☆HAPPY ENJOY READING☆Alvian Gevano Adiwijaya. Duduk bersandar diruang kerjanya sembari memikirkan kejadian tadi.
Flassback On.
Dirinya memasuki rumah yang disambut hangat oleh istri dan anak pertamanya.
"papah sudah pulang" ucap sang istri sembari mengambil tas kerjanya.
"papah lama banget pulangnya" ucap sang anak pertama.
"maafin papah ya sayang hari ini soalnya tugas kantor lebih banyak" ucapnya sembari mengelus surai panjang putri kesayangan nya itu.
"mah papah ke atas dulu ya" ucap dirinya dan berlalu pergi.
Sesampianya di atas lebih tepatnya diruang kerjanya. Dirinya teringat bahwa dia menyimpan uang 50 juta di tempat penyimpanan uang.
Mengecek dan ingin mengambilnya untuk tambahan proyek kerjanya.
Dan ketika membuka berangkas uang tersebut. Matanya melebar tak percaya bahwa uang 50 juta yang disimpanya tidak ada.
Seketika raut marah terpancar dari matanya.
"SIAPA YANG NYURI UANG SAYA?" bentaknya tiba tiba kepada sang istri dan anak pertamanya setelah sampai dibawah.
"UANG APA PAH?" ucap sang istri merasa ketakutan melihat suaminya itu.
"SIAPA MAH, JANGAN BOHONG!" bentaknya kembali.
"KITA BERDUA DARI TADI DIBAWAH PAH"
"ATAU MUNGKIN AMARA YANG NYURI, LIHAT SAJA MALAM MALAM SEPERTI INI ANAKMU MALAH PERGI KELUYURAN PAH" ucap sang istri.
"ANAK SIALAN" ucapnya.
Flassback Off.
Menghela nafas dan berfikir sejenak apakah dirinya terlalu kasar terhadap anaknya tadi?
Melihat tatapan matanya yang terlihat terluka membuat hatinya sedikit teriris sekaligus merasa bersalah.
Apakah harus juga dirinya mengintrogasi istri dan anak pertamanya tentang uangnya yang hilang?
Tak masalah jika uang nya hilang. Tapi yang menjadi masalah jika keluarga atau anaknya sendiri justru yang mencuri uangnya. Dia merasa gagal mendidik keluarganya dan mau ditaruh dimana muka pemimpin keluarga Adiwijaya yang tidak bisa mendidik keluarganya itu.
"Akkhh" merasa pusing dengan mana yang benar mana yang salah dan mana yang harus dirinya percaya.
☆☆☆
Disisi lain.
Amara memilih keluar dari rumahnya dari pada harus memohon mohon kepada Papahnya untuk membuka pintu rumahnya.
Sakit. itu yang Amara rasakan ketika Papahnya selama ini yang selalu percaya dengan nya. Dan sekarang, kepercayaan itu bahkan sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
Teen Fiction"Aku lelah bertahan, namun dunia menyuruhku untuk tetap menetap. Menetap tanpa ada rasa bahagia. Sekaligus rasa cinta". Amara Diandra Adiwijaya. Gadis yang selalu diberi julukan gadis cupu disekolahnya. Ya Amara mengakui penampilanya itu layak dibe...