6. Hujan Pembawa Berkah

255 66 12
                                    

Harunia menatap langit yang sedang menangis dengan deras. Rumahnya tidak jauh dari sekolah, tapi dengan hujan sederas ini, dia tetap akan basah kuyup. Ada beberapa siswa yang juga terjebak hujan seperti dirinya. Harunia menghela napas. Seharusnya dia pulang lebih cepat jika saja tidak tertidur saat pelajaran dan berakhir dihukum untuk membersihkan toilet.

Harunia mengulurkan tangannya ke arah langit, air hujan jatuh membasahi tangannya. "Sepertinya akan lama." gumamnya.

Sebuah payung tergantung di lengannya begitu saja. Harunia melirik ke samping hanya untuk melihat Raka yang sudah basah dari atas dan bawah. Rambutnya meneteskan air. Seragamnya sudah menempel erat dengan tubuh. Pasti tidak nyaman memakainya. Raka tersenyum, dia menatap Harunia yang terdiam. "Pakailah payung itu." serunya.

Harunia mengambil payung yang Raka berikan padanya, mengembalikan ke tangan Raka. "Tidak perlu. Rumahku tidak jauh dari sini." tolak Harunia.

"Aku tidak memakainya. Kamu bisa memberikannya ke yang lain jika tidak mau." Raka menyerahkan payung itu lagi, kemudian berlari menjauh sebelum Harunia menolak untuk kedua kalinya.

Punggung Raka semakin tidak terlihat. Hujan menutupi kepergiannya dengan sangat baik. Harunia mengepalkan tangannya, membuka payung itu dan berlari untuk mengejar Raka. Dia benar-benar tidak ingin berhubungan lagi dengan Raka, tapi Harunia juga tidak mau hatinya dibuat goyah terus seperti ini. Dia harus menarik garis dengan Raka sekarang juga!

Harunia mengikuti jalan yang dikenalnya dengan sangat baik. Meskipun sulit untuk mengejar Raka di bawah hujan, setelah beberapa saat berlari, Harunia akhirnya menemukan sosok Raka lagi. Dia melihat Raka berlindung di bawah sebuah atap toko. Rumah Raka itu cukup jauh dari sekolah, dia pasti sudah pingsan jika memaksakan diri untuk berlari di bawah hujan. Harunia mengenalnya dengan baik.

Harunia mendekat, dia bisa melihat bahwa Raka terkejut melihatnya di sini. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu." kata Harunia serius.

Raka mengangguk, memberikan izin untuk Harunia bertanya.

"Mengapa kamu bersikap baik padaku?" tanyanya. Harunia menundukkan kepalanya. "Kita bahkan tidak dekat."

"Apa perlu alasan untuk melakukannya?" tanya Raka kembali.

"Tentu saja!" Harunia mengepalkan tangannya. "Perilakumu bisa membuatku salah paham!"

Raka menatap Harunia, dia mendekat padanya. Hujan kembali menerpanya. Harunia melangkah ke depan tanpa sadar, melindungi Raka di bawah payung yang sama dengannya. Jarak mereka terlalu dekat. Setelah kembali ke masa lalu, ini jarak terdekat yang mereka lakukan. Harunia dapat mencium aroma tubuh Raka dari jarak sedekat ini.

Raka tersenyum. "Aku tertarik padamu."

Napas Harunia tertahan. Hal yang sama terjadi lagi. Kalimat yang sama dengan ekspresi yang sama, Raka tidak berubah. Harunia tersenyum miris. "Menjauhlah dariku. Aku tidak ingin bersama dengan lelaki yang tidak mencintaiku." Harunia berbalik badan, namun tangannya ditahan begitu saja oleh Raka. "Lepaskan ta-!"

Harunia tidak menyelesaikan kalimatnya. Dia melihat Raka yang berdiri dengan penuh kejutan. Tangannya yang menggenggam tangan Harunia menjadi semakin kuat. Harunia meringis. Dia tidak pernah melihat Raka seperti ini, seberapa pun marah Raka, dia tidak pernah bersikap kasar terhadapnya.

"... Kamu mengingatnya?" tanya Raka dengan tidak percaya.

"Apa?!"

"Harunia, kamu mengingat masa lalu kita?"

Harunia terdiam. Raka juga mengingatnya?! Ingatan di masa lalu, apa dia juga memilikinya? Jika benar, maka semua keanehan pada Raka di kehidupan ini menjadi jelas. Lelaki kulkas itu mungkin ingin mengubah sifatnya karena itu dia berbuat banyak hal dan memberikan Harunia perhatian yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Relationshit! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang