Sebuah Pemintaan

27 3 0
                                    

Keesokan harinya, (Y/n) mengunjungi saeran seperti biasa pada jam 8 pagi. Kali ini, (Y/n) membawa 2 susu putih hangat di tangannya karena di luar sedang turun hujan. (Y/n) pun menyodorkan gelas yang berisi susu tersebut kepada saeran, dan saeran menerimanya.

"Syukurlah.. dia sudah mulai menerima orang lain.." ucap (Y/n) dalam hati

"Sejuknya.. " ucap (Y/n) sambil melihat ke luar jendela

"Aku suka hujan.." ucap (Y/n) tiba-tiba

"....."

"Kau tidak suka hujan saeran?" Tanya (Y/n) sambil meminum susu hangatnya

"..entahlah" Jawab saeran singkat

"Kau suka sekali melihat langit.. jadi aku kira kau tidak begitu suka hujan.. karena langit nya menjadi gelap" jelas (Y/n)

"...entahlah aku tidak yakin dengan perasaan itu.. aku tidak pernah tau suka ataupun cinta  aku hanya tau membenci" ucap saeran sambil menatap langit Dari dalam jendela

"...profesor ku dulu pernah bilang kalau merasakan perasaan senang atau rasa lega dalam hati saat melihat sesuatu hal.. maka kau menyukai hal tersebut " ucap (Y/n) sambil meminum susu hangatnya

"...entahlah orang-orang tidak pernah menanyakan bagaimana perasaan ku.." ucap Saeran sambil menengokkan kepalanya ke arah (Y/n) menatap (Y/n)

(Y/n) kembali menatap saeran sambil tersenyum sambil berkata

"Bagaimana perasaan mu saeran? Apakah..

Kau menyukainya?"

Saeran mengalihkan pandangannya ke luar jendela menghindari tatapan (Y/n)

"Kau tidak perlu menjawabnya.. kau sudah mendapatkan jawabannya pun aku sudah bahagia.. " ucap (Y/n) sambil melihat ke arah luar jendela

Waktu berlalu cepat, mereka berdua menghabiskan susu hangat bersama sambil melihat hujan dari jendela.

"Saeran.. terimakasih ya" ucap (Y/n) lalu beranjak dari kursinya

"Untuk apa?" Tanya saeran bingung

"Terimakasih telah mengutarakan pendapat dan perasaan mu " ucap (Y/n) sambil tersenyum lalu membalikkan badannya dan keluar dari kamar saeran

.

.

.

Keesokan harinya (Y/n) datang membawa satu kotak coklat berisi kacang almond.

"Selamat pagi saeran~" riang (Y/n) menyapa saeran

"...." Saeran hanya terdiam melihat (Y/n) yang sangat ceria di depan nya

(Y/n) meletakkan coklat almond itu di atas sofa

"Saeran.. kemarilah.." ajak (Y/n) dengan tangannya yang mengisyaratkan untuk mendekat

Saeran diam

"Ayo saeran.. mari kita bermain.." ucap (Y/n) sambil mengeluarkan ipad dari tas nya

Saeran dengan langkah malas pun duduk di sofa di sebelah (Y/n). (Y/n) menaikkan kaki di sofa, lalu membalikkan badannya menghadap saeran. (Y/n) pun menaruh ipad dan coklat tersebut diantara dia dan saeran.

"Hadap sini.. mari kita main ludo" ucap (Y/n) sambil tersenyum

Saeran memutar bola matanya malas lalu berdiri dari sofanya, (Y/n) dengan refleks memegang tangan saeran untuk menghentikan saeran.

"Ayo saeran.. yang menang boleh minta apapun pada yang kalah.." ucap (Y/n) tersenyum sambil menatap saeran

Saeran yang di pegang tangannya terkejut, karena sejak kemaren mereka ngobrol dan bertemu ini pertama kalinya mereka bersentuhan kulit. Pipi saeran terasa hangat dan dengan cepat dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

It's Okay not to be Okay [Saeran x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang