Bagian 6

1 2 0
                                    

Aku disini. Memasuki lingkungan berbahaya hanya untuk membantu orang yang tidak aku kenal.—Rayhan

Viola dan Rayhan belum keluar dari ruangan sempit itu. Setelah orang-orang tadi pergi, keduanya diam saling menatap satu sama lain.

Viola menatap Rayhan dengan tidak suka. Ia memilih mengambil smartphone nya dan menghubungi kontak seseorang.

"Hapus rekaman CCTV yang ada di lab kimia gedung ujung, beberapa menit yang lalu." Viola langsung mematikan smartphone nya tanpa menunggu jawaban dari penjaga yang ia hubungi barusan.

"Lo siapa?" Tanya Viola, nadanya begitu dingin dibanding Rayhan.

"Rayhan," Ucapnya sambil mengangkat sebelah lengannya, berniat untuk berjabat tangan dengan Viola.

"Bodoh." Viola menepis lengan Rayhan. Membuat Rayhan bingung.

"O-oh.. Gue ngerti." Ucap Rayhan setelah beberapa detik diam.

"Gue belum bisa kasih tau siapa gue." Ucap Rayhan. "Karena gue harus bantu ngeberesin diri lo dulu." Ucapnya lagi dalam hati.

Viola tidak meresponnya. Ia memilih keluar dari ruangan sempit itu. Hal tersebut diikuti oleh Rayhan

"Lo.. Ini lo Viola kan?" Tanya Rayhan. Yaampun, saat ini dirinya terlihat begitu sangat bodoh.

"Lo tau mereka tadi siapa?" Viola benar-benar tidak mempedulikan pertanyaan Rayhan. Ia malah memikirkan orang-orang tadi.

"Mereka orang jahat. Lo harus hati-hati kalo ketemu sama orang yang suaranya kayak mereka. Soalnya lo gak tau muka mereka tadi." Ucap Rayhan.

"Oke." Jawab Viola.

"Oh iya. Lo jangan mainin perasaan Tasya. Gue tau, lo mau manfaatin dia." Ucap Viola, begitu to the point.

"Sorry." Ucap Rayhan.

"Gue gak butuh maaf lo." Ucap Viola. Ia kembali duduk seperti tadi. Begitu pula Rayhan.

"Lo kenal sama yang namanya Nan–" Belum sempat Rayhan selesai bicara, Viola tiba-tiba tidak sadarkan diri.

"Viola! Astaga, Vi!" Rayhan terkejut melihat Viola tiba-tiba pingsan di hadapannya. Ia langsung berdiri, mendekatkan dirinya kepada Viola.

"Viol? Viol bangun!" Rayhan menepuk-nepuk pipi Viola dengan lembut. Berusaha menyadarkan gadis itu.

Namun Viola tidak kunjung sadar. Hal tersebut membuat Rayhan mau tak mau menggendong Viola untuk membawanya ke UKS.

Ya, menggendong Viola ke UKS sama saja seperti ia diet hari ini. Bayangkan saja, ia menggendong Viola ke UKS yang berada di gedung dekat lapangan, sedangkan kini mereka berada di gedung yang letaknya lumayan memakan energi untuk menuju lapang.

"Cuman gendong lo, gapapa. Ini pilihan gue buat masuk ke masalah hidup lo." Ucap Rayhan, mulai menggendong Viola.

***

Semua orang berbondong-bondong mengikuti Rayhan dari belakang. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang terbesit dalam kepala mereka.

Ada apa ini? Bagaimana bisa Viola digendong oleh Rayhan dengan keadaan tidak sadarkan diri? Apa yang mereka lakukan? Semua jawaban hanya ada pada Rayhan dan Viola.

"Minggir bangs*t!" Semua orang terkejut.

Rayhan, seorang ketua osis, yang seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak lain mengumpat kepada orang lain.

Behind In HitorimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang