Pagi hari ini, (Y/n) tidak ada jadwal menemui saeran jadwal menemui saeran besok, Sehingga (Y/n) sibuk bekerja di Rumah sakit hari ini.
"Ting~"
Bunyi notifikasi dari ponsel (Y/n), (Y/n) yang sedang mencatat-catatan nya pandangan matanya kini teralihkan ke arah ponselnya. (Y/n) mengambil ponsel nya lalu melihat isi pesan tersebut.
"Tidak ada tuan putri yang tertidur pulas di rumah seorang pria"
(Y/n) menutupi wajahnya yang memerah seketika ketika melihat pesan tersebut. Siapa lagi kalau bukan saeran yang mengirim nya? .
"Tapi apa benar saeran yang memindahkan ku?" Tanya (Y/n) penasaran
(Y/n) pun membalas pesan tersebut
"Ah... maaf:( apa aku seberat itu sampai kau marah? Atau kau marah karena aku tidur di kamar mu dan kau di sofa?"
(Y/n) langsung menenggelamkan wajah nya di meja kerjanya. Dia ingin teriak, karena malu rasanya banyak pertanyaan yang ada di benak (Y/n) saat itu " apa aku berat?" "Apa aku mengigau?" "Atau jangan-jangan aku mendengkur?" Tanya (Y/n) dalam hati
"Tapi kan kita tidak tidur bersama tentu saja dia tidak akan tau hal itu!!" Ucap (Y/n) pada diri sendiri
"Ah bisa saja aku mengigau saat dia menurunkan ku di tempat tidur..."
Beberapa saat kemudian, suara notifikasi ponsel (Y/n) berbunyi lagi. Dengan cepat dia pun langsung mengambil ponsel tersebut dan membuka kuncinya.
"Wah di balas.."
"Kau menyebalkan"
"Hah? Sudah?" Tanya (Y/n) bingung
"Apa maksud nya saeran? Kenapa dia menyebutnya menyebalkan? Apa karena semua yang ku tanyakan itu benar semua?" gumam (Y/n)
(Y/n) langsung berdiri dan menyentuh tubuh nya dari lengan atas, pinggang, perut, dll.
"Berat badan ku naik?" Tanya (Y/n) panik
(Y/n) pun sedih lalu kembali duduk di meja kerjanya, sambil menenggelamkan wajahnya di meja kerjanya itu.
.
.
.
Disisi lain di rumah saeran, saeran sedang browsing di internet tentang pekerjaan "Freelance" yang (Y/n) beritahu kan padanya kemarin. Dia tertarik karena selain dia ingin memounýai penghasilan sendiri, akan lebih baik kalau mempunyai pegangan uang.
"Humm.. Ini mudah kalau hanya disuruh yang seperti ini aku bisa.." ucap Saeran sambil fokus melihat layar ponselnya
"Tok..tok..tok.."
Saeran mengalihkan pandangan matanya, lalu melihat ke arah pintu kamarnya yang di ketuk oleh saudara kembarnya itu.
"Hello.. my cutie brother.." sapa seven sambil menampilkan senyuman yang menyebalkan
"Kalau tidak ada hal yang penting keluar sana.." ucap Saeran sambil kembali melihat layar ponselnya
"Hehe maaf-maaf.. Aku hanya ingin memberitahu.. kalau aku pergi keluar dulu.. " ucap seven
"..ya" Jawab saeran singkat
"Okei jangan rindu pada ku ya.." ucap seven lalu berjalan menjauhi kamar saeran
"Yak tutup pintunya kembali!!" Teriak saeran tetapi sayang seven sudah keluar dari rumahnya
"Aishhh benar-benar!!"
.
.
.
Jam makan siang, (Y/n) sudah selesai dengan pekerjaannya hari ini. Dia tidak ada tugas konseling lagi hari ini, jadi dia bisa makan siang dengan tenang dan tidak terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay not to be Okay [Saeran x Reader]
Fanfiction[Update tiap Kamis & Sabtu] Lanjutan cerita dari Secret ending 2 versi aku sendiri ❣ Seven, berhasil menyelamatkan Saeran adiknya dari MintEye, tetapi pada saat dia kembali ke Seven.. Saeran masi sangat dendam ke Seven karena efek dari brainwashing...