☆HAPPY ENJOY READING☆
Ketiga cowok memasuki perkarangan sekolah. Lebih tepatnya sedang memarkirkan motornya masing masing.
Melepas helm dan membenarkan tatanan rambut yang membuat kaum hawa menjerit tertahan.
Siapa yg tidak kenal dengan Arvyano dan kedua sahabatnya. Most wanted sekaligus si kapten basket disekolahnya.
"Wah ternyata vans gue banyak juga ya". ucap Keenan dengan PD nya menatap siswi siswi yang menjerit dan memandangnya dengan binar.
"GR banget lo kutu ayam, yang ada tuh mereka fokus ke Arvyano bukan ke lo dodol". ucap Radit sekaligus menonyor kepala Keenan.
"Anjir, otak gue lama lama geser kalo lo nonyorin kepala gue mulu bego. Bilang aja lo iri sama gue kan". sinis Keenan sambil mengelus kepalanya yang di tonyor Radit.
"Dih, gue? iri? sama lo? males banget". ucap Radit sambil memutar bola matanya malas.
"Eh dit, tadi lo bilang apaan dah? Kutu ayam? sejak kapan ayam ada kutu?. Tanya Keenan.
"Sejak lo bertelur dan lahirin anak ayam". sinis Radit.
"Anj-" ucap Keenan tertahan ketika Arvyano dan Radit berjalan mendahuluinya.
"WOYY anjir kagak usah di tinggal juga kali, temen bangsat emng". gerutu Keenan.
Melihat temanya yang teriak. Radit menengok kebelakang sembari tersenyum mengejek dan menunjukan jari tengahnya.
"RADIT MATI AJA LO SANA IKHLAS GUE". Teriak Keenan. Dan setelah itu berlari menyusul dua temanya yang laknat tadi.
🌟🌟🌟
Disini Amara berada. Berjalan disepanjang kooridor yang sepi. Karena jam pelajaran sedang berlangsung.
Amara disuruh Bu Lia guru Bahasa Indonesianya untuk mengambil buku di perpustakaan.
Awalnya Bu Lia sudah menyuruh Amara untuk mengajak temannya. Tapi Amara menolak. Karena Amara lebih suka sendiri.
Tapi tidak bisa dipungkiri buku cetak Bahasa Indonesia cukup berat. Yang membuat Amara harus berjalan sekaligus menjaga keseimbanganya.
Ketika Amara melihat kekanan. Tiba tiba-
BRUKK
Amara menabrak seseorang didepanya yang membuat buku yang dibawanya terjatuh berserakan dilantai.
"Ma- maaf aku ga sengaja". ucap Amara gugup tanpa melihat lawan bicaranya.
"Gapapa salah gue juga yang jalan sambil ngobrol". ucap seseorang yang ditabrak Amara tadi.
Amara mendongakkan kepalanya sedikit. Dan menatap siapa yang telah dia tabrak tadi.
Ternyata Kakak kelasnya. Yang tidak lain adalah Radit sahabat Arvyano.
Amara kaget dan terdiam beberapa saat. Bukan, bukan karena Radit. Melainkan orang disamping kiri Radit dengan tatapan dingin dan lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
Teenfikce"Aku lelah bertahan, namun dunia menyuruhku untuk tetap menetap. Menetap tanpa ada rasa bahagia. Sekaligus rasa cinta". Amara Diandra Adiwijaya. Gadis yang selalu diberi julukan gadis cupu disekolahnya. Ya Amara mengakui penampilanya itu layak dibe...