3.pengajuan is beban Ajeng

6.3K 568 16
                                    

Waktu menunjukan pukul 05.30 waktu setempat. Harusnya jika ini jam normal Raden sudah ada di teras barak duduk sembari menyemir sepatu PDLnya.

Iya, Seharusnya.

Tapi karena hari ini adalah jadwal dari pengajuannya maka disinilah Raden berada, didepan apartemen bergengsi mungkin? Sepertinya iya dilihat dari interior loby serta lift yang tadi Raden naiki.

Raden kembali mengecek ponselnya, sebetulnya Raden janjian dengan Ajeng pukul 05.45 yang berarti masih 15 menit lagi dari sekarang namun entah apa yang merasuki Raden sehingga memutuskan untuk datang lebih awal.

Apakah Raden ragu ragu dalam masuk?

Jelas!

Sudah dapat Raden pastikan bahwa saat ia bertemu Ajeng maka Ajeng akan mengamuk histeris. Ahh apa Ajeng tengah bersiap? Mengingat 15 menit la---

Ceklek

Pintu apartemen Ajeng tiba tiba terbuka, menampilkan salah satu wajah dari ketiga teman Ajeng yang Raden tidak kunjung hapal mana yang Wulan mana yang Rantri dan mana yang Cinta. Ohh ayolah mereka berempat terkesan mirip jika hanya dilihat sesekali.

"Eh lo udah disini bang? Duh masuk masuk"

Raden mengangguk kemudian masuk kedalam apartemen Ajeng setelah Wulan-yang sudah Raden ingat namanya- mempersilahkan dirinya masuk.

"Kalian, disini?" Tanya Raden sembari jalan menghampiri sofa ditengah ruangan itu

"Iyaa bang, biasalah si cupu mental yupi itu gugup katanya buat hari ini" komentar Wulan sembari merapihkan sampah sampah snack jajanan mereka berempat tadi malam

"Kalian nginep berarti?"

Wulan mengangguk, kemudian stelah dirasa semua sampah ada di genggamannya Wulan berjalan ke arah dapur untuk membuang sampah.

"Laaannn lu gak jadi be---"

Pekikan Rantri terhenti saat ia keluar dari kamar melihat Raden duduk di sofa. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang kini terbuka lebar efek dari kaget. Tanpa berfikir panjang Rantri langsung lari ke dapur menyusul Wulan.

Raden yang melihat hal tersebut menggelengkan kepalanya geli sembari terkekeh, semenjak ketiga kawan Ajeng mengetahui bahwa dirinya adalah tentara mereka jadi sedikit lebih segan kepadanya.

Segan, atau takut ya?

Entahlah, tapi karena Raden orang yang positif maka Raden menganggapnya segan.

"Ajeng gak bisa bangun bang, barusan gue bangunin katanya maless takut gitu" ujar Cinta saat keluar dari kamar

Melihat satu satunya yang normal dari keempat serangkai itu Raden menganggukan kepalanya "Takut kenapa?" Tanyanya bingung

Apa yang ditakutkan coba? Kemarin Raden sempat mengetes Ajeng terkait nrp, biodata dirinya serta mars persit dan Raden rasa itu normal normal saja. Apa yang Ajeng takuti?

"Gak mauuuuuuuu, gue gak mau banguuunnn takutt nanti kalo komandannya Raden makan gue gimanaaa tentara mukanya galak galaaaak"

Cinta meringis mendengar pekikan Ajeng dari dalam kamar yang baru saja dibangunkan oleh Tantri, menatap Raden tidak enak karena memiliki sahabat yang otaknya setera dengan harga kulit ayam 1 ons.

✨✨✨

"kalian sudah berapa lama berpacaran? Lama sekali sepertinya yaa"

Raden dan Ajeng kini berada dirumah komandan batalyonnya Raden. Ditanya ini itu dan diberi wejangan ala ala untuk calon pengantin baru. Semuanya bisa mereka lewati dan semua pertanyaan tejawab sempurna namun untuk pertanyaan kali ini, mereka berdua saling bertatap kemudian tersenyum dan menatap komandan batalyon tersebut dengan senyum mantap

[KCT.6] Perfect Couple (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang