Bagian 2

28 3 0
                                    

Pagi hari dengan penampakan rumah yang sederhana, Viola menyiapkan rotinya dengan selai cokelat yang akan ia makan.

"Untung aja kemarin ada sedikit kecelakaan, jadinya gue gak jadi dianterin sama Gilang." Ucap Viola dengan dirinya sendiri.

"Tapi, Kecelakan kemarin sore.. Apa iya cuman musibah aja?" Ucap Viola yang penasaran dengan kejadian kemarin sore yang menghasilkan korban tiga orang dengan keadaan yang tidak terlalu parah.

"Kayaknya gue harus lebih hati-hati deh. Kemarin juga, cowok yang namanya Rayhan itu tiba-tiba aja ngajak gue ke halaman belakang, tatapannya juga kayak orang yang kenal sama gue lagi."

"Oke, lo harus hati-hati Viol. Jangan sampai ceroboh." Ucapnya lalu mulai memakan sarapan paginya itu.

***

"Hari seleb sekolah akhirnya tiba, HAHA." Ucap Darwin dengan semangat membuka kedua tangannya dengan lebar dengan kepala melihat keatas.

"Oppa Korea nih beraksi." Ucap Leo meledek Darwin.

"DAFA HYUNG HWAITING!" Ucap Gilang meniru para adik kelas yang berani berucap seperti itu.

"Dafa gak tuh?" Ucap Leo membuat Sera yang sedang menagih uang kas kepada temannya yang lain tertawa mendengarnya.

"Lo pada kalo iri bilang, gak perlu kayak gini." Ucap Darwin dengan tampangnya yang sombong.

"Lagian emang udah takdir gue kali jadi seleb sekolah jalur visual." Ucap Darwin dengan percaya diri nya.

"Tapi katanya jam olahraga kita digabung sama anak IPA 1." Ucap Sera yang menghampiri mereka bertiga setelah selesai menagih uang kas.

"Jam olahraga kita habis jam istirahat berarti?" Ucap Leo yang diberi anggukan oleh Sera.

"Gagal deh gue tebar pesona sama cewek-cewek." Ucap Darwin.

"Lo cari perkara aja sama Pak Ben, pasti anak lain bakal pada keluar meski lagi pada belajar." Ucap Gilang.

"Gak deh, angkat tangan gue kalo urusan cari ribut di sekolah." Ucap Darwin yang memang dari dulu tidak pernah mempunyai masalah dengan sekolah.

"Eh tapi kalo digabungin ada bagusnya juga. IPA 1 ada si Ray-"

"CEPETAN!" Ucapan itu mampu membuat Darwin berhenti bicara dan matanya dengan reflek melihat ke arah pintu kelasnya yang terbuka.

"Ada apa tuh?" Ucap Darwin.

"Di kelas sebelah, suaranya kayak suara si Yora." Ucap Sera.

Beberapa murid langsung keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi di depan kelas IPA 1.

"Lo gak liat ke depan Win?" Ucap Gilang.

"Nggak deh-"

"Le! Si Viola tuh sama si Yora." Ucap seseorang kepada Leo yang hanya memperlihatkan kepalanya di pintu kelas dan kembali menonton apa yang terjadi.

"SI VIOLA!" Ucap Darwin histeris.

"Ayo cepetan kita keluar!" Ucap Leo bergegas keluar di ikuti oleh Darwin dan Gilang, berbeda dengan Sera yang tidak minat dan memilih untuk mendengar apa yang terjadi dari orang lain.

Behind In HitorimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang