Wajah saeran memerah, ketika mendengar pertanyaan dari (Y/n), Dia pun langsng mengalihkan pandangannya ke samping.
"Kenapa saeran?" Tanya (Y/n) bingung sambil mendekat ke arah saeran.
"Stop jangan mendekat" ucap saeran sambil meletakkan jari telunjuknya di dahi (Y/n).
"Uhm okei" ucap (Y/n)
"Haaah" saeran menghela nafasnya, lalu menjauhkan telunjuk nya dari dahi (Y/n).
"Kau memangnya tidak bisa memasak sampai ingin aku buatkan makanan?" Tanya saeran bingung
"Tentu saja bisa.. aku hanya iseng bertanya hehe" ucap (Y/n) sambil melihat ke arah depan
"Jangan iseng seperti itu lagi..." ucap Saeran sambil menatap (Y/n) sinis
"Kenapa?" Tanya (Y/n) polos sambil menatap saeran
"Haaah... apa kau selalu seperti ini pada lelaki atau pasien lainnya? Kau pasti punya banyak pacar" ucap saeran ketus
"Hah? Kenapa tiba-tiba menanyakan pacar? Kau meledekku?" Tanya (Y/n) sambil mempoutkan bibirnya
"Kenapa apa aku benar? Pacar mu banyak?" Tanya saeran sinis
"Banyak bagaimana.. satu kali pacaran saja tidak pernah.." gumam (Y/n) yang masi bisa di dengar oleh saeran
"Benarkah? Uhmm" ucap saeran dalam hati kaget sekaligus senang
"Tunggu.. kenapa tiba-tiba senang? Ah aku memikirkan hal yang aneh lagi" ucap saeran dalam hati sambil memukulkan kepalanya
"Saeran kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu ya?" Tanya (Y/n) khawatir sambil memegang tangan saeran agar dia menghentikan tangannya untuk memukul kepalanya sendiri
Saeran terkejut melihat tangannya di pegang dan bertatapan dengan jarak dekat dengan (Y/n).
"Tidak!! Aku tidak sedang memikirkan mu" ucap saeran keras
"Lho? Aku kan tidak bilang kau memikirkan ku" tanya (Y/n) bingung
'CTARRR'
Bagai suara petir di siang hari, saeran malah membuka isi pikirannya sendiri.
"Bodoh.. kau bodoh.." ucap Saeran dalam hati
"Kau baik-baik saja?" Tanya (Y/n) khawatir karena melihat kuping dan pipi saeran yang memerah
"Ya... argh ini mungkin karena aku lapar belum makan siang.. " ucap saeran sambil menggelengkan kepala dan mendirikan dirinya dari sofa
"Uhm.. kalau begitu mau aku pesankan sesuatu?" Tanya (Y/n)
"...haaah baiklah" ucap saeran lalu berjalan menuju TV
"Kau ingin ku pesan kan apa? Ayam? Pizza?" Tanya (Y/n) sambil membuka ponselnya
"Apa saja.." tanya saeran sambil membuka laci tv seperti sedang mencari sesuatu
"Okei.. pizza saja yah.. " ucap (Y/n) lalu memesan pizza tersebut
Saeran masi sibuk mencari-cari, remot untuk menyalakan tv. Dia berpikir akan lebih baik kalau menonton film, agar mereka tidak banyak mengobrol karena kalau terus mengobrol Saeran takut akan mengatakan hal-hal yang memalukan lainnya. (Y/n) lalu menghampiri saeran dan melihat saeran dari dekat.
"Kau sedang mencari apa?" Tanya (Y/n) bingung
"Remot tv.. ayo kita nonton film" ucap saeran sambil berusaha mencari remot tv
"Ahhh ide yang bagus.. mari aku bantu cari.." ucap (Y/n) sambil membantu saeran mencari remot
Setelah 15 menit mencari, mereka berdua tidak menemukan remot tersebut, Saeran pun akhirnya menelpon seven.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay not to be Okay [Saeran x Reader]
Fanfiction[Update tiap Kamis & Sabtu] Lanjutan cerita dari Secret ending 2 versi aku sendiri ❣ Seven, berhasil menyelamatkan Saeran adiknya dari MintEye, tetapi pada saat dia kembali ke Seven.. Saeran masi sangat dendam ke Seven karena efek dari brainwashing...