☆HAPPY ENJOY READING☆Bell yang dinanti nanti siswa siswi SMA GUNA BANGSA pun tiba. Apalagi kalau bukan bell pulang sekolah.
Setelah guru keluar dari kelas XI-MIPA3. Semua murid kelas tersebut langsung berhamburan keluar kelas.
"Gais gue duluan yah, ini papah gue dah jemput gue di depan". Ucap Azell.
"Gue juga duluan ya, mau nganterin Mamah gue ke butik nih". Ucap Maura.
"Lo ga papa Mara? Apa mau gue anter dulu baru gue pulang". Ucap Maura.
"Eh!, gapapa aku sendiri aja lagian kan masih banyak kendaraan umum". Ucap Amara.
"Tapi bener lo gapapa pulang sendiri?". Ucap Azell yang di angguki Maura.
"Gapapa, kalian tenang aja, aku kan udah biasa." Ucap Amara.
"Okee kalo gitu kita duluan ya Mara. Bay bay. Hati Hati oke". Ucap Azell melambaikan tanganya ke arah Amara dan berjalan menggandeng tangan Maura.
"Iyaa, dahh, hati hati ya". Ucap Amara balik melambaikan tangannya yang di balas anggukan keduanya.
Amara pun berjalan sendirian menuju gerbang sekolah. Keadaan sekolah cukup sepi. Mungkin sudah pada pulang kerumah.
Saat Amara sampai di parkiran sekolah. Amara tidak sengaja melihat kakaknya, siapa lagi kalau bukan Arvita. Terlihat Arvita sedang mengobrol dengan papahnya dan tertawa ringan. Dan setelah itu Arvita masuk mobil ayahnya dan keluar dari area sekolah.
Amara hanya tersenyum miris melihatnya. Andai papahnya tau, Amara juga ingin seperti kakaknya diantar dan di jemput ketika sekolah. Tapi itu mungkin hanya mimpi khayalan Amara.
Amara tidak seberuntung itu. Walau keluarganya terpandang kaya. Tapi Amara tidak pernah merasakan kekayaan itu. Hanya kakaknya yang menjadi prioritas dikeluarganya tidak dengan dirinya.
Amara berjalan dengan melamun sehingga tidak tersadar bahwa dirinya telah sampai di halte buss depan sekolahnya. Amara duduk dibangku halte buss itu dan menunggu angkutan umum datang.
Tak terasa langit semakin gelap. Dan rintik rintik hujan mulai menbasahi bumi. Dan berubah menjadi hujan deras dengan angin yang sangat kencang.
Ketika sedang asyik memandang hujan. Tak sengaja mata indahnya itu melihat sebuah lampu motor, dan tak lama kemudian motor itu datang bersama dengan pemiliknya, berhenti tepat dihalte buss yang Amara duduki sekarangn
Pemilik motor itupun turun dan membuka helm full face nya. Dan seketika mata Amara membulat sempurna, tubuh Amara menegang, dan rasanya tenggorakan Amara sekarang kering.
Pemilik motor itu adalah Arvyano si moss wanted disekolahnya. Rasanya ritme jantung Amara tidak normal sekarang.
Setelah selesai membenahi helmnya. Arvyano pun mengacak ngacak rambutnya yang sedikit basah karna hujan. Dan setelah itu matanya tertuju menatap cewek sendirian yang ada di halte itu.
Ketika sadar Arvyano menatapnya balik. Mata Amara mengerjap dan langsung mengalihkan pandanganya ke arah lain.
Hingga tak sadar Arvyano sudah sampai di depanya. "Geseran". Ucap Arvyano.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
Teen Fiction"Aku lelah bertahan, namun dunia menyuruhku untuk tetap menetap. Menetap tanpa ada rasa bahagia. Sekaligus rasa cinta". Amara Diandra Adiwijaya. Gadis yang selalu diberi julukan gadis cupu disekolahnya. Ya Amara mengakui penampilanya itu layak dibe...