Bagian 4

17 2 0
                                    

Berdiam diri tanpa mengetahui tentang semuanya seperti halnya orang gila yang berada di tengah-tengah kerumunan orang waras.–Viol

Di sebuah rumah berlantaikan dua tingkat, terdapat beberapa orang remaja disana dengan perasaan masing-masing.

"Dia kemana?" Tanya seorang cowok remaja.

"Akting. Katanya supaya ngulur waktu lebih lama." Ucap seorang cowok yang merupakan adiknya.

"Ya ampun.. Lagi gak sadar juga mukanya cantik banget." Ucap seorang gadis.

Kini, Viola berada di sebuah rumah tersebut dengan keadaan tidak sadarkan diri karena obat bius yang tidak sengaja ia hisap dari saputangan seseorang.

"Emh.." Lirih Viola yang mulai sadar.

"Eh, eh! Dia bangun!" Ucap gadis tersebut dengan semangat.

Viola membuka matanya. Beberapa detik ia terdiam.

"Siapa kalian?!" Ucap Viola tiba-tiba beranjak bangun dari tempat tidur yang ntah itu kamar siapa.

Cowok remaja yang membawa Viola ke rumah tersebut menatap Viola dengan tatapan dalam.

"Kamu baik-baik aja." Ucapnya dalam hati.

"Kalian nyulik gue?!" Ucap Viola.

"Jangan sembarangan kalau ngomong, kita ini bukan orang jahat kok." Ucap gadis tersebut.

"Gue gak percaya! Tasya?! Tasya dimana? Lo pada bawa sepupu gue kemana?!" Ucap Viola panik.

Cowok yang tadi menatap Viola dengan dalam, mengangkat sebelah alisnya saat mendengar kata sepupu dari mulut Viola.

"Dia sekarang pasti lagi seneng, tenang aja dia gak bakal kenapa-napa." Ucap gadis tersebut.

"Bang, kenalin diri kita aja deh. Ribet kayak gini." Ucap salah cowok tersebut.

"Gue Zio," Cowok itu mendekat kepada Viola, "Pahlawan kamu hari ini." Bisiknya dengan lembut.

"Pahlawan..? Zi..o?" Viola seketika merasakan sakit di kepalanya. Ia memegang keras kepalanya.

"Awh.."

"Fion, tolong ambilin air putih." Ucap Zio kepada adiknya.

"Oke."

Viola melihat gambaran kedua anak kecil dimana salah satu dari mereka berusaha menenangkan anak kecil satunya yang sedang menangis.

"Apa dia inget Kak?" Ucap Fifi kepada Zio.

Zio menggeleng, ia mengambil segelas air putih yang dibawa oleh Fion.

"Nih," Ucap Zio kepada Viola.

Viola melihatnya, ia menangkis gelas yang berisikan air putih itu hingga gelas tersebut jatuh membasahi celana Zio.

"Lo pada siapa sih?! Gue gak kenal kalian. Tolong, gue mau pulang!" Ucap Viola dengan mata berkaca-kaca, ia berpikir ibunya akan sangat marah jika ibunya tahu kalau ia diculik.

Behind In HitorimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang