11. paginya rumah dinas kacau

4.7K 451 4
                                    

Musik sudah memenuhi suasana rumah dinas Raden pagi itu, baik Ajeng maupun Raden keduanya kini tengah libur dan bersantai dirumah. Planing Ajeng untuk hari ini adalah meminta bantuan Raden untuk menanam tanaman yang kemarin disuruh oleh ibu Danki dan Danyon.

"Mass ayok sarapaan"

Ajeng merapihkan meja makan minimalis dirumah dinas ini, matanya berpendar menatap dapur sederhana khas rumah dinas Raden. Terbiasa hidup mewah dengan alat dan teknologi canggih jelas membuat Ajeng awal awal kerepotan.

Apa lagi ini, Ajeng terbiasa memakai kompor listrik baik dirumah maupun di apartemen. Namun sekarang harus memakai kompor gas. Kerap kali merasa jantungnya berdetak lebih kencang ketika memutar knop kompor saat ada bunyi yang muncul.

Untung saja Ajeng bisa memasak, walaupun hanya yang umum - umum saja. Tidak spesifik seperti Mamanya, namun Ajeng harus mensyukuri itu. Apalagi Raden salah satu spesies yang tidak bisa jika tidak sarapan.

Raden mah, dimasaki telur dadar untuk sarapan saja senang.

Walaupun nanti bakalan request untuk makan siang.

"Deeekkkk ya Allah tolonggg"

Ajeng membelakkan matanya kaget mendengar teriakan Raden, dengan cepat Ajeng langsung berlari menuju kamar. Takut Raden tertimpa lemari atau apapun itu sehingga membuat cowok kekar tersebut berteriak.

Namun saat sampai di daun pintu kamar, betapa terkejutnya Ajeng melihat Raden berdiri diatas kasur tempat mereka tidur yang tadi sudah dibereskan oleh Ajeng.

"Mas! Kenapaa sihh? Itu kasur udah aku beresin yaa!" Kesal Ajeng melihat kasur kembali acak acakan

Raden tidak menjawab dengan suara, namun dengan tangan yang menunjuk kearah meja rias mereka berdua yang dimana terdapat kecoak.

Melihat serangga tersebut, tanpa ba-bi-bu lagi Ajeng ikut loncat ke atas kasur dengan histeris "MAS! KECOAAK!" teriaknya

"Yeee dodol! Mas jugak tau itu kecoaak!" Keki Raden yang kini lengan tangannya tengah dirangkul oleh Ajeng

"Usir mas!"

Raden melotot kearah Ajeng sedangkan Ajeng masih menatap takut serangga yang jika terbang akan menakutkan.

"Masss!"

Ajeng menyadari Raden hanya diam saja, kemudian baru sadar bahwa dari tadi Raden memperhatikan dirinya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Mas..." Panggilnya Pelan

"Jangan bilang mas juga takut?" Cicit Ajeng memberanikan dirinya bertanya

Raden menghela nafasnya panjang, yaa mau gimana lagi. Dirinya juga manusia biasa. Bisa merasa takut.

Melihat wajah Raden yang pasrah, Ajeng mengigit bibirnya "Terus ini gimana mas?" tanyanya takut takut

"Aku kira kamu berani makanya manggil kamu dek"

Ajeng menggelengkan kepalanya pelan "Aku? Berani sama kecoak? Gila aja"

"Lah sama istrinya dandi kamu berani kok" goda Raden

"Yeee! Dia mah gak bisa terbang kek mahluk itu mas!" Keki Ajeng sembari menunjuk serangga tak berdosa yang masih diam

"MASSSSS KECOAKNYA TERBAAANGGG!" teriak Ajeng heboh kemudian lari keluar kamar hingga keluar rumah yang disusul oleh Raden

Jika Ajeng berlari sembari teriak, maka Raden pun sama. Keduanya sama sama tidak bisa dideskripsikan sekarang.

Keduanya kini diteras dengan nafas yang terengah engah, pagi pagi gini mereka sudah dibuat olahraga lagi marathon oleh kecoak asrama.

"Kok bisa ada kecoak sih mas?" Tanya Ajeng tidak habis fikir. Setahu Ajeng, dirinya selalu menjaga kebersihan rumah dinas ini karena tahu diri bahwa Ajeng takut dengan serangga tersebut.

[KCT.6] Perfect Couple (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang