keberadaan Yerina yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Yerina dan Kak Vito bertemu tadi tap---"

"Mana informasi mengenai gadis kecil itu?" potong Vito.

Jeka menyerahkan sebuah kertas pada Vito. Namun hanya berisi informasi mengenai nama, tanggal lahir, dan pernyataan bahwa dia anak Yerina.

Vito menjatuhkan kertas tersebut namun langsung saja diambil kembali oleh Luna. Wanita itu membaca dengan seksama.

"Dia anaknya Kak Yerina?" tanya Luna.

"Vina Alena anak Yerina dengan siapa?"

****

Pagi telah menjelang, Yerina berusaha untuk melupakan permasalahan kemarin. Ia berusaha tegar dan menyembunyikan semuanya dari putri kecilnya itu.

Kini mereka duduk bersama Lia dalam melayani pelanggan. Perusahaan kemarin juga kembali memesan makanan pada Toko Bunga Yerina. 

"Kak biar aku saja yang mengantar lagi," ucap Lia.

Yerina menghentikan Lia, "Aku saja Lia. Aku harap kau bisa menjaga Vina."

"Sekalian aku ingin membeli obat untuk Vina."

Lia pun membenarkan, "Baiklah Kak. Hati-hati."

Yerina tersenyum dan kini perhatiannya beralih pada gadis kecil yang sedang duduk manis sambil merangkai bunga. Sepertinya Vina akan seperti ibunya.

Yerina kini duduk dihadapan anaknya, "Anak cantiknya mama jangan nakal ya? Mama mau pergi sebentar."

"Ay ay Mama cantik. Jangan lama ya nanti Vina kangen cama mama. Kangen itu belat ma kata Dilan," ucap Vina gemas.

Yerina yang gemas pun segera memeluk dan menciumi seluruh inci dari wajah Vina. Kini wanita itu keluar membawa bunga untuk ke Kantor yang kemarin.

Tak butuh waktu lama baginya untuk mengayuh sepeda ke arah kantor kemarin. Lagi-lagi resepsionis kemarin tersenyum manis pada Yerina.

"As always you look so beautiful, Yerina."

Yerina tersenyum, "This is for today. Thank you for your order."

Resepsionis tersebut hendak mengambil bunga dari tangan Yerina namun telepon berbunyi membuat Yerina harus menunggu. Tetapi telepon itu sangat lama membuat resepsionis tidak enak pada Yerina.

"Sorry Yerina but can you help me?" tanya resepsionis tersebut.

Yerina mengecek jam tangannya dan belum juga waktu dirinya untuk mengambil obat Yerina. Hal itu membuat ia mengangguk pasti mengiyakan pertanyaan resepsionis.

SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang