• 8 •

510 112 2
                                    

Pulang siang saat sekolah mungkin adalah hal yang banyak diinginkan siswa, apalagi hari itu adalah hari yang sangat padat dengan pelajaran yang super menyusahkan.

Begitu juga dengan Bian, tapi sayangnya dia kali ini merasa kesal. Alasanya, sepeda yang biasa dia pakai sedang di service, ditambah ayahnya sedang tidak bisa menjemput. Apalagi, dia tidak membawa ponsel, dia tidak bisa memesan ojek online atau semacamnya.

Sahabatnya satu-satunya juga tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak badan. Sial sekali Bian hari ini.

Dan alasan terbesar Bian merasa badmood adalah, dia tak sengaja mendengar jika Tama akan menembak seseorang, crush nya beberapa hari ke depan.

Itu tidak ada hubungannya dengannya memang. Tapi entahlah, Bian merasa sangat kesal dan sedih sekaligus, menambah perasaan badmood di hatinya.

Bian tak bermaksud menguping, dia hanya tak sengaja mendengarnya, dia sedang mengembalikan buku tulis milik temannya yang juga adalah teman sekelasnya Tama dan Kai.

"Cepetan dipacarin makanya," seru Kai.

Tama mengangguk, "Kalo macarin sih udah ada niat, tapi gak ngerti kapan bilangnya,"

"Jangan lama-lama, keburu dipacarin orang lain, ntar nanges,"

"Bacot, bingung njing gimana nembaknya,"

"Dih kasar, aku ada ide,"

"Males males, idemu mesti ngawur," tolak Tama mentah-mentah

Kai mendecih, "Dengerin sek ta, nek kamu suka idenya pake, nek gak suka yo wes, lupain,"

"Iya iya tak dengerin, cepet,"

Kai melirik ke samping kanan dan kiri, kemudian menundukkan sedikit badannya, "Gimana kalau sabtu pas-...,"

Bian yang berdiri beberapa langkah di dekat mereka tidak mendengarnya karena semakin lama semakin kecil suara Kai.

Entah Bian harus tertawa atau menangis. Tertawa karena akhirnya dia tau jika Tama bukanlah pacar Yuyun, atau menangis karena mendengar jika Tama akan menembak seseorang secepatnya.

Bian tau itu bukan urusannya, tapi dia tidak bisa menahan penasaran tentang siapa orang beruntung yang ingin dipacari oleh Tama. Apakah itu Yuyun? Karena Bian tidak tau lagi siapa yang dekat dengan Tama selain Yuyun.

Bian merasa sakit hati, tapi kenapa harus sakit hati?

Dia bukanlah siapa-siapa.

"Haah anjing!" seru Bian kesal.

"Heh siapa itu anjing-anjing?!"

Bian berjengit, matanya membola, mulutnya seketika terkunci, ujung matanya melirik bapak satpam yang menatapnya tajam, kemudian dia menyengir, "Maaf Pak, gak sengaja,"

Kemudian dia mendengar suara gadis tertawa, dia menoleh, bola matanya kembali membulat saat melihat bahwa itu adalah Yuyun, dengan Tama di sebelahnya.

Bian yang sudah badmood entah kenapa menajdi bertambah kesal dan langsung pergi ke luar sekolah sampai tidak menyadari jika Tama saat itu sedang menatapnya, seolah ingin memberi penjelasan tapi dihambat oleh makhluk di sebelahnya.

Saat dia berjalan keluar sekolah, dari sampingnya, ada seseorang yang menepuk pundaknya, itu adalah Arjuna, kakak kelasnya.

"Ngapain kamu sendirian panas-panas gini?" tanya kakak kelas itu.

"Kak Jun! Anterin aku pulang pliss," pinta Bian dengan nada memelas.

"Lah? Gak bawa sepeda?" tanya Arjuna dan dibalas gelengan oleh Bian.

Reminiscence [Taegyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang