2. Karena kita satu

1 2 0
                                    

"Makanya, jadi cewek itu jangan petakilan" omel Danu. "Sekarang hapus vidionya! Cepet!"

"Nih, hah, gara-gara vidio lo tuh, makanya gue jatoh!" Aulia juga tak kalah ngegas. "Kasih Ra" suruhnya pada Rara yang dari tadi setia memegangi tangannya, kayak anak ilang sumpah!

Rara memberikan ponselnya dengan muka cemberut, abisnya ya, Rara itu niatnya mau jadiin vidio itu sebagai tameng agar Danu tidak bisa lagi bully dia, Danu itu tau banget aib orang-orang di sekitarnya. Tapi gak mau aibnya di bongkar, kan kampret!

Setelah berhasil menghapus vidionya, dia mengembalikan ponsel Rara kepada yang punya. "Tapi, tadi, yang lo tabrak bang Kenzie loh"

"Iya! Gue tau! Gak usah dibahas juga!" Aulia ini ya, sumpah, sehari aja gak ngegas bisa gak sih?! Padahal orang yang lagi bicara sama dia itu gak budeg loh!

"Santae, dong santae!" Danu juga gak kalah ngegas.

"Elu yang santae!"

"Elu lah!"

"Elu!"

"Elu!"

"El--" belum menyelesaikan kalimatnya, suara bel pelajaran menghentikan perdebatan keduanya.

"Awas lu!" tunjuk Aulia pada Danu dengan mata menatap nyalang.

"Elu yang awas!" di tunjuk gitu Danu gak mau kalah dong! Enak aja dia asal main tunjuk aja.

"Elu berdua yang awas!" ancam Rara, sambil mengangkat sapu terdekat. "Udah Lia ayok kita duduk!" katanya tegas sambil menyeret Aulia yang lagi-lagi hanya bisa pasrah. 

Lagian, Danu juga, masa mulutnya kayak perempuan gak bisa banget di rem.

***

"Ibu hari ini tidak akan memberi kalian materi, karena ibu ingin memeriksa tugas kalian yang seminggu lalu" ucap bu susan, guru bahasa Indonesia.

Aulia mengerutkan kening, perasaan gak ada tuh mereka dikasih tugas. "Tugas... yang mana Ra?"

"Ituloh, yang kalimat persuasif" jawab Rara dengan santainya, tanpa sadar mimik wajah Aulia yang sudah pucat pasi.

"Masa? Keknya gak ada deh" kata Aulia dengan gelisah.

"Lo, belum ngerjain tugas?" tanya Rara dengan suara pelan, takut kalo ada temen atau guru yang mendengar.

Aulia mengangguk gelisah, membuat Rara menepuk jidat, kalo udah kayak gini gimana? Nggak mungkinkan ia suruh Aulia salin tugas miliknya? Bukannya pelit, tapi ini tugas panjangnya udah kayak rel kereta api, gak ada abisnya.

Maka, jalan satu-satunya adalah, dengan Rara yang memasukkan kembali bukunya kedalam tas, agar mereka bisa dihukum bersama. Karena gimana ya, Rara itu cuman punya temen si Aulia, yang dulu jadi orang yang pertama kali mau kenalan dengannya, karena Rara itu dulu sering di ejek cupu. Cuman Aulia yang dari dulu sampek sekarang mau jadi tamengnya, kalo ada yang ganggu dia, Aulia pasti bilang 'emang lo pada udah serupawan apa hah? Makanya sampek berani ngejek orang?' kalo enggak gini 'heh gosah sok cakep, kalo udah sifat jelek muka lo pada pasti jadi jelek juga. Buat apa dandan sampek menornya lima senti tapi gak ada yang mau lirik, kalian tau itu karena apa? Itu karena hati kalian busuknya ngalahin bangkai' udah, siap itu dia pergi.

"Lo ngapain???" tanya Aulia panik, saat tau Rara memasukkan kembali bukunya.

"Menurut lo, gue bakalan biarin lo dihukum sendiri aja gitu?" tanyanya ketus.

ZIELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang