Pagi hari bel berbunyi, membuat para murid yang masih diluar kelas bergegas masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Kini, Hitorima High School tepatnya kelas XI IPA-3 kedatangan murid baru yang merupakan seorang gadis berumur 16 tahun.
Pada tahun ini XI IPA-3 merupakan salah satu kelas dengan siswa-siswi yang aktif, bukan aktif dalam kejelekan tetapi kebanyakan dari mereka aktif dalam bidang keahlian mereka sendiri.
Sampai-sampai, ada yang mengatakan bahwa XI IPA-3 angkatan tahun ini kebanyakan berjumlah kan para seleb sekolah, terkhusus untuk Darwin, Gilang, Tasya, Leo dan Sera yang merupakan murid dengan ajakan paling banyak dari para anggota osis tahun lalu untuk gabung ke dalam organisasi mereka, namun mereka semua menolak dengan alasan "Maaf ya, dari awal gue gak ada niatan buat masuk osis."
"Pagi semua.." Ucap Bu Santi guru mata pelajaran matematika sekaligus wali kelas XI IPA-3 kepada para murid.
"Pagi Bu.." Ucap para murid.
"Kalian sudah dengar kabar kalau sekolah kita akan kedatangan murid baru kan? Nah, murid baru itu akan duduk di kelas kita." Ucap Bu Santi.
"Temen lo kan Sya?" Bisik Darwin siswa mood booster di kelas tersebut.
Muhammad Darwin Fathurahman, siswa kelas XI IPA-3 dengan wajah lokal mix korea, membuatnya dinobatkan sebagai penggemar rahasia nya para adik kelas. Banyak yang bilang, bahwa orang tua nya blasteran Korea, padahal nyatanya ia 100% lahir dari orang tua ber Pribumi Indonesia, tepatnya Bandung dan Jakarta.
"Iya, cewek." Ucap Tasya siswi sekaligus anak dari kepala sekolah disana.
Tasya Putri Denan, putri sulung dari kepala sekolah di sana ini merupakan siswi berkarakter feminim, ia tidak pernah mengaku-ngaku sebagai anak kepala sekolah disana. Bahkan saat ada kakak kelas yang melabrak nya hanya karena seorang cowok, ia tetap menghadapi nya sendiri tanpa bantuan orang tua nya itu.
"Gue tadi sempet liat, muka nya beuh.." Ucap Gilang yang sempat melihat Viola saat masuk gerbang sekolah.
Gilang Wilaxma, salah satu anak basket di kelas XI IPA-3. Berkeyakinan berbeda dari temannya, tidak membuat ia berhenti untuk tetap bergaul. Banyak adik kelas yang menyatakan perasaan mereka kepadanya dengan berbagai cara, namun ia selalu menjawab "Kamu masih kelas sepuluh, mending fokus belajar. Cukup selalu kasih support kakak aja." Kalau kata Darwin sih, "LO MAH GAK BERSYUKUR BANGET, Dikasih rezeki banyak DIHAMBUR-HAMBURIN!".
"Kalau begitu silahkan masuk." Ucap Bu Santi.
Viola dengan rambut di ikat ditambah oleh pita, memasuki ruang kelas XI IPA-3.
"MasyaAllah, geulis pisan.." Ucap Darwin dengan lantangnya membuat semua orang tertawa.
"Darwin liat yang cantik inget Tuhan ya." Ucap Bu Santi meledek membuat suasana yang Viola pikirkan akan terasa canggung namun malah sebaliknya.
"Tapi emang bener Bu, So pretty." Ucap Leo ketua kelas XI-3 IPA.
Leo Zeven, ketua kelas XI IPA-3. Tidak seperti ketua kelas seperti biasanya, Leo merupakan ketua kelas yang selalu memperhatikan teman-temannya. Tidak suka mengadu dan selalu menjadi teman sekongkol Darwin dalam hal 'membujuk guru untuk mengganti jadwal ulangan harian'.
"Sama yang cantik aja mata lu pada melotot, coba kalo hari-hari biasa kayak orang sekarat." Ucap Sera bendahara kelas XI IPA-3.
Sera Grenada, bendahara I kelas XI IPA-3 ini sering sekali disebut preman berkedok murid oleh teman-teman sekelasnya. Bukan karena ia galak, melainkan saat ia menagih uang kas dan mendapati teman kelasnya yang berjuta alasan untuk membayar uang kas, maka ia akan mengamuk bak seorang ibu rumah tangga yang kehilangan taperwere nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind In Hitorima
General FictionHidup di dalam banyaknya tanda tanya apakah menyenangkan? Orang tua yang merupakan manusia sedarah bahkan seperti orang asing yang hanya hidup bersama. Viol panggilannya, gadis remaja yang merupakan murid baru HHS atau lebih tepatnya Hitorima High...