Dua garis dan penolakan

5.1K 584 90
                                    

Vote & comment, please! 🙏

***

Setelah mengambil cuti tiga hari untuk memulihkan fisik dan jiwanya, Jaemin kembali berkuliah. Ia sedikit bersyukur karna tidak berada satu fakultas dengan empat orang yang mengerjainya. Orang yang mengundangnya ke pesta itu juga kembali cuek seperti sedia kala, lagi-lagi Jaemin harus bersyukur karna sepertinya tidak ada orang lain yang mengetahui kejadian itu termasuk orang yang punya acara.

"Yuqi-shi, siapa yang menyuruhmu mengundangku ke acara ulang tahunmu padahal kau sendiri tidak menginginkan aku datang?" tanya Jaemin suatu hari saat ia berada di kelas yang sama dengan Yuqi.

"Lucas. Dia berjanji mengencaniku jika aku melakukannya. Tentu saja aku terpaksa, tapi tidak masalah yang penting dia sekarang telah menjadi kekasihku." jelas gadis itu yang terkesan enggan bercakap dengan Jaemin dan setelahnya pergi begitu saja.

Pemuda Na menghela nafas kasar. Sungguh miris, ternyata kejadian itu sudah di rencanakan dan ia yakin Mark Lee yang menjadi dalangnya.

Ketika Jaemin masih dalam proses melupakan, ia direpotkan dengan kondisi tubuhnya yang menjadi sakit-sakitan. Ia yakin bukan sakit yang parah, tubuhnya hanya menjadi cepat lelah, nafsu makannya menurun dan ia muntah-muntah setiap pagi dan tengah malam. Ini sudah hampir dua bulan sejak kejadian itu, dan Jaemin mulai curiga. Sebelumnya ia tidak memikirkan hal ini, tapi setelah muntah-muntah setiap hari karna hidungnya yang menjadi sensitif pada bau jaemin menjadi ketakutan. Kenapa ia bisa melupakan fakta bahwa ia seorang male pregnan. Padahal ia sudah tahu sejak melakukan tes pada usia 15 tahun.

Dengan tangan gemetar Jaemin membuka genggamannya pada benda panjang mirip stik es krim.

Dua garis

Seketika itu matanya memanas. Tespack pada genggamannya ia lempar jauh-jauh ke pojok ruangan. Jaemin sudah mengira hal ini, tapi tetap saja ia merasa terpuruk.

"Kenapa begini?"

Jaemin meraung, tangisnya tak dapat dibendung. Selain tidak mengetahui anak siapa yang dikandungnya, kemungkinan terburuknya adalah tidak ada yang akan bersedia bertanggung jawab. Jaemin yakin itu. Pemuda-pemuda yang memperkosanya, mereka berasal dari keluarga elit, semuanya. Tidak mungkin mereka mau mempermalukan diri dengan menikahi Jaemin yang berasal dari kalangan bawah. Kuliah saja hanya mengandalkan beasiswa.

Dulu ketika orangtuanya masih ada. Mereka hidup berkecukupan dengan sang ayah yang bekerja sebagai perwira polisi dan ibunya yang menjadi manager di sebuah bank. Mereka berdua meninggal tiga tahun lalu setelah mengalami kecelakaan tragis ketika pulang dari suatu tempat. Mobilnya terbalik lalu meledak setelah tergelincir di tengah hujan lebat.

Setelahnya Jaemin hidup dari uang pensiun sang ayah dan ia juga bekerja di toko roti. Rumahnya di sita karna ia tak mampu membayar cicilannya lagi. Mobil satu-satunya rusak parah sampai tidak bisa diperbaiki. Saat ini Jaemin tinggal di sebuah flat murah yang hanya memiliki dua ruangan, kamar tidur dan kamar mandi. Ia masih baik-baik saja dengan kehidupan serba pas-pasannya, tapi setelah tahu dirinya hamil ia bingung. Bagaimanapun ia hamil karna ada yang menghamili bukan karna dirinya sendiri, jadi ia akan tetap memberi tahu para tersangkanya, keputusan selanjutnya tergantung dari tanggapan orang-orang biadab itu.

Tanggung Jawab [Nomin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang