Tak termaafkan

5.3K 562 267
                                    

Lucas pergi mengambil minuman setelah menemui Yuta dan mempelai perempuannya yang tak ia kenal. Tetapi langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang tak asing tengah duduk dengan seorang anak laki-laki dipangkuannya.

"Na Jaemin?" sapanya ragu setelah berjalan lebih mendekat.

Jaemin menoleh kemudian berdiri membungkuk dan tersenyum kecil. Ia tak terkejut sama sekali melihat Lucas di sini karna sudah diberi tahu oleh Jeno sebelumnya siapa-siapa saja yang kemungkinan akan datang.

"Apa kabar, Lucas sunbae? Lama tak jumpa." ia berucap dengan nada biasa karna tak terlalu menyimpan kebencian pada pria tinggi itu. Bisa dibilang Lucas adalah satu-satunya orang yang masih menaruh perhatian padanya setelah dipermalukan Mark di depan umun. Pria itu kerap datang menemui Jaemin sekedar untuk menyeretnya makan dan mengantar pulang, meski tidak banyak bercengkrama tapi Jaemin cukup berterimakasih untuk hal itu.

"Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini." Lucas menggaruk tengkuk yang tak gatal, ia tampak canggung. "A-apa ini putramu?"

"Iya. Perkenalkan, namanya Lee Jisung. Sebenarnya aku punya satu anak lagi, dia sedang mengambil makanan dengan suamiku."

"B-benarkah? Apa aku bisa bertemu dengan mereka?" Lucas menjadi semakin gugup. Sebenarnya ia lebih penasaran pada rupa anak Jaemin yang barusan disebutkan daripada suami Jaemin. Ia yakin anak yang dimaksud adalah janin yang dulu dikandung Jaemin buah dari insiden yang juga melibatkannya.

"Silakan. Duduklah dulu! Kau bisa berkenalan dengan suamiku jika masih perlu." ucap Jaemin jenaka. Kata-katanya terdengar aneh di telinga Lucas tapi ia mengabaikannya kemudian duduk di kursi yang ditunjuk Jaemin.

"Itu dia mereka." ujar Jaemin beberapa saat kemudian memecah lamunan Lucas. Pria itu menoleh mengikuti arah pandang Jaemin dan seketika matanya membulat terkejut dengan mulut menganga.

"JE-NO?"

"Oh, kau sudah bertemu istriku? Bagaimana? Tidak penasaran lagi, bukan?" tanya Jeno santai kemudian duduk di samping Lucas.

"K-kau... K-kalian?" pria Hongkong itu masih melongo seperti sadar tak sadar.

"Jangan terkejut begitu! Kami bahkan sudah menikah selama 12 tahun." Jeno kembali berujar santai seraya menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Shit! Jika begini aku tidak bisa untuk tidak terkejut." Lucas mengusap wajahnya kasar. Ia hanya tak habis pikir seorang Lee Jeno yang notabennya adalah sabahatnya sendiri telah menikah selama itu dengan Jaemin dan tidak ada yang diberi tahu padahal mereka sering berjumpa ketika Jeno pulang ke Seoul.

"Jena, sapalah paman Lucas! Dia sahabat baik Appamu." tegur Jaemin tiba-tiba. Ia sadar sejak tadi Lucas belum menaruh perhatian pada putrinya sama sekali.

"Selamat malam, Paman!" sapa Jena ceria dengan senyuman manis yang menampakan deretan giginya.

Deg...

Lucas tercengang menatap Jena. Nyawanya serasa diacabut saat itu juga.

Senyumannya, bentuk hidungnya, mata bulatnya, semua yang ada di wajahnya...

Lucas menegang kemudian berdiri seketika. "A-aku harus pergi... S-sampai jumpa..." ujarnya terbata kemudian berlalu dari hadapan keluarga Jeno mengabaikan tatapan heran Jena.

"Paman itu aneh! Kenapa dia melihatku begitu? Bukan hanya dia saja, tapi banyak orang lain juga menatapku aneh lalu mereka saling berbisik. Aku benar-benar tidak nyaman." keluh Jena.

"Itu karna kau begitu cantik, aegi!"

"Appa! Aku bukan bayi lagi!" gadis remaja itu merengut protes membuat kedua orangtuanya terkekeh.

Tanggung Jawab [Nomin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang