4. Kebiasaan Sulit Untuk Dihilangkan

289 71 5
                                    

Harunia menaruh tas sekolahnya di atas meja. Hari ini dia datang ke sekolah lebih pagi dari yang lain. Selain untuk memastikan bahwa dia benar-benar kembali ke masa lalu, Harunia memang sering berangkat pagi ke sekolah.

Bukan karena dia rajin, namun ada cemilan kantin yang selalu Harunia beli untuk sarapan. Sudah lama Harunia tidak membelinya. Dia sedikit rindu dan ingin mencicipinya lagi. Mungkin di dunia ini, hanya dia yang kembali ke masa lalu untuk menikmati cemilan lagi.

Harunia mengambil dompetnya dan berniat untuk pergi ke kantin sekolah. Langkahnya terhenti dengan kedatangan Raka. Lelaki itu berdiri terdiam di depan pintu, tatapan mereka saling bertemu. Harunia terpaku untuk sementara waktu. Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang.

"... Kamu datang lebih pagi." kata Raka basa-basi. Memecah kesunyian di antara keduanya. Raka berjalan menuju kursinya. Dia duduk kemudian mengeluarkan buku pelajaran hari ini.

"Iya." balas Harunia canggung. Kemudian, dia berjalan dengan cepat untuk meninggalkan Raka sendiri di dalam kelas.

Sepeninggal Harunia, Raka mengeluarkan buku catatannya. Mulai menulis seperti yang sering dia lakukan. Bibirnya perlahan membentuk senyum kemudian hilang tanpa jejak bersama gerakan tangannya yang berhenti.

Harunia menggenggam dompetnya erat. Lupakan Harunia! Itu hanya obrolan sopan pada teman sekelas! Benar! Hanya karena teman sekelas! Raka sama sekali tidak tertarik padanya. Harunia menyemangati dirinya sendiri. Menghapus curiga jika Raka memperhatikannya.

Kantin di pagi hari tidak terlalu sepi. Ada banyak murid lain yang memilih sarapan di sekolah dari pada di rumah. Harunia segera pergi ke Bibi kantin yang menjual roti lapis sosis kesukaannya. "Bi, saya beli roti lapis sosisnya tiga dan roti lapis telurnya dua!" seru Harunia gembira.

Bibi kantin segera mengambil roti lapis pesanan Harunia dan memasukannya ke dalam plastik. Harunia memberikan uang pada Bibi kantin dan berbalik pergi untuk kembali ke kelas.

Tubuh Harunia langsung menjadi kaku begitu dia sadar apa yang telah dia lakukan. Dia melihat roti lapis telur yang dipesannya tanpa sadar. Harunia alergi telur jadi dia tidak pernah memakan roti lapis telur, namun Harunia selalu membelinya dulu.

Semata-mata karena Raka menyukainya. Lelaki itu selalu melupakan sarapan. Jadi sebagai gadis yang sedang jatuh cinta, Harunia yang bertugas memberi Raka sarapan untuk dimakan. Selain membeli roti lapis sosis untuknya, selalu ada roti lapis telur untuk Raka. Rutinitas itu tidak pernah dia lewatkan sehari pun selama bersama Raka.

Sekarang Harunia menyesalinya. Kebiasaan yang sering dia lakukan di masa lalu ternyata masih melekat tanpa dia sadari. Harunia menghela napas. Syukurlah, dia sadar sebelum memberikannya pada Raka.

Di koridor menuju kelas, Harunia berpapasan dengan Jenny. Gadis itu memegang ponselnya sambil berjalan. "Jenny!" Harunia memanggil Jenny dan menghampirinya. Dia tersenyum seramah mungkin.

Jenny berhenti menatap ponsel, matanya tertuju pada Harunia yang mendekat. "Ada apa?"

Harunia mengeluarkan dua roti lapis telur dari plastik kemudian memberikannya pada Jenny. "Sarapan untukmu." katanya dengan tangan terulur.

Jenny menatap roti lapis telur lalu pada Harunia secara bergantian. Tidak terduga saingan masa lalunya akan begitu perhatian pada sarapannya. "Terima kasih tapi aku sudah makan." tolaknya.

Harunia sedikit kecewa. Kemudian dia mendapatkan sebuah pencerahan di pagi hari dengan otaknya yang jarang dipakai. "Lalu, berikan ini pada Raka! Dia pasti senang jika kamu memberikannya."

Alis Jenny naik satu. "Bagaimana kamu yakin kalau dia akan menyukainya?" tanyanya curiga.

Harunia melirik kanan-kiri sebelum berbisik di telinga Jenny. "Aku mendengar Raka mengatakannya sendiri. Kamu tahu 'kan kalau kemarin dia masuk UKS. Aku mendengarnya saat itu." jelas Harunia semeyakinkan mungkin.

Relationshit! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang