Setelah acara nge date itu, nama mereka makin disebut sebut sama anak anak 1 sekolah. Apalagi praktek itu sebentar lagi. Makin banyak orang yang ngomongin mereka. Banyak juga yang kalau nyapa Rani dengan "kak Rani yah, yang deket sama kak Raka".
Kelas
Rani dan Raka pun sudah prepare buat praktek ini. Menurut desas desus sih katanya pernikahan kelas ini paling ditunggu karena katanya paling niat.
"Gue lupa" kata Vina.
"Apaan" kata Linda.
"Cincin" kata Vina.
"Gampang lah pinjem punya orang aja" kata Linda.
"Ngapain pinjem. Besok gue beli" kata Raka yang tiba tiba dateng.
"Yakin lo? Mahal bego" kata Vina.
"Udah lah santai aja" kata Raka.
Pulang sekolah
"Ran ikut yok" kata Raka.
"Kemana?."
"Udah ayo ikut aja" kata Raka dan narik tangan Rani dan langsung menggenggam tangannya. Selama di perjalanan ke tempat parkir mereka diliatin anak anak yang lain. Ada yang suka, julid dan lain lain pokoknya.
Toko perhiasan.
"Raka" kata seorang wanita tua dari dalam toko itu dan memeluk Raka.
"Waduh ini siapa Raka? Calon mu?" kata wanita itu.
"Bukan nek. Ini teman Raka yang bakal jadi pasangan Raka di praktek nanti. Namanya Rani" kata Raka.
Wanita tua itu adalah nenek Raka. "Aduh cantik gini, semoga beneran yah sayang. Saya neneknya Raka" kata nenek Raka dan memeluk Rani.
"Ah iyah nek, saya Rani" kata Rani setelah lepas dari pelukan nenek Raka.
"Ayo masuk" kata nenek Raka dan mengajak mereka masuk ke dalam toko.
"Mau liat barang yang itu?" tanya nenek Raka. Raka pun ngangguk. Nenek pun mengambil barang yang dimaksud.
Ternyata itu adalah sepasang cincin pernikahan. Sederhana tapi dipastikan harganya lumayan. Raka pun mulai ambil cincin itu dan liat dengan teliti. "Nenek selalu tau apa yang Raka suka hehe" kata Raka dan sedikit tertawa.
"Jadi ngambil? Spesial loh ini dari nenek" kata nenek.
"Jadi dong. Bentar aku pakein dulu ditangan Rani pas atau gak. Ran sini tangan kamu" kata Raka dan langsung ambil tangan Rani dan masangin cincin itu di jari nya.
Raka pun tersenyum lebar pas tau cincinnya pas di jari Rani. "Nenek aku ambil ini yah" kata Raka dan memberikan cincin itu lagi sama nenek.
Raka pun liat liat cincin lain dan tiba tiba dia nyuruh Rani milih salah satunya. "Yang ini bagus" kata Rani.
"Bener yang ini?" kata Raka meyakinkan. Rani pun ngangguk.
"Mba sama yang ini yah sekalian kasih ke nenek saya" kata Raka.
Setelah beberapa lama menunggu. Nenek Raka pun kembali dengan kantong berisi cincin itu. Raka langsung ngambil kotak cincin yang kecil di dalam kantung itu. Cincin yang tadi Rani pilih.
"Ini cincin tunangan kita. Nanti bakal diganti sama yang ini" kata Raka dan nunjuk kotak cincin pernikahan.
Nenek Raka cuman liatin aja cucu nya yang lagi masangin cincin. Gemes banget neneknya sama mereka. "Awas yah. Kalian harus bener bener jadi pengantin di masa depan. Awas kalau enggak" kata nenek Raka.
"Siap nek, Raka pulang dulu ya" kata Raka berpamitan.
Rani juga ikut berpamitan sambil masih malu malu. Raka bener bener bikin Rani jantungan. Apapun sikapnya gak pernah terduga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED [ON GOING]
Teen Fiction"Oke yang keluar nomor 23" kata vina. "Oke nomor 23 adalah raka. Tinggal ceweknya nihh" kata pak galih. 'Semoga jangan aku. Bisa bisa makin ambyar aja rasanya' ucap rani dalam hati "Nomor 26 pak" kata vina. "Lah itu mah cowok lagi. Coba sekali lag...